Kim Jaehwan

122 7 0
                                    

**
Seorang namja dengan celana pendek serta t-shirt santainya, berjalan menuju kamar dengan pintu warba pink.
Di bukanya kamar itu. Itu bukan kamarnya, melainkan kamar yeodongshaeng-nya.

"Ara-ah, oppa ingin tidur dengan mu!"
Seorang gadis kiyowo itu menoleh.
"Andwae oppa," tolak gadis itu sembari menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Wae?" Tanya namja itu sembari berjalan menuju ranjang dongshaeng-nya.

"Oppa belum mandi," jawab yeodongshaeng. Sebut saja Ara.

"Oppa sudah mandi Ara-ssi." Namja itu ikut berbaring di samping dongshaeng-nya dan langsung memejamkan mata.

Ara menghela nafas pelan. Ara mendudukan dirinya, ia mengambil ponselnya untuk di mainkannya sembari menunggu oppa-nya ini bosan dan keluar dari kamarnya.
Tapi nyatanya, sudah setengah jam oppa-nya berada di kamarnya. Dan ia yakin seratus persen jika oppa-nya ini memang benar-benar tertidur.

Ara kembali menghela nafas pasrah.
Ia tak ingin membangunkan oppa-nya yang nampak kelelahan itu.
Ia pun menyelimuti oppa-nya dan ikut berbaring.

Ia mengamati wajah tampan oppa-nya.
Ia mengelus pipi itu pelan.
Dahulu, sebelum oppa-nya menjadi idola, pipi oppa-nya ini sangat chubby.
Yap.. oppa-nya memang seorang idol.
Kim Jaehwan namanya, seorang main vokal di boyband Wanna One yang baru saja bubar beberapa hari yang lalu.

Dan sekarang, oppa-nya di sibukkan dengan skripsi dan karir solo-nya.

Ara tidak marah, ketika oppa-nya tak ada waktu untuknya. Karena ia tahu, oppa-nya itu berusaha keras untuk membuat kekuarganya hidup dengan layak dan berkecukupan.

Ara mengelus bibir tipis oppa-nya.
Bibir itu yang setiap hari menasehatinya, menjahilinya, serta yang mengucapkan pujian untuknya.

"Oppa gomawo," ucapnya sebelum memejamkan mata.

**
Sore ini sangat cerah.
Ara sedang membantu eomma memasak cupcake di dapur.
"Eomma, ini di oven berapa lama?" Tanyanya yang bosan menunggu cake yang ia oven beberapa menit lalu.

"Biar eomma yang mengurus. Kamu mandi sana! Setelah itu, antarkan cupcake ini untuk oppa-mu!"

"Oppa? Dimana?" Tanya Ara.

"Malam ini katanya mau kumpul di zero base dengan chinggu Wanna One-nya. Kamu bisa kesana mengantarkan cupcake ini. Ne, juseyeo!"

Ara mengerucutkan bibirnya.
"Aniyo eomma," ucapnya.

"Wae?"

"Malu. Nanti Ara yeoja sendiri."

"Kalau begitu langsung pulang."

"Aish, eomma, perjalanannya sangat jauh, pasti melelahkan."

"Ayo lah Ara-ya, eomma juseyeo!"

Ara menghela nafas pelan.
"Ne, ne, akan Ara antarkan.

"Komawoyeo Ara."

**
Ara melangkahkan kaki mendekati bangunan luas dengan pintu minuman dingin itu.
Ia sepertinya sedang menghubungi oppa-nya. Terbukti, setelah beberapa saat, Jaehwan membukakan pintu untuknya.

Jaehwan merangkul dongshaeng-nya.
"Wae cemberut, hem?" Tanya Jaehwan.

"Sebenarnya Ara mau langsung pulang saja oppa. Ara tak enak dengan para chinggu oppa," jawab Ara.

"wae? Gwencanayeo, mereka semua baik."

"Hajiman oppa."

"Yak, Ara-ah, no disini? Oppa geuriwo!" Soongwoon mendekati Ara yang duduk di single sofa sendirian.
Ara membalasnya dengan senyuman kikuk.

"Sebentar, oppa panggil semuanya dulu.
Yak, yeorobun, jika ingin melihat yeodongshaeng kiyowo, cepatlah keluar dari kamar kalian!"
Dan sedetik kemudian, kesepuluh teman oppa-nya berdesakan duduk di sampinya.
Dan Ara telah menduganya sejak dirumah tadi. Karena itu juga pernah ia alami dulu, saat Wanna One masih ada dan itu untuk pertama kalinya ia kesini. Saat itu, ia sedang mengantarkan hoddie oppa-nya.

"Yak, yeorobun, jangan buat na yeodongshaeng merasa tidak nyaman."
Jaehwan muncul dengan beberapa toples beisi cupcake yang di buat eomma dan Ara.
Dan detik itu pula Ara bersyukur dengan kedatangan oppa-nya yang menyelamatkan dirinya dari oppa-oppa tampan.

"Ara, mau oppa buatkan ramyeon?" Tanya Jaehwan. Kini, mereka berada di kamar kecil yang penuh dengan alat musik.

"Aniyo oppa. Ara mau pulang," balas Ara.

"Kamu pasti lelah setelah perjalanan jauh. Istirahatlah dulu. Oppa akan membangunkan kamu setelah tiga jam!"

Ara tak menolak, karena ia tau oppa-nya ini akan terus memaksanya untu tidur.

"Ne oppa."
Ara memejamkan matanya.
Jaehwan terkekeh melihat itu. Ia menyelimuti tubuh adiknya.
Di elusnya dahi Ara.
"Chal chayo na yeodongshaeng. Saranghae." Setelahnya ia mengecup pipi dongshaeng-nya.

" Setelahnya ia mengecup pipi dongshaeng-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading❤

Wanna SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang