9.|Hari ini

2.6K 185 69
                                    

My heart's beating it goes, when I look at you so close, I'm finding it hard to breathe.

Hari-hari berlalu begitu cepat. Hari ini Anneth dan Deven akan segera pergi ke lomba renang sekota yang ingin Deven ikuti. Sedangkan Charisa, Ia tampak semakin sibuk dengan kontrak rekamannya.

Deven menghela nafasnya pelan, kakinya terasa lemas sekarang.

"Lo kok nafas gitu amat sih? Kayak nggak niat hidup, semangat dong!" Anneth menepuk pundak Deven kuat, membuat cowok itu seketika kaget.

"Kaget gue sukabapak!" Deven berdecak kesal seraya memiting leher Anneth dari belakang.

"Deven, liat gue," Anneth menjambak rambut Deven, membuat Deven terpaksa menoleh kearah Anneth.

Cukup lama mereka terdiam. "Gue cantik kan?" Anneth bertanya dengan nada yang sangat serius, Deven menautkan kedua alisnya, Ia sangat heran dengan Anneth yang semakin lama semakin random.

"Nggak-nggak, maksud gue, gue cuma mau ingetin lo, kalo gue bakal selalu ada waktu lomba renang lo nanti, jadi kalau lo mulai ngerasa gugup atau apalah, lo tinggal liat kearah gue aja," Anneth tersenyum.

Deven menarik nafasnya panjang, lalu menghembuskannya kuat.

"Ayok cepetan!"

Friden tersenyum kecil melihat Charisa sedang bernyanyi dengan sangat serius di dalam studio.

Ia tiba-tiba teringat kejadian minggu lalu, saat dirinya ditimpuk oleh tas tangan gadis itu. Friden terkekeh pelan.

"Lo keren banget tadi!" Friden berucap sedikit antusias.

"Emang," Charisa menanggapinya dengan cuek, membuat Friden mencubit pipi gadis itu gemas.

"Ish, apasih!" Charisa menepis tangan Friden kesal.

"Lo lucu," celetuk Friden lagi.

"Iya, gue udah tau, lo ngapa dah daritadi!"

"Apalagi kalau ngegas," Friden tertawa.

"Nggak lucu sumpah," Charisa menatap Friden tajam, yang ditatap hanya nyengir-nyengir kuda.

"Oh iya, by the way, karna ini hari pertama lo rekaman, gue mau traktir lo makan di cafe," Friden menarik tangan Charisa, namun ditepis gadis itu lagi.

"Nggak perlu!"

"Gue maksa, nggak nawarin." Kini Charisa pasrah, sedikit malas menanggapi Friden yang terasa sangat menyebalkan hari ini.

Anneth sedang berada di luar ruang tukar pakaian bagi para peserta lomba. Isinya memang pria semua, jadi Anneth menunggu diluar.

"Neth," Deven menarik tangan Anneth hingga gadis itu masuk kedalam, beruntung semua peserta sudah keluar untuk segera lomba.

"E-eh?" Anneth sedikit gelagapan saat Deven berada sangat dekat dengannya, belum lagi hanya mereka berdua, dan Deven sedang dalam keadaan telanjang dada.

"Gue nggak bisa," lirih Deven pelan, nadanya terdengar putus asa.

"Tunggu, lo nyerah bahkan sebelum lo rasain airnya? Lo gimana sih, Deven itu nggak begini!" Anneth berucap.

"Tapi—" Deven tidak melanjutkan perkataannya saat dilihatnya Anneth mulai menangis tanpa suara.

"Kok nangis?" Deven bertanya pelan, nadanya terdengar khawatir.

About Us [2019]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang