Taeyong tertinggal sebagaimana Yuta, Johnny dan Jaehyun berjalan di depannya ke arah sungai. Mereka dengan sukarela pergi memancing untuk makan malam.
"Aku sudah bilang padamu untuk tinggal di pondok. Apakah kau sudah lelah? Kita bisa berhenti terlebih dahulu dan membiarkan Yuta dan Johnny pergi lebih dulu."
"Hah? Tidak, kau bisa duluan. Aku hanya lambat, kau tahu lah."
Jaehyun memberitahu dua lainnya untuk pergi lebih dulu dan berjalan di sebelah Taeyong yang memutar matanya ke arah yang lebih muda. Jaehyun hanya mengangkat bahunya.
"Bagaimana jika AI melihatmu? Setidaknya kita akan mati bersama."
"Bodoh. Kau ingin mati juga? Biarkan aku mati sendirian. Selamatkan dirimu, idiot."
"Tidak akan, kita itu teman. Teman harus tetap bersama. Aku tidak akan membiarkanmu mati sendirian."
Jika situasinya berbeda, Taeyong yakin bahwa dia akan meleleh dari perhatian Jaehyun padanya.
"Kita akan bersama selama yang kita bisa, kan? Kita semua, kau dan aku, Lucas, Doyoung, Jisung, semuanya. Aku tahu kita akan selamat."
Itu juga yang dia tanyakan pada Ten. Dia ingat tidak mendapatkan jawaban dari si robot, dan mungkin itu cara Ten untuk memberitahunya bahwa itu tidak mungkin, dan dia tidak bisa membuat janji yang akhirnya akan mereka ingkari.
Jadi Taeyong tidak memberi Jaehyun jawaban dan memilih untuk menunduk, membuatnya tampak seperti dia sibuk. Taeyong tidak melihat senyum hilang dari wajah Jaehyun.
Sungai itu jauh lebih tenang sekarang setelah badai berlalu. Johnny meletakkan ember ke tanah untuk menyiapkan tongkat, meletakkan umpan di pengaitnya.
"Pada titik ini, sungai akan kehabisan ikan dan kita akan kelaparan. Aku kira ini saatnya bagi kita untuk menjadi vegan."
Johnny mengambil batu dan melemparkannya ke Yuta, memukul si Jepang tepat di kepalanya.
"Apa-apaan itu!"
"Kita memang memberi makan tiga keluarga tetapi tidak usah dilebih-lebihkan. Aku tidak bisa hidup tanpa daging, jadi kau pergilah dan mulai mengunyah tanaman sendirian. Mari kita lihat apakah kau tidak menumbuhkan pohon di kerongkonganmu. "
"Itu yang dikatakan ibuku ketika aku menelan biji—"
"Kau benar-benar menelan biji?! Untuk alasan apa?!"
Jaehyun tertawa melihat kelakuan kedua temannya di depannya. Dia mengambil pancing dan menyerahkannya ke Taeyong yang matanya melebar karena terkejut.
"Aku tidak tahu cara melakukannya."
"Oh, ayolah, jangan seperti ini! Kau melewatkan waktu besar! Apakah anak yang dimanjakan benar-benar tidak tahu bagaimana caranya bersenang-senang?"
Taeyong melotot pada Jaehyun sebelum mengambil umpan untuk diletakkan di hook dan berdiri di samping Yuta. Airnya jernih dan Taeyong menatap bayangan dirinya sendiri selama beberapa menit, menunggu tangkapan pertamanya sebelum dia merasakan dorongan ke sisinya.
"Kau dan Jaehyun sangat dekat."
"Itu mungkin karena dia menyelamatkanku."
"Eh, tapi Johnny dan Lucas juga menyelamatkanmu."
"Aku suka semua orang."
Taeyong tidak tahu maksudnya. Apakah Yuta benar-benar ingin tahu tentang hubungannya dengan Jaehyun atau hanya sekedar ingin bergosip? Taeyong memperlakukan semua orang dengan adil, kecuali untuk orang tua dan anak-anak yang sangat muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
(zero) beats per minute
Fanfictionditengah perang antara manusia dan mesin, taeyong hidup dengan jantung baja. ¬JaeYong ¬Taeyong-centric ¬BxB