Baperan

21 6 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca, kalau lupa bisa setelah membaca juga kok. Yang jelas kalian ngevote hehe

...

Dihari yang cerah ini, Sabira duduk termenung didepan kelas. Entah apa yang sedang ia pikirkan

"Eh Ra, kok melamun disini?" tanya seseorang itu dan duduk disebelah Sabira.

"Aku nggak melamun, cuma duduk aja." Sabira menoleh kearah Ahza yang duduk disampingnya, dan seketika mata mereka bertemu namun dengan cepat Sabira mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Ra aku boleh jujur nggak?"

"Hm jujur aja." tanpa menoleh sedikitpun kearah Ahza.

"Sebenarnya aku suka sama kamu, mm kamu mau nggak jadi pacarku?" kali ini Sabira dibuat kaget dengan pernyataan cinta Ahza.

"Kamu kaget yah? Aduh maaf deh, tapi ini aku beneran jujur loh.. Kalau kamu nggak suka aku yah nggak papa." ucap Ahza sambil mengusap belakang kepalanya.

"Eh nggak, bukan gitu."

"Lalu? Kamu mau jadi pacarku?" tanyanya sekali lagi.

"Aku nggak tahu, sebenarnya aku juga suka kamu tapi kayaknya salah deh. Kan dalam islam nggak boleh pacaran." Ahza yang sedari tadi menatap lurus kedepan seketika menoleh.

"Aku janji kita pacarannya nggak kayak orang lain, aku nggak bakalan pegang kamu. Kita pacaran syar'i kok." dengan terus meyakini Sabira.

Akhirnya Sabira pun menerima Ahza sebagai pacarnya, ia menerimanya dengan ragu-ragu karena ia takut Allah murka padanya karena telah berpacaran.

"Ya Allah maafin Sabira" batin Sabira berharap Allah segera memaafkannya.

Begitu bel pulang sekolah berbunyi, Ahza dan Sabira segera membereskan buku-bukunya diatas meja lalu mereka pulang bersama.

"Aku anter kamu pulang yah Ra." kata Ahza dengan senyum yang manis.

"Nggak usah deh, aku bisa naik angkot kok."

"Kamu lupa kalau kita udah jadian? Mulai sekarang aku yang antar jemput kamu yah." kata Ahza dengan menarik pelan pergelangan tangan Sabira.

Sabira yang merasa risih pun melepaskan cekalan tangan Ahza dari lengannya
"Maaf, aku nggak suka dipegang."

"Eh maaf Ra, aku tadi nggak sengaja Aku lupa." Sabira yang melihat Ahza merasa bersalah dengan cepat tersenyum dan menggeleng.

"Kamu maafin aku kan?" Tanya Ahza sekali lagi.

"Iya."

Setelah menempuh perjalanan selama 20menit akhirnya Ahza dan Sabira sampai dengan keadaan canggung.

"Hm Ra besok aku jemput yah?" tawar Ahza dengan hati-hati.

"Nggak usah Za, aku selalu dianter kak Hana kok."

"Yaudah kalau gitu aku masuk dulu yah, hati-hati." ucap Sabira melambaikan tangan kearah Ahza.

Ahza yang masih setia didepan rumah Sabira menghela nafas kasar, kenapa dia bisa sebodoh itu tadi sampai memegang tangan Sabira. Jelas sekali kalau dia tidak suka dan tidak nyaman.

Antara Harapan Dan KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang