Lee Daehwi

309 15 0
                                    

**
"OPPA, BOGOSIPHOYEO." Gadis kecil itu berlari dengan langkah pendeknya mendekati oppa-nya yang baru saja keluar dari pesawat.

"Yak, Ara-ah, no ani berubah ne, tetap berisik seperti dulu," ucap sang oppa yang berjalan dengan santainya mendekati yeodongshaeng-nya yang sedang terengah.
Sedangkan sang adik, membalasnya dengan cengiran.

"Jeongmallbogosiphoyeo oppa," ucap Ara. lebih tepatnya, Lee A Ara. Adik satu-satunya Le Daehwi, mantan anggota Wanna One yang saat ini sedang bergelut di bidang komposer lagu. Pria ini baru saja mendaratkan kakinya di L.A.
Negara yang ditinggali eomma dan dongshaeng-nya.

"Nado, bogosipho na dongshaeng." Daehwi memeluk dongshaeng-nya dengan erat.

"Oppa, Ara bawa kopernya ne!"

Daehwi mengernyitkan dahinya.
"Wae? Tumben kamu baik," ucapnya.

"Aish, na selalu baik oppa." Ara merebut koper besar Daehwi dan ditariknya dengan cepat menuju mobil.
Daehwi yang melihat itu, hanya menggekeng-gelengkan kepalanya.
"Dasar," desisnya.

**
"Daehwi-ya, apa kamu ada masalah?" Tanya eomma yang baru saja mendaratkan bokongnya di samping Daehwi. Di sana juga ada Ara.

"Aniyo eomma. Daehwi hanya ingin beristirahat," jawab Daehwi.

"Jeongmall?"

Daehwi mengangguk.
"I am fine eomma, dont worry!"

"Yasudah. Kamu istirahat sana! Eomma mau menyiapkan makan malam untuk kalian. Ara, aish, kamu mandi sana!"

"Ne eomma." Ara berjalan gontai menaiki tangga.

"Yak, Ara-ssi, kenapa kamu berjalan gontai seperti itu?" Tanya Daehwi tetapi tak digubris oleh Ara.

"Yeodongshaeng-mu itu memang paling malas kalau di suruh mandi," ucap eomma.

"Benarkan eomma?"

"Ye."

Setelah beberapa menit, Ara kembali menyusul eomma-nya di dapur.
"Ara-ya, panggil oppa mu itu untuk makan!"

"Ne eomma." Ara kembali berjalan ke atas. Ia memasuki kamar oppa-nya dengan tidak permisi.
Dilihatnya oppa-nya yang sedang menggunakan earphone dan sibuk dengan laptopnya. Sepertinya sedang menciptakan sebuah lagu.

Ara menghela nafas pelan. Oppa-nya pulang ke L.A bukan untuk istirahat. Buktinya, dia saat ini sedang bekerja.

Ia berjalan mendekati oppa-nya. Ia memeluknya dari belakang.

Daehwi sedikit tersentak kaget. Ia menoleh ke belakang. Menatap adiknya yang memeluknya itu.

"Ada apa, hem?" Tanyanya.

"Seharusnya Ara yang tanya seperti itu oppa," balas Ara.

Daehwi mengernyitkan dahinya.
"Wae?" Tanyanya.

"Oppa kesini bukan untuk istirahat. Oppa kesini karena menghindar dari para hatters yang selalu menjudge oppa kan? Arraseoyo oppa!"

Daehwi menghela nafas pelan. Kemudian tersenyum tipis.
"Hanya ini yang bisa oppa lakukan Ara-ssi."

"Oppa bisa kok laporkan mereka ke pihak yang berwajib. Mereka keterlaluan oppa.
Kenapa mereka selalu menilai oppa dari fisiknya saja. Wae?"

Daehwi tersenyum.
"Karena mereka tidak mengenal oppa," ucapnya.

"Aish, kalau tidak kenal, kenapa mereka bully oppa. Tahu apa mereka tentang oppa?
Kenapa oppa sesabar ini sih?
Kalau Ara jadi oppa, pasti mereka sudah masuk penjara semua." Ara manyun.

"Sudah-sudah kajja kita kita makan!"

"Oppa, cobalah sedikit terbuka dengan Ara," ucap Ara.

"Ne na dongshaeng. Gomawoyeo!"

**
"Ara, kajja ppali!" Daehwi mengguncang-guncangkan tubuh adiknya yang terbungkus selimut itu.

"Mau kemana sih oppa? Ara ngantuk!"

"Aish, katanya mau ikut oppa nge-gym."

Ara membuka matanya.
"Oppa? Gym?" Gumamnya.

"Aish, gini-gini oppa juga punya abs ya. Mau oppa perlihatkan?"

"Aniyo aniyo. Sebentar Ara cuci muka dulu."

Ara berjalan dengan mata terpejam menuju kamar mandi. Tak sengaja ia bertabrakan dengan dinding kamarnya.

"Aish, siapa yang memindahkan tembok ini kesini," gumamnya marah.
Daehwi terkekeh melihatnya. Ia bahagia bisa berkumpul dengan kekuarganya walaupun hanya sebentar.
Andai saja appa-nya masih ada, pasti ia akan kebih bahagia.
Tetapi Daehwi tetap bersyukur, meskipun ada banyak sekali anti fans yang menjudge-nya dan membully-nya di luar batas, masih ada keluarganya yang mendukungnya.

"Oppa-ya, Ara capek!" Ara menghampiri oppa-nya yang sedang berlari di atas mesin dengan langkah lemasnya.

"Istirahat gih," balas Daehwi. Ara menggeleng.

"Ara mau es krim!"

Daehwi menatap Ara tak percaya. Bagaimana mungkin orang yang sedang gym dengan niat menurunkan lemak masih saja memikirkan es krim.

"Nanti kita beli."

Ara menggeleng.
"Ara maunya sekarang oppa!"

Daehwi menghela nafas sabar.
"Terus maunya Ara bagaimana? Oppa masih harus menyelesaikan ini!"

"Kasih Ara uang dong!"

"Aish. Tunggu oppa sebentar, oppa akan ganti baju."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading😍

Wanna SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang