3

36 11 0
                                    

Pagi menuju malam.
Sepanjang jalan terasa kelam.
Di atas ombak kapalku Karam.
Pangeran, bagaimana tidurmu semalam?.

-🥀

Hari ini Gibran mendapatkan surat kembali. Tentu saja Gibran kesal. Ia tak ingin hal yang sama terulang lagi.

Dan pagi ini tak ada yang bisa dicurigai . Karena hanya ada Haris dkk dan dirinya . Mayoritas cowok entahlah ada dimana semua cewek dikelas .

"Ris , yang lain kemana? Pada belum datang?"

"Ke Bengkel TAV sana , Arin di labrak kakel"

Gibran yang mendengar perkataan Haris barusan langsung berlari menuju bengkel TAV (teknik audio vidio)

Benar saja kini sudah ada segerombolan netijen serta paparazzi yang mengerumuni Arin dan Resya si cabe cabean arengka.

"Eh cabe! Berani bener lo ganggu permaisuri gua " celetuk Gibran saat sudah berdiri disamping Arin.

"Gib gapapa " Ucap Arin menahan Gibran.

"Gapapa gimana? Berani banget nih si cabe labrak lo"

"Gua yang salah Gib"

"See ? Si Arin aja ngaku dia yang salah" Resya menatap tajam ke Arin.

"Rin" panggil Gibran meminta penjelasan.

"Tadi gua pengen kekelas buru buru sambil lari jadi gak sengaja keinjek sepatu barunya kak Resya . Tapi gua udah mintaa maaf kok " Arin menjelaskan yang sebenarnya terjadi.

Gibran mengambil dompet dari saku jaketnya. Mengeluarkan beberapa lembar uang 100rb .

"Kalo masih kurang sama lo , cari gua di kelas, biar gua ganti 10 x lipat dari harga sepatu lo" Remeh Gibran

Gibran langsung menarik Arin keluar dari kerumunan.

"Gibran lo gak perlu sampai segitunya" ucap Arin sambil mengikuti kemana langkah kaki Gibran.

"Gua kesal Rin , sepatu nya gak lecet juga. Cuman kotor dikit doang . Berani banget dia ngelabrak calon permaisuri gua"

Arin tersipu atas ucapan Gibran barusan. Senyumnya merekah.

"Gibran udah buat Pr Fisika?" Tanya Arin mendadak.

Tiba tiba wajah Gibran berubah masam "KENAPA ARIN INGETIN SIH" Gibran langsung berlari kekelas meninggalkan Arin yang tertawa melihat Ekspreksi Gibran.

Dari sejak SMP Gibran tak pernah menyukai pelajaran Fisika. Di karenakan guru Fisikanya yang menyeramkan. Kalo kata Gibran 'belajar Fisika berasa bobo di kuburan , serem'

Buk Len adalah Guru Fisika. Kabarnya ia termasuk 10 besar guru terkiller di sekolah ini.

Baru saja Gibran menginjakkan kaki kelas ternyata bel sudah berbunyi. 

"Lama lama guru piket gua santet juga nih , cepet bener bunyiin bell " keluh Gibran yang kini telah pasrah kena serangan air mancur dari mulut buk Len.

Wilted flowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang