Ruby cukup terkejut saat mendengar Gibran menyebutkan nama Biru. Ia tak habis pikir dari sekian banyak nama kenapa harus Biru? . Dan Gibran pun setelah mengucapkan nama tersebut dia lebih banyak diam.
Setelah usai dengan Dogar mereka tak jadi membeli makanan dan langsung pulang.
"Buang buang energi gua lo"
Ruby mendengus kesal , sudah capek capek berkeliling dan tak membeli apa apa .
"Nanti delevery makanan aja"
Ruby langsung tersenyum penuh semangat.
"Mantap" Ruby mengacungkan kedua jempolnya lalu masuk kemobil.
"Cepetan , nanti ga jadi latihannya " Sorak Ruby.
•
•"Gibran " panggil Ruby
Gibran sedang asik bermain gitar sambil bersenandung.
"Gua boleh manggil lu Althan gak?" Tanya Ruby
Gibran yang tadinya asik memetik gitar pun terhenti saat mendengar pertanyaan Ruby. "Kalau gitu gua boleh manggil lo Biru?"
Ruby tertegun , kenapa? Kenapa harus Biru?.
"Lo yakin mau manggil gua Biru? Itu kan nama Warna lucu banget kalo gua dipanggil gitu "
Gibran tersenyum tipis , ia melanjutkan kegiatannya tadi yang sedang bermain gitar.
"Ku ingin kau tauu diriku disini menanti dirimu...
Meski ku tunggu hingga ujung waktu ku....
Dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya..."Bukannya menjawab pertanyaan Ruby Gibran malah menyanyikan lagu yang akan mereka tampilkan.
"Lo tau kenapa gua milih lagu ini?" Tanya Gibran.
Tentu saja Ruby menggeleng tidak tau.
"Mau tau?" Tanya Gibran saat melihat ekspreksi kepo dari wajah Ruby.
"Boleh deh kalo lo maksa hehe " Ruby menyengir.
"Gua gak maksa "
"Yaudah kalo gitu gua yang maksa , ceritainnn!!!!!!" sorak Ruby langsung duduk anteng didepan Gibran menunggu cowok yang sedang memegang gitar ini bercerita.
"Dulu..
Gua pernah suka sama cewek" Gibran memulai ceritanya"Yaiyalah tolil ya kali lo suka sama cowok" sela Ruby.
"Lo mau denger cerita gua gak sih?" Kesal Gibran.
Ruby langsung mengangguk dan kembali mendengarkan.
"Semenjak suka sama dia gua percaya kalo cinta bisa tumbuh bukan cuman dari tatapan tapi dari tulisan juga "
"Maksud lo? Kok gua gak paham " sela Ruby lagi.
"Dengerin aja si nanti komentarnya"
Dan lagi lagi Ruby mengangguk.
"Selama satu tahunan gua dikirimin surat. Dari yang quotes , bait, puisi, sajak,pantun sampe ke kata kata gaje. Dan hebatnya itu jadi moodboster buat gua. Berasa jadi kebutuhan. "
"Widii udh kayak doi aja jdi moodboster"
Gibran menatap tajam ke arah Ruby "iye iye gua diem"
"Dari surat yang pertama sampai surat terakhir gua simpen baik baik-"
"MANA GUA MAU BACA DONG"