YOUR LIE (7)

686 107 14
                                    

Happy reading

"Cantik".

Taeyong merasa bingung dan kaget atas apa yang Johnny katakan. "H-huh?"

Tanpa memutus pandangan Johnny melepaskan pelukannya dari Taeyong dan memposisikan lelaki manis itu dihadapannya. Tangan yang semula Ia gunakan untuk menopang bahu Taeyong, berpaling untuk menangkup wajah lelaki manis itu. Kedua tangannya yang besar, sempurna menutupi pipi dan juga rahang Taeyong. Terasa ibu jarinya mengusap lembut sekitar kantung matanya. Dia pamerkan senyum lembut yang sebelumnya Taeyong bilang terasa asing baginya.

Seketika Taeyong merasa ada perasaan aneh melingkupi hatinya. Hangat, terasa menggelitik dan menyenagkan. Terasa baru untuknya, tapi dia suka itu. Dia menikmati setiap sensasi menggelitik di perut dan tengkuknya saat lelaki dihadapannya ini terus menatapnya intens dan memberikan usapan-usapan lembut di wajahnya.

"Matamu sangat cantik, karena itu menangis tidaklah cocok untukmu".

Taeyong merasa wajahnya memanas. Pasti saat ini pipinya sudah memerah. Beruntunglah tangan Johnny masih sempurna menangkup wajahnya. Taeyong harap Johnny tidak menyadari rona yang muncul di wajahnya.

Taeyong ingin memaki lelaki dihadapannya ini saat dia kembali menunjukkan senyum lembutnya, tetapi akhirnya dia hanya diam menikmati pemandangan itu.

"Taeyong.... Wajahmu memerah"

'Sial' batin Taeyong. Dia segera memalingkan wajahnya dan menggeser posisinya beberapa centi dari Johnny. Terasa tangan besar yang semula ada di wajahnya kini berpindah ke kepalanya, mengusak lembut surai rambutnya.

Johnny terkekeh "Tidak apa-apa... barusan aku terlalu dekat ya?"

Taeyong malu. Dia bersikukuh menghindar saat Johnny memintanya untuk melihatnya lagi. Tapi hal itu justru membuat Johnny semakin menggodanya. Dia bilang Taeyong jadi semakin imut.

Setelah terus menerima penolakan, Johnny menyerah, akhirnya dia berinisiatif merangkul bahu Taeyong dan menariknya untuk merapat dengannya. Meskipun tetap memalingkan wajahnya, tapi dia tidak menolak saat Johnny melakukan itu.

"Dengarkan aku, lakukanlah apa yang menurutmu benar. Tapi sebelum itu, pastikan kau tidak akan menyesalinya. Kau tidak perlu khawatir akan bagaimana masa depanmu nantinya. Ada banyak jalan menuju kesuksesan. Percayalah. Kau bilang kau khawatir karena selama bertahun-tahun hanya memepersiapkan diri untuk menjadi seorang idol, benar begitu?"

Dalam keadaan menunduk di rangkulan Johnny, Taeyong mengaggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan dari lelaki itu.

"Kalau begitu kau hanya perlu memulai sesuatu yang baru kan? Karena kau masih muda dan punya banyak waktu"

Taeyong menghembuskan nafasnya kasar "Mudah bagimu untuk mengatakan itu, coba kau ada di posisiku. Belum lagi bagaimana aku akan megatakannya pada teman-temanku. Kami sudah berjanji untuk mewujudkan mimpi kami bersama-sama. Setiap hari mereka terus mengirimiku pesan penyemangat agar aku bisa segera sembuh. Mereka benar-benar percaya jika aku akan kembali dan semuanya akan baik-baik saja berjalan sesuai harapan mereka. Terutama Jaehyun.... Aku tidak sanggup membayangkan reaksi anak itu saat dia tahu mengenai keputusanku ini"

Taeyong hampir menangis lagi saat dia mulai membicarakan teman-temannya. Johnny tak bisa berbuat banyak selain menariknya kembali dalam dekapannya.

"Maaf .... Aku memang tak tahu apapun tentangmu dan juga perasaanmu". Johnny menghela nafas dalam, tangannya masih aktif memeberikan sentuhan-sentuhan lembut di kepala Taeyong. "Aku juga tahu, jika aku tak pantas untuk menasihatimu"

Johnny mencengkram bahu Taeyong, dan menuntun lelaki manis itu untuk kembali menatapnya. "Tapi aku datang sebagai seorang teman, walaupun aku tahu kau tidak menganggapku seperti itu"

Your Lie (JohnYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang