Mentari pagi menyapaku, angin menyambut langkahku semuanya tampak baik-baik saja hanya lututku yang masih terluka jalanku yang belum sempurna karna kejadian saat itu, kali ini aku menuju ke sekolah dan aku sudah terbiasa sekolah dengan berjalan kaki karna jarak yang tak terlalu jauh.Saat sampai depan gerbang sekolah tiba-tiba datang rifki yang menahan langkahku untuk masuk, aku berusaha menyingkirkan dia tapi apa daya dia lebih kuat dariku entah apa yang akan dia lakukan kali ini, duniaku seperti kembali tentang dia akhir-akhir ini kenapa dia selalu menghampiriku padahal hatiku telah biasa-biasa saja saat itu tapi sekarang hatiku sedang tidak biasa-biasa saja semenjak dia datang di setiap hariku
"Aku pengen ngomong sama kamu pulang sekolah,nanti aku tunggu disini"ucapnya lalu meninggal kan ku.
Kita memang beda sekolah tapi tau dari mana dia bahwa aku sekolah disini dan apa maksudnya,padahal dia sudah ada meylisa.
Kini pikiran ku dipenuhi rifki,dia perusak konsentrasi ku di pagi ini,berusaha aku lupakan tapi sulit saat dia berbicara di depan gerbang dengan mimik muka yang serius membuat aku penasaran apa yang akan dia katakan.
Dan saat itu aku langsung melanjutkan jalanku menuju kelas dengan muka yang masih terlihat bingung dan dari kejauhan aku melihat kety dan wina di depan kelas
"Hai gita" sapa mereka berdua
Aku tak menghiraukan mereka dan malah terus berjalan masuk ke kelas,mereka pun mengikuti langkahku dengan bingung lalu aku langsung duduk di tempatku dan menutup mukaku dengan kedua tanganku
"Ta,kamu kenapa?"tanya wina
"Sakit? Kalo sakit aku antar ke UKS" ucap kety
"Tadi rifki nahan aku di gerbang"ucapku sambil membuka kedua tanganku yang menutupi muka ku
"Lah mau apa?" Tanya kety
"Dia bilang mau ngomong sm aku pulang sekolah" jawabku
"Terus kamu jawab apa?" Tanya kety
"Dia langsung pergi udah bilang gitu" jawabku
"Mungkin dia mau minta maaf tentang lutut kamu" ucap wina
Kali ini benar kata wina mungkin dia ingin minta maaf atas kejadian waktu itu,jadi disini aku yang terbawa perasaan duluan aku tidak sadar tentang lututku,kali ini aku sudah mengerti tak ada yang harus dibingungkan lagi.
Waktupun berlalu dan tiba pada saat bel pulang berbunyi aku tak siap bertemu rifki lagi,tapi ini akan terjadi.
Aku,wina,kety jalan menuju gerbang,dari kejauhan aku melihat ke arah gerbang yang tak tampak sosok rifki disana membuat aku heran dimana dia, aku mulai mendekat bahkan telah melewati gerbang tetap saja tidak ada rifki karna itu aku memutuskan untuk pulang bersama wina dan kety.
Tak jauh langkahku rifki memanggilku aku mencari suaranya ternyata tak jauh dibelakangku,dia menyuruhku untuk menghampirinya dan terpaksa aku mengikuti intruksi tangannya menghampirinya dan berpamitan kepada wina dan kety.
Saat aku mendekat pada rifki dia langsung menarik tanganku.
"Mau kemana?"tanyaku kesal.
"Gaperlu tau,ikut aja." Jawabnya.
"Yauda pelan-pelan jalannya,lutut aku masih sakit" ucapku.
"Ohiya, aku ngajak kamu gini mau minta maaf atas lutut kamu aku kira kamu baik-baik aja padahal sampe susah jalan ya" ucapnya.
"Baru sadar?kemana aja?" ucapku ketus.
"Yauda maaf ya, kali ini aku mau teraktir kamu makan" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
Short StoryLuka terdalam adalah ketika hati mencintai dua seseorang dan harus memilih salah satunya disitulah akan tercipta begitu banyak rasa ketika takut salah memilih,tak ingin kehilangan keduanya dan tak ingin menyakiti salah satu pihaknya, ini akan menjad...