19 Juli 2016
Pukul 07.00
Burung gereja berbunyi nyaring, begitupun bel sekolah Charis High School Surabaya menandakan semua siswa maupun siswi diwajibkan untuk masuk ke kelas masing - masing. Sekolah ini sebenarnya terdiri dari banyak ruang. Mulai dari ruang untuk olahraga indoor, outdoor, ruang seni, ruang praktek baik untuk praktek kimia maupun biologi, ruang kesehatan, dan masih banyak ruang kelas 1 - 3 dan masing - masing ruang guru di setiap lantai yang dimiliki sekolah bergengsi international ini. Pak Drian, wali kelas 3 IPA serta mengajar Biologi ini masuk ke kelas 3-A untuk mulai pelajaran pertama di jam 07.30. Dari lorong kelas itu terdengar suara kaki berlari cepat dan memasuki kelas 3-A. Adhira dengan nafas terengah - engahnya berbicara santai kepada Pak Drian yang sudah mulai menulis kata - kata di papan tulis.
"Kamu lagi. Sampai kapan kamu bakal telat terus Adhira Ledias Sanjaya?. Kamu ga malu di lihat sama teman - teman sekelasmu?!. Untuk kali ini saya beri toleran, lain waktu kamu harus berdiri di depan kelas. Cepat duduk di tempat kamu. Saya tadi nulis sampai mana ya..." "Maaf pak." Adhira kemudian menuju tempat duduk di deretan ke tiga baris ke empat. Ia menoleh ke belakang melihat pacarnya yang daritadi menghela nafas melihat kelakuan dari Adhira yang selalu terlambat masuk kelas di jam pertama. "Maaf hehehe" Adhira berbicara kepada Daffin sambil berbisik dan Daffin pun tersenyum menandakan kalau ia senang sekaligus khawatir namun Adhira datang meskipun terlambat.
Pelajaran pertama selesai sampai jam 09.00. Adhira mengajak Lisa dan Mary ke kantin bareng sementara Daffin tiba - tiba pergi ke kelas 3-C. Adhira ingin menanyakan sesuatu tetapi Daffin sudah keburu pergi dengan muka datarnya menuju kelas 3-C. "Kenapa si Daffin,Ra? Dia emang ada teman di kelas 3-C ya?" Lisa bertanya ke Adhira dan melihat wajah Adhira penuh kekhawatiran. Masalahnya, di kelas 3-C yang ia tahu, Daffin tidak punya teman di kelas 3-C. "Udahlah. Daripada kamu bingung dan khawatir begitu, mending kita makan dulu yuk. Cari jajan dulu baru mikirin yang lain. Aku udah laper banget nih." Tanpa basa - basi lagi, Mary menggandeng mereka bertiga layaknya kartun Teletubies menuju kantin di lantai 1.
Daffin tiba di kelas 3-C dan melihat perempuan dengan seragam dan rok mininya menjumpai Daffin. "Daffin! Kamu datang ke kelasku. Senangnyaa~" Perempuan memeluk Daffin secara tiba - tiba dan siswa - siswi di kelas 3-C mulai berbicara bisik - bisik ke teman yang disebelahnya. Daffin melepas pelukan perempuan itu dengan kasar dan berbicara kepada siswa - siswi yang di sekitar dia kalau dia dengan perempuan itu tidak ada hubungan apa - apa. "Ikut aku." Daffin menarik tangan perempuan yang baru dikenal 2 minggu lalu itu dengan paksa menuju lantai paling atas.
"Maksud kamu tadi meluk aku di kelas apa hah? Kamu tahu kan kalau semua di sekolah ini udah mengenal aku pacaran dengan Adhira. Jangan pernah berhubungan lagi. Aku tidak mengenal kamu. Kamu ini.." Daffin berbicara dengan keras kepada perempuan itu. Dia kesal karena secara tiba - tiba perempuan ini ingin menjadi pacarnya. "Kenapa?! Aku pertama kali lihat kamu aku jatuh cinta sama kamu. Salah? Lagian aku lebih cantik daripada Adhira. Adhira ga ada apa - apanya." "Cukup! Jangan menjelekkan Adhira di depanku. Kamu akan tahu akibatnya kalau kamu menjelekkan Adhira, Vanny." Daffin pergi dengan meninggalkan Vanny di atas tanpa mikir panjang lagi. Lihat aja Daffin. Aku akan menaklukkan kamu secepatnya.
"Oh iya Adhira. Aku masih bingung lho kamu kok bisa naklukkin hatinya Daffin. Padahal kalau di lihat - lihat, si Daffin itu kan jahat. Dia dari kelas 1 aja ga punya teman dan semenjak dia pacaran sama kamu, dia jadi banyak temannya. Ya ga banyak sih, itu juga teman - teman yang dideketin dia teman - teman kita juga." "Aku juga ga tahu. Kamu tahu sendiri kan aku ini orang yang ceria. Kemana aja masuk. Jadi, lihat Daffin pertama kali itu aku juga takut. Aku coba deketin dia. Bukan bermaksud ingin jadi pacarnya waktu itu. Hanya pengen jadnya temannya aja. Tapi takdir berkata lain. Malah aku jadi sekarang jadian sama dia hahaha" Adhira menceritakan kejadian kenapa dia bisa berpacaran dengan Bad Devilnya Charis High School itu. Adhira kemudian mengingat masa dimana Daffin waktu itu menyatakan cintanya. Adhira juga kaget karena orang monster seperti Daffin bisa melow juga. Di jembatan dekat sekolah, Daffin menyatakan cintanya ke Adhira. Daffin mengatakan ke Adhira kalau dia satu - satunya perempuan yang bikin dia nyaman selain ibunya. Daffin melihat kalau Adhira itu beda dari perempuan lain karena Adhira memperlakukan Daffin layaknya anaknya sendiri. Adhira dimata Daffin itu perempuan dengan penuh perhatian, dewasa, bisa membimbing Daffin dan membuat Daffin selalu tersenyum. Maka dari itu, tepat pada tanggal 24 April 2018 jam 17.00 Daffin memberikan bunga kepada Adhira dan Adhira mengiyakan permintaan Daffin untuk menjadi pacarnya. Daffin kemudian memeluk dan mencium keningnya Adhira dengan lembut dan dengan hati yang berbunga - bunga. Adhira, si Good Angel telah menaklukkan hati Daffin si Bad Devil.
Adhira kembali ke kelas sendiri sementara Lisa dan Mary masih menikmati jajanan yang ada di kantin sekolah itu bersama teman - teman yang lainnya. Waktu Adhira mau menuju kelasnya di lantai 2, ia melihat Daffin berjalan cepat dan berpapasan dengan Adhira. Adhira menyapa Daffin tapi tidak ditanggapi oleh Daffin. Ia melihat wajah Daffin penuh kemarahan persis Daffin setahun yang lalu sebelum pacaran. Adhira melihat perempuan dibelakangnya mengikuti Daffin dengan wajah penuh kemarahan juga dan tiba - tiba melihat perempuan itu berhenti ketika melihat Adhira. "Kau. Jangan coba - coba mendekati Daffin lagi. Daffin akan menjadi milikku. Mengerti?" Adhira menatap bingung ke perempuan itu. Oh, jadi Daffin ke kelas 3-C ketemu sama perempuan gila itu. Daffin pernah menceritakan ke Adhira kalau ada perempuan gila dari kelas 3-C yang mendekati dia dan ingin menjadi pacarnya. Adhira mengerti karena Daffin begitu tampan sehingga banyak perempuan yang mendekati dia. Tapi karena Daffin sudah berpacaran dengan Adhira, harusnya siswi - siswi sudah berhenti mendekati Daffin dan mereka sekarang malah mendukung Adhira untuk terus bersama dengan Daffin. Namun, beda dengan perempuan yang baru dikenal Daffin ini. Ia malah ingin membuat gelar "Romeo dan Juliet" yang sudah lama di peroleh oleh Daffin dan Adhira hancur dan digantikan oleh perempuan itu.
Adhira mengikuti perempuan yang dikenal dengan nama Vanny itu menuju lorong ruang olahraga indoor. Adhira bersembunyi di balik pintu luar ruangan olahraga itu dan mendengar percakapan antara Vanny dan teman yang ada bersuara di handphone Vanny. "Bagaimana ini, Aku sudah bersusah payah untuk tampil secantik mungkin tapi aku ditolak sama si brengsek itu. Oh Diara, aku harus bagaimana lagi. Aku mulai gila. Aku harus secepatnya bisa menaklukan hati Daffin. Aku ga mau si cewek cupu itu lebih dekat dengan Daffin." Adhira kaget mendengar pembicaraan si rakun, julukan yang diberi oleh Lisa dan Mary dan ditunjukkan kepada Vanny itu. Kenapa ada perempuan semacam itu di sekolah. Ya ampun, segitunya ingin ngerebut hatinya Daffin. "Aku ada cara agar Daffin menjadi milikku. Aku ingin membuat dia jatuh cinta tanpa harus memiliki." Mendengar pembicaraan Vanny membuat tempat sampah di belakang Adhira jatuh dan Vanny kemudian langsung menghentikan pembicaraan dia dengan lawan bicaranya di handphone dan berlari menuju ke kelasnya begitupun Adhira yang langsung kembali ke kelas sebelum Vanny mengetahui keberadaan Adhira.
"Kamu darimana Adhira? Untung Pak Jan belum datang ke kelas kita. Muka kamu kenapa pucat gitu? Padahal tadi kamu udah makan" Lisa mulai khawatir akan apa yang menimpa sama teman yang ia udah kenal selama 10 tahun itu. Adhira menggelengkan kepalanya tanda ia baik - baik saja. Ia tidak mau kejadian yang ia dengar tadi ketahuan sama Lisa dan Mary. Ia tahu kalau Lisa dan Mary ini kalau ada apa - apa dengan Adhira, mereka akan langsung turun tangan melindungi Adhira dan mereka bisa saja masuk ke buku peringatan sekolah dan ini sudah yang ke empat kalinya mereka masuk ke daftar buku tersebut. Jadi Adhira tidak ingin kehilangan kedua temannya dan membuat mereka di skors selama 3 hari hanya gara - gara melindungi diri dia.
Jam sekolah sudah berakhir tepat pukul 15.00 dan semua siswa - siswi dari kelas 1- 3 siap - siap merapikan diri untuk pulang ke rumah masing - masing. Ada yang masih mengerjakan sesuatu, mengikuti ekstrakulikuler, serta ada yang mengikuti tes ulang. Adhira mengajak Daffin untuk pulang bareng dan menemani dia untuk membeli sesuatu di salah satu toko buku favoritnya. "Maaf ya Adhira. Aku ga bisa menemani kamu saat ini. Aku ada urusan lain. Aku.." "Kamu mau temani si Vanny? Kamu bilang kamu ga suka dia. Kenapa kamu deketin dia lagi? Kamu kan tahu kamu ada yang punya. Tapi.." Daffin merasa menyesal dan dia langsung pergi begitu saja tanpa mendengar perkataan selanjutnya dari Adhira.
Jangan pergi. Aku mohon Daffin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing to Worry
Roman d'amourPerempuan yang mengalami koma selama dua bulan karena kecelakaan yang dialaminya waktu menyelamatkan anak anjing yang sedang berdiam di tempat penyebrangan. Laki - laki yang selama ini dipacarinya sangat menyesal telah meninggalkan dia demi perempu...