Untuk pertama kalinya, aku melihatnya begitu rapuh.
.
.
.
•Serendipity•Sebuah mobil jenis bugatti brown membelah jalanan kota Paris yang seperti biasa terlihat padat. Di dalam mobil seharga 2,5 juta USD itu, terdapat dua orang manusia, yang bahkan baru saja bertemu untuk kedua kalinya namun sudah melakukan perbincangan-perbincangan tanpa rasa canggung.
"Jadi, apa kau sudah dapat alamatnya?" tanya sang lelaki dengan arah pandangannya yang sesekali menoleh pada gadis yang berada di kursi penumpang di sampingnya.
Gadis yang sedang memperhatikan ponselnya itu, tersentak sejenak.
"Ah, aku hampir lupa. Sebentar," ucapnya lalu mengetikkan beberapa angka pada ponselnya dan menempelkannya di telinganya.Suara seorang lelaki yang sudah berumur terdengar di sebrang sana, membuat Hanbin, lelaki yang mengemudi lagi-lagi selalu mengalihkan pandangannya pada gadis disampingnya,
"Halo, Jennie, ada apa?"
"Ah, paman. Aku sekarang berada di Paris. Kumohon kirimkan aku alamat bibi Stephanie sekarang."
"Nanti ayahmu marah padaku, Jennie."
"Ayah nanti menjadi urusanku, paman. Ayolah, kumohon." pinta Jennie.
"Baiklah, baik. Tapi, kudengar kabar bahwa bibimu itu sudah pindah dari Paris. Ia memang masih di Perancis, tapi dia sudah tidak berada di Paris."
"Ah paman, kumohon jangan begitu. Kirimkan saja alamatnya padaku. Aku akan mencarinya semampuku,"
"Baiklah, baik. Jangan rewel Jennie, kau sungguh tak mengingat umur. Aku akan mencarinya dulu lalu mengirimnya padamu lewat sms, nama jalannya terlalu sulit disebut untuk orang tua sepertiku, hehehe."
"Paman, bisa saja. Baiklah, aku tunggu ya."
Gadis berpipi chubby itu mematikan sambungan teleponnya. Tak sampai lima menit, bunyi notifikasi pesan masuk membuatnya kembali membuka ponselnya.
Paman Choi : 1C Rue Léo Lagrange, 10600 La Chapelle-Saint-Luc, Montmantre, France.
J : terima kasih, paman❤
Jennie segera menyodorkan ponselnya di dekat wajah Hanbin.
"Ini, kau tahu?" Tanya gadis itu pada lelaki disampingnya.Hanbin menggumamkan alamat yang ia baca, "Montmantre? Itu tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu 1 jam lebih." jawabnya.
Jennie membelalakkan kedua matanya. Ia terkejut, "apa? Selama itu?"
Hanbin terkekeh pelan, "itu bahkan termasuk dekat, Kim Jennie." ujarnya.
Jennie menghela napasnya kasar, "baiklah terserah. Aku percaya padamu."
Seperti kata Hanbin, perjalanan akan memakan waktu sekitar satu setengah jam, begitu pula dengan kenyataan yang terjadi. Mobil miliknya kini berhenti di daerah yang memiliki banyak bangunan tinggi berwarna cream, yang memiliki nilai estetika tinggi setelah bergelut dijalanan selama satu setengah jam.
Hanbin memarkirkan mobilnya di salah satu lahan yang dikhususkan untuk tempat parkir, lalu berniat menelusuri daerah Montmantre itu dengan berjalan kaki.
"Kita parkir disini. Daerah ini tak terlalu luas, jadi kita berjalan kaki saja." Ucap Hanbin mendapat anggukan pelan dari Jennie.
Hanbin dan Jennie berjalan menelusuri setapak yang berada diantara dua bangunan tua berseni yang saling berhadapan.
Cuaca yang sedikit mendung, membuat keduanya bersyukur. Terlebih keduanya berjalan di tengah haru seperti ini.
"Ini tempatnya. Ayo kita bertanya pada penjual jalanan yang duduk disana," ajak Hanbin seraya berjalan duluan diikuti oleh Jennie di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity ft. Jenbin
FanfictionSerendipity (n) finding something good without looking for it. Lantas, menemukanmu tanpa mencarimu adalah serendipity? ©snchaeng Start : 4 Desember 2018