Budayakan vote sebelum membaca, kalau lupa bisa setelah membaca juga kok. Yang jelas kalian ngevote hehe
...
Sabira pov
Hari-hari telah berlalu, kini aku dan Ahza semakin dekat. Kami tidak lagi saling bertengkar seperti saat pertama kali bertemu
Dia sangat baik, dan tentunya bisa membuatku bahagia dengan semua sikap jailnya, yah sifatnya yang satu itu tidak akan pernah bisa berubah
Pernah suatu hari, dia memaksa untuk mengantarku pulang sampai dia bilang tidak akan membiarkan ku pulang sendiri lagi, awalnya aku menolak dengan cukup tegas tapi karena keberaniannya aku menerima semua tawarannya
Dan Agita juga tidak terlalu kepo untuk bertanya kenapa semakin hari kami semakin dekat, toh dia juga sedang menjalankan misinya untuk mendekati Salim, si cowok sholeh yang terkenal dingin dan tidak mau berpacaran, hahaha bahkan aku sangat tidak tega melihat wajah Agita yang setiap hari cemberut karena penolakan dari Salim
"Eh Ra, kok ngelamun gitu?" seseorang mengagetkanku, ternyata dia yang sedang ku ceritakan sedari tadi
"Aku nggak papa kok Za" Za? Iya dia Ahza, cowok ngeselin yang sekarang berubah menjadi cowok baik dan manis
"Kamu kok senyum lagi?" tanya Ahza, eh masa iya aku senyum sendiri? Aduhh udah berapa kali aku ketahuan seperti ini,jadi malu deh
"Aku nggak senyum kok Za, kamu salah liat kali" hihihi dia pasti sedang menahan kesal
"Yaudah deh, eh Ra aku punya game baru nih, kemarin game tebak katanya udah ku update sekarang makin banyak levelnya. Kamu mau main?" Ucap Ahza menawarkan hpnya untuk kugunakan bermain game
Aduhh gimana aku nggak suka sama kamu, kalau kamu baik gini ke aku? Tuhkan aku jujur kalau suka Ahza, makin tambah malu nihhh
"Eh boleh Za? Hm kalo gitu aku pinjam dulu yah hpmu" ucapku dengan malu-malu
"Ciee Ahza sama Sabira makin dekat aja nih, jangan-jangan kaliann..." aku sedikit kesal dengan sahabat Ahza yang satu ini, baru kenal tapi udah sok akrab banget, tapi senyumnya oke juga hehe
"Apasih" ucapku malu-malu lagi, duh jadi salah tingkah begini
"Ohiya Sabira lo dulu sekolah diSMP bintang jaya juga kan?" tanyanya lagi, yang kutahu namanya itu kalau tidak salah Muhammad Ichsan
"Iya" jawabku sekenannya saja, aku kan emang kalem. Tapi cuma sama orang baru aja yah haha
"Kelas berapa?" ih bikin aku mulai kesal aja deh, nanya-nanya terus
"7,8,9.5"
Kulihat dia cuma menganggukkan kepala sambil tersenyum singkat.
"Ini apa yah? Eh Za ini jawabannya apa? Aku nggak tahu nih, bantu dong" tanpa kusadari Ahza sudah berada disampingku, membuatku makin salah tingkah
"Oh ini tuh jawabannya kupinang kau dengan bismillah" jawabnya dengan masih memperhatikan layar hape yang kupegang
Eh kok tiba-tiba kami jadi sedeket ini sih, astaga mukanya kok berada didepanku dekat banget lagi, aku nggak bisa nafas ini.. Tolongg
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Harapan Dan Kenyataan
EspiritualCerita ini bukan tentang si bad girl bertemu good boy, atau si playgirl yang akhirnya berhenti jadi playgirl . Tapi cerita ini tentang masa dimana seorang Akhwat yang dulunya belum baik akhirnya memilih berhijrah. . Sabira Aqila Putri adalah seorang...