Hwang Minhyun

132 8 0
                                    

**
Kisah klise antara kehidupan oppa dan yeodongshaeng yang berjuang untuk hidup tanpa orang tua yang sudah lama meninggalkan dunia.
Kisah tentang seorang oppa yang merupakan seorang idol, yang berusaha untuk membagi waktunya untuk pekerjaan dan juga keluarga satu-satunya yang dimilikinya.

Ini kisah tentang Hwang Minhyun, seorang idol yang pernah merasakan manis pahit dalam karirnya.

Hari ini, Hwang Minhyun kembali menampakkan kakinya di apartment elit yang hanya di tinggali adik perempuannya.
Ia membuka pintu itu setelah memencet password-nya.
Dilihatnya yeodongshaeng-nya yang masih meringkuk di kasur.
Ia melihat beberapa bungkus ramyeon yang berserakan di lantai.

Ia menghela nafas sebelum membersihkan semuanya.

"Oppa, kapan oppa sampai?"

Suara serak khas orang bangun tidur itu berhasil membuat Minhyun menghentikan pekerjaanya sebentar.

"Baru saja. Kamu mandi sana! Oppa akan ajak kamu jalan-jalan hari ini."

Ucapan Minhyun, membuat sang dongshaeng berbinar.

"Jinja oppa?"

"Ne, bergegaslah!"

"Oke oppa." Gadis itu beranjak dari kasurnya dengan senang.
Dia Hwang A Ra, gadis yang tahun ini memasuki tahun kedua sekolah menengah atas.

Hari ini adalah hari pertama liburan musim panas, dan Mihyun memutuskan untuk menyenangkan adiknya hari ini. Karena mungkin, beberapa hari lagi ia akan di sibukkan dengan pekerjaanya.

**
Minhyun tersenyum melihat Ara yang makan hamburger dengan lahap.

"Yak, Ara-ah, pelan-pelanlah! Oppa tak akan meminta," ucapnya.

Ara nyengir.
"Jjinja, Ara lapar oppa. Tadi malam Ara saja makan banyak ramyeon," balas Ara.

"Jangan makan ramyeon terlalu banyak! Nggak baik untuk kesehatan perut kamu."

" Arasso oppa-nim, Ara hanya terpaksa saja memakannya."

"Ye ye, oppa percaya."

Ara tersenyum.
"Ara ingin ke mall oppa. Oppa belikan Ara baju ya!"

"Ne, kamu beli saja sepuasmu," ucap Minhyun.

"Jjinja oppa? Jeongmall?" Tanya Ara memastikan.

Minhyun meremas pipi adiknya gemas.
"Ne, yakso," jawabnya.

**
"Eoteoke oppa? Eoteoke, Ara benar-benar senang." Ara memekik girang dengan menenteng beberapa papper bag yang berisi belanjaannya.

Minhyun terkekeh.
"Kamu bahagia?" Tanyanya.

"Ne oppa," jawab Ara cepat. Minhyun tersenyum tipis.

"Besok oppa akan pergi keluar negri untuk shooting."
Ara yang semula sangat sibuk dengan barang-barangnya, kini mematung.

"Ke..keluar negeri?" Tanyanya.
Minhyun mengangguk.

"Oppa akan promosi album terbaru oppa ke beberapa negara. Mungkin sebulan."

Ara menghela nafas pelan. Kemudian ia tersenyum.

"Oppa hwaiting! Chukhahaeyo atas album terbaru oppa.
Oppa disana harus selalu sehat dan harus makan dengan baik.
Yakso oppa!" Ara mengangkat jari kelingkingnya, Minhyun menautkan jari kelingking Ara dengan kelingking miliknya.

"Yakso," balasnya. Kemudian mereka sama-sama tersenyum.

Minhyun membawa yeodongshaeng-nya itu ke dekapannya.
Ara sedikit menangis.
"Ajima, Ara-ah, hajima. Oppa akan segera memelukmu setelah satu bulan," ucap Minhyun sembari mengelus kepala dongshaeng-nya.

"Tanpa oppa Ara hanya bisa masak ramyeon," ucap Ara di tengah-tengah isakannya.

"Aniyo, jangan terlalu sering makan ramyeon! Oppa akan mengirimkan kamu uang yang banyak untuk membeli makanan sehat."

"Oke, Ara akan menghabiskan uang oppa."

Minhyun tersenyum.
"Habiskanlah! Oppa akan merasa bahagia jika yeodongshaeng oppa bahagia," ucapnya.
Ara tersenyum. Ia berjinjit untuk mencium pipi Minhyum.

"Komawoyo oppa. Komawoyo karena sudah merawat Ara dengan baik selama ini."

"Nado Komawoyo karena sudah hadir di hidup oppa."

Kemudian, sepasang oppa dan yeodongshaeng itu kembali berpelukan erat.

**
Minhyun mendaratkan bokongnya di samping Ara duduk.
Setelah acara jalan-jalan bersama tadi, mereka memutuskan untuk berustirahat di kamar masing-masing. Dan saat ini, mereka telah terbangun.

"Oppa, buatkan Ara nasi goreng kimchi! Ara sangat lapar," ucap Ara dengan nada kiyowo-nya.

"Aish, kamu harus bayar kalau suruh oppa masak!"

"Ne, ne, Ara akan bayar pakai aegyo."

"Aegyo saja kurang."

Ara menghela nafas sabar.
"Yasudah, nanti dahi oppa akan Ara cium," ucap Ara.

"Dahi saja?" Tanya Minhyun dan di iya-kan oleh Ara.

"Aish, itu masih kurang! Harus dahi, pipi, dan hidung dong," ucap Minhyun sedikit menjaili.

"Ye ye, yakso.
Sekarang, buatkan Ara nasi goreng kimchi!" Ucap Ara dengan sedikit ketus. Minhyun terkekeh.

"Kiyowo," ucapnya sembari mencubit kedua pipi Ara.

"Aish, oppa-nim, appo tahu," ucap Ara sembari mengelus kedua pipinya.





"Aish, oppa-nim, appo tahu," ucap Ara sembari mengelus kedua pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Happy Reading💜

Wanna SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang