Bahagiaku

982 183 37
                                    

Seorang pemuda duduk menyandarkan punggungnya ke kursi kerja di ruang kantornya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang pemuda duduk menyandarkan punggungnya ke kursi kerja di ruang kantornya. Helaan nafasnya terdengar berat. Dengan kesal, ia melemparkan pulpen peraknya ke atas meja. Ke atas tumpukan kertas-kertas yang menumpuk rapi di atas meja. Tumpukan berkas yang harus ia pelajari dan ia tandatangani.

Tangan kirinya ia timpakan ke atas kening, matanya perlahan terpejam, mencoba mengistirahatkan otaknya yang mulai terasa penat.

Hening.

Hanya ada ia dan helaan nafasnya yang berangsur-angsur membaik.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu. Menghancurkan suasana tenang dan hening yang tengah ia coba ciptakan.

Pemuda itu mendelik kesal ke arah pintu, "Masuk!"

Muncul dari pintu sekretarisnya, Seulgi, dengan membawa nampan. Gadis itu menunduk sopan. Menyadari pandangan menusuk yang dilontarkan atasannya, Seulgi bergegas melangkah masuk dan meletakkan nampan yg dibawanya ke atas meja.

Dengan tangan bergetar ia mengulurkan cangkir kopi pesanan atasannya itu disebelah papan nama kaca bertuliskan "Park Chanyeol"  disana.

Chanyeol mengangguk, tanpa kata. Malu juga ketika merasa marah Seulgi telah mengganggu waktu tenangnya padahal yang dilakukan sekretarisnya itu hanya mengantar kopi pesanan.

Setelah mendapatkan anggukan singkat, Seulgi mengerti dan segera undur diri dari hadapan atasan yang masih menguarkan aura dinginnya itu. Gadis itu menutup pintu ruangan Chanyeol dan menyenderkan badan mungilnya ke tembok di sebelah dengan tangan mendekap nampan erat-erat.

"Kenapa Seul?"

Seulgi menghela nafas dan berjalan mendekat ke kubikel Wendy, teman yang tadi memanggilnya.

"Gila! Angker banget di dalem."

Wendy terkekeh, menyeruput tehnya dan menarik kursinya mendekat ke arah Seulgi, "Yaelah. Biasanya juga gitu."

"Beda Wen. Sumpah ya! Gara-gara kesalahan kecil di laporan budgeting doang padahal. Yang kena imbas semua orang."

"Kaya gak kenal Chanyeol aja. Nanti juga baik sendiri."

Seulgi bergidik, "Tetep aja. Mana ada rapat lagi nanti sore sama jajaran direksi. Salah dikit langsung meledak tuh kayanya."

"Semangat ya sayanggg! Sini gue peluk dulu."

Seulgi menyandarkan bahunya ke bilik Wendy, "Gue jadi mikir tau. Cewek yang jadi istrinya nanti harus bener-bener tahan banting. Secara angker mulu auranya."

"Huss! Kalo dia denger lo bisa kena SP," sahut Wendy kembali menghadap ke layar monitor. "Dah sana balik! Gue lanjutin laporan dulu!"

"Deadline jam sepuluh yaaaa. Yang teliti! Ntar selanjutnya lo yang kena semprot lagi."

"Iya elah. Nih gue kerjain."

***

Mood Chanyeol makin memburuk sore harinya. Mendengar sindiran bernada tajam dari direksi membuatnya makin meledak. Dan yang menjadi sasaran kemarahannya adalah bagian keuangan yang memang keliru dan beberapa dari bagian management control. Chanyeol tak segan membentak mereka dan mengancam akan memberhentikan mereka jika mereka tidak serius bekerja. Yang diangguki takut-takut oleh bawahannya.

DelightWhere stories live. Discover now