Lai Guanlin

560 25 2
                                    

**
Ara menjemput kakaknya di sebuah dorm yang telah di tinggali kakaknya selama 1,5 tahun.
Iya.. ia jauh-jauh dari taiwan ke korea untuk menjembut Lai Guanlin, kakaknya yang telah meninggalakan china.

Ara tersenyum melihat sosok Guanlin yang keluar dari dorm.
"Kakak," teriaknya. Guanlin melihatnya, ia tersenyum tipis dan mendekatinya.

"I miss you," ucap Ara sembari memeluk tubuh jakung Guanlin.

"I miss you to, wá mėi-méi," balas Guanlin. Ia menggendong tubuh kecil Ara.

"Ara, kamu semakin kecil," ejeknya.

"Ini langsing kakak! Berarti selama ini, diet ku sukses," balas Ara.

"Jangan terlalu kurus. Kakak nggak suka!"

Ara mengangguk.
"Iya, kakak," ucapnya.

Kedua kakak beradik itu pun memasuki mobil, menuju ke bandara internasional korea.

Yap.. hari ini, mereka akan kembali ke taiwan. Ara yang merekomendasilan ini. Ia ingin kakaknya tidak terlalu memikirkan bubarnya Wanna One.

**
Hari ini, Ara berencana membawa Guanlin jalan-jalan di sekitar kota taipe.
Ia tersenyum melihat kakak tampannya yang semakin tinggi.

"kakak tinggi, kaya tiang," ucapnya. Guanlin tersenyum.
"Kamu tuh, bogel, aws.."

Ara mencubit perut Guanlin.
"Kakak mah, ini mungil atuh," balasnya. Guanlin diam saja.
Ia melihat seorang perempuan yang membuang sesuatu yang sangat berharga baginya tepat di depan matanya.
Sesuatu itu berbentuk kotak.
Yup.. itu album Wanna One.
Guanlin menunduk. Ia kembali teringat akan kenangan-kenangan di album itu.
Ara yang menyadari perubahan suasana dari dalam diri Guanlin pun, mencoba mengalihkan perhatian.

"Kakak, Ara mau es krim," ucapnya.
Guanlin menatapnya sendu, tak lama kemudian kembali menunduk.

"Apa kakak nantinya akan di cintai lagi? Kakak takut Ra, kakak takut orang-orang yang mencintai kakak akan menjauh dari kakak." Guanlin berucap lirih.
Ara memeluknya.
"Kakak jangan takut. Kalau mereka menjauh dari kakak, masih ada Ara, pápa, máma, dan teman-teman kakak yang akan selalu mendukung kakak.
Kakak nggak perlu cemas, seiring berjalannya waktu, mereka pasti akan mengerti," ucap Ara sembari mengelus punggung kakaknya dengan halus.

"Kakak nggak sendiri," lanjutnya.

"Tapi, kakak rasa, debut kakak selanjutnya akan gagal."

"Jangan pesimis kakak. Ara yakin, kakak akan berhasil, chayo!"

Guanlin tersenyum tipis. Lalu ia menghela nafas berat.
Ia jadi merindukan para hyung-nya di korea.
Apa kabar dengan mereka? Mereka lagi ngapain? Apa mereka juga berfikiran sama dengannya? Apa mereka makan dengan baik? Apa mereka sehat? Apa mereka bisa melupakan Wanna One?
Semua pertanyaan itu terus terlintas di benak Guanlin.

"Kakak harus hidup dengan baik" ucap Ara.
Guanlin menatapnya, lalu mengangguk mantap.

Guanlin menatapnya, lalu mengangguk mantap.
Ia mengelus rambut belakang Ara.
Ia bersyukur, mempunyai adik yang ceria dan cantik seperti Ara.

"Kamu mau es krim?" Tanyanya dan di balas anggukan oleh Ara.

"Yaudah, bentar, kakak beli dulu, kamu tunggu disini ya!"

"Yang rasa coklat ya kak."

Guanlin mengangguk kemudian beranjak.

**
Ara berjalan memasuki kamar kakaknya. Di bukanya pintu kayu itu.

Ia menatap khawatir kakaknya yang terbaring sakit akibat banyak fikiran.
Ia tahu, gimana perasaan Guanlin.
Si maknae yang di grub Wanna One yang telah membesarkan nama kakaknya.
Grub itu, kini tinggal nama, hanya ada kenangan disana.

Bagaimanapun juga, semua merasa sakit,
Mau itu para Wannable atau pun para member sendiri.

Ara menghela nafas pelan sebelum menghampiri Guanlin.

"Mau sampai kapan kakak stuck dengan kehidupan ini? Kakak masih punya jalan panjang!
Kakak harus hidup di jalan yang berbunga lagi!
Nggak cuma kakak yang merasa sedih dan kehilangan disini.
Tapi, ada jutaan fans yang merasa kehilangan, kakak nggak pernah berfikir untuk itu?" Ucap Ara dengan nada sedikit tinggi.
Ia harus melakukan ini demi kakaknya.

Guanlin menoleh, menatap Ara dengan wajah pucatnya.

"Ara, kamu benar, kakak akan kembali ke korea secepatnya."

Ara tersenyum. Lalu, ia ikut berbaring di samping Guanlin.

"Itu keputusan terbaik, kakak," ucapnya.

"Itu keputusan terbaik, kakak," ucapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading😙

Wanna SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang