8.|Aren't Heroes

2.6K 188 69
                                    

Charisa menekuk kedua alisnya kesal. Sedari tadi yang Ia lihat adalah pemandangan Deven yang merangkul Anneth sambil menepuk-nepuk kepalanya.

Sepertinya Deven sedang mencoba menenangkan gadis itu.

Tadinya Deven hendak menemui Bowo dan memberi pelajaran pada cowok itu, namun dihentikan Anneth, karna memang tak ada gunanya, toh Bowo secepatnya harus pergi ke Semarang untuk acara meet and greet 80 ribu nya.

"Nyamuk nya banyak banget ya?" Charisa berucap sambil berpura-pura mengusir nyamuk.

"Mana Cha? Nggak ada," ucap Deven sedikit kebingungan.

Charisa tak menjawab, hanya memutar bola matanya malas.

Charisa mengambil remote TV yang ada disampingnya, menggonta-ganti channel karna semuanya terlihat membosankan.

"Eh, tunggu Cha!" Deven spontan berteriak saat melihat Film Tayo di televisi.

"Anneth, ada Tayo!" Deven menepuk pipi Anneth, membuat gadis itu membuka matanya pelan.

Anneth membelalakkan matanya saat lagu Hey Tayo diputar dan hampir habis.

Sedetik kemudian Ia berdiri dan berjoget ria menyanyikan lagu Hey Tayo, membuat Deven maupun Charisa terbengong melihat tingkah ajaib Anneth.

"Set dah ni bocah mabok coki-coki." Kata Deven sebelum akhirnya Ia tertawa.

"Anneth, gue siap," Deven berujar saat dirinya dan Anneth sedang duduk diluar komplek, sedangkan Charisa sedang ada urusan, katanya Ia akan mengurus kontrak untuk lagunya.

"Siap membangun rumah tangga sama gue?" Canda Anneth.

Deven berdecak malas. "Ck, maksud gue siap buat ikut lomba renang lagi,"

Anneth tersenyum sumringah.

"Devenn, makasih," ucap Anneth akhirnya.

"Loh kok lo yang makasih?"

"Makasih udah mau berjuang lagi untuk mimpi lo," jawab Anneth dengan senyum yang belum kunjung luntur dari bibirnya.

"Tapi sejujurnya gue masih takut," Deven memandang lurus ke depan.

"Gue takut keinget mama," lanjutnya.

"Jangan mikir yang nggak-nggak dulu, gue janji kok, gue bakal nemenin lo kapanpun lo lomba renang," ujar Anneth sembari mengacungkan jari kelingkingnya.

"Lo janji." Deven mengaitkan jari kelingkingnya dengan milik Anneth, membuat sebuah senyuman tercetak di wajah tampan itu.

Charisa menatap senang ke arah kertas yang Ia pegang, itu adalah kontrak rekaman lagunya yang akan rilis dalam beberapa minggu mendatang.

Namun langkahnya terhenti ketika melihat Friden sedang memetik gitar dan bernyanyi di salah satu kursi taman.

Dengan sangar Charisa berjalan cepat ke arah Friden, kemudian Ia menampol kepala Friden dengan tas tangannya dari belakang.

"Aduh!" Friden spontan mengaduh saat dirasanya ada yang memukul kepalanya sangat keras.

"Ucha?" Friden sedikit terkejut saat melihat Charisa yang berdiri dibelakangnya dengan tampang songong.

"Dasar playboy!" Charisa berteriak marah tepat didepan wajah Friden, membuat Friden sedikit memundurkan langkahnya.

"Gue ninggalin Deven cuma buat lo Den, tapi lo bahkan nggak berniat seriusin gue!" Charisa tetap berteriak kearah Friden.

"Jangan teriak mulu, ntar leher lo sakit," Friden mengingatkan, agak khawatir melihat gadis itu tak berhenti berteriak.

About Us [2019]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang