5. See U Soon

1K 155 23
                                    

This is not a goodbye
But,
See u soon
.
.
.
•Serendipity•

Seorang gadis turun dari sebuah mobil berwarna brown, tepat saat mobil itu berhenti sejak dua menit yang lalu. Gadis itu membuka pintu mobil belakang lalu meraih tas punggung kecil miliknya yang tersimpan di jok mobil belakang tersebut.

Seorang lelaki juga terlihat turun dari balik kemudi mobil berwarna brown itu. Lelaki itu melepas kaca matanya, lalu mengaitkannya pada kaos putih yang melekat di badannya.

"Sekali lagi terima kasih, Hanbin. Aku akan membalas mu nanti." ujar gadis itu, Kim Jennie pada lelaki yang baru saja menutup pintu mobilnya, Kim Hanbin.

Hanbin tersenyum tipis, "kau sudah mengatakannya hampir sepuluh kali. Kurasa telingaku bosan mendengarnya," kekehnya pelan.

Jennie menggaruk tengkuknya, "ahh iya," ujarnya tersenyum canggung.

"Aku hanya sangat bersyukur, karena kau telah membantuku banyak sekali kemarin hingga hari ini. Aku akan membalasmu----" ucap Jennie sedikit terpotong.

"---Bagaimana dengan mentraktir makan? Apa kau sibuk malam ini?" sambung Jennie.

Hanbin menggaruk pelan hidung mancungnya, terlihat sedang berpikir.

"Hmm ... boleh." ujarnya singkat lalu mengangguk pelan.

Jennie sontak mengangguk juga, "baiklah kalau begitu. Sampai ketemu nanti malam." ucapnya lalu tersenyum.

•Serendipity•

Mengunjungi makam ibunya kemarin sore adalah ketidakmungkinan yang sejak beberapa tahun yang lalu selalu Jennie semogakan. Sudah beberapa kali dirinya datang ke negara ini, Perancis, namun baru kemarin ia bisa mendatangi makam ibunya. Dan itu berkat lelaki yang katanya pernah ia mintai pertolongan, Kim Hanbin.

Jennie merebahkan tubuhnya di kasur kamar hotelnya. Perjalanannya kemarin benar-benar terasa seperti mimpi. Tentang bagaimana dirinya bertemu bibinya yang sudah tak pernah ia temui, hingga bagaimana ia dengan beraninya mengunjungi makam ibunya yang baru sekali ia kunjungi itu.

Ada sedikit rasa syukur yang timbul di benak gadis bermata kucing itu. Bertemunya dia dengan Hanbin, membuatnya memiliki nasib dan kenangan yang baik di Perancis kali ini. Setidaknya untuk kali ini, ia tak akan kembali ke Korea dengan penyesalan lagi, penyesalan yang selalu muncul karena ia tak berkunjung ke makam ibunya ketika ia berada di negara romantis ini.

Gadis bermata kucing itu membangunkan tubuhnya. Rasa laparnya tiba-tiba muncul begitu saja. Memakan sebuah roti sebagai sarapannya di rumah bibinya pagi tadi tidak membuat perutnya benar-benar terganjal.

Maka, tungkai indahnya ia gerakkan untuk mendekat ke arah koper hitam miliknya yang terletak di sudut ruangan. Dengan gerakan cepat, sebuah ramen cup berada di genggamannya. Sebuah senyuman tipis langsung terukir di wajah manisnya.

"Ini bisa menuntaskan rasa laparku," ujarnya lalu terkekeh geli.

Jennie menyiram ramen cup itu dengan air panas dari dispenser yang terletak di dekat meja kamarnya. Gadis itu tak henti-hentinya menyunggingkan senyumnya. Terlalu senang dengan keadaan.

Saat matanya menangkap ramen cup miliknya telah matang, maka dengan sigap ia melahapnya. Memasukkannya secara perlahan ramen yang masih memiliki kepulan asap itu.

"Huuuuuuuh."

Asap makanan dari bibirnya keluar begitu saja secara spontan saat ia membuka mulutnya yang terisi makanan.

Serendipity ft. JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang