HH/BB/2020 10:45
"Hei, kau menemukan buku bedah itu?"
Yuta berhenti di sampingnya dan mengerang ketika dia melihat apa yang dipegang Jaehyun. "Itu novel romantis. Kau tidak membutuhkan itu untuk magang ketika kau hanya melihat seorang wanita melahirkan."
"Bisakah kau membiarkanku sendiri selama... uh, dua jam, mungkin? Aku ingin membaca tentang orang yang jatuh cinta juga, kau tahu. Aku muak dengan organ dalam dan obat-obatan."
"Baiklah. Ambil bukunya, bayar agar kita bisa makan. Aku lapar."
Jaehyun membalik buku untuk membaca kutipan dan denyut nadinya menjadi cepat saat dia membaca kata demi kata.
'Kau seperti bintang di utara. Aku berdoa untukmu dalam kegelapan karena kau satu-satunya sumber cahayaku. Kau adalah semburan rasa di mulutku dan nada-nada warna setelah hujan ketika pelangi melengkung di langit. Kau adalah jantung yang tidak pernah kumiliki, berdetak dan hidup, penuh kehidupan dan petualangan dan mimpi. Kau adalah jenis cinta yang aku tidak pernah tahu aku butuhkan, menjaga dan manis. Aku berharap aku dapat tetap bersamamu sampai detak jantung terakhirmu —milikmu, karena aku lupa ketika milikku berhenti.' — S.CC
Dia terkekeh dan menggelengkan kepalanya sebelum meletakkan buku itu kembali di rak. Dia mencoba melupakan masa lalu tapi itu terbukti menjadi hal yang sulit untuk dilakukan ketika jauh di dalam hatinya, Jaehyun masih meyimpan kenangannya. Mereka terlalu indah dan tragis untuk dilupakan.
Dia membayar buku yang dia cari dan mereka keluar dari toko buku untuk mencari restoran. Tidak banyak namun tetap saja, kota ini kembali ke keadaan sebelumnya, meskipun bisnis masih sulit untuk kembali dari yang terakhir ditinggalkan. Damai, namun masih ada yang kurang. Tidak mudah untuk kembali menjalani hidup dari segalanya yang sudah hancur.
Yuta berjalan di depannya. Mata Jaehyun memindai jalan dan melihat seseorang yang memaksanya untuk berhenti. Dia tidak membuang waktu untuk menyeberang jalan, nyaris tertabrak mobil dengan Yuta meneriakkan namanya dari sisi lain.
"Taeyong!"
Jaehyun meraih bahu pria itu dan memutarnya, hanya untuk menghadapi orang asing. Lelaki itu melepas earphone-nya dan bertanya pada Jaehyun jika dia membutuhkan sesuatu.
"Uh, tidak. Maafkan aku. Aku salah mengira kalau kau orang lain yang kumaksud."
Lelaki itu mengangguk dan pergi begitu Yuta meraih lengan Jaehyun dan menatapnya.
"Apa yang ada di kepalamu?! Kau hampir tertabrak!"
"Aku pikir aku melihat Taeyong."
Pegangan Yuta mengendur dan ekspresi wajahnya melembut karena kata-kata Jaehyun.
"Jaehyun..."
"Aku tahu. Dia sudah tiada. Aku hanya... Ini sulit bagiku. "
Dia mendapat tepukan simpatik di bahunya sebelum Yuta menariknya ke samping, dengan bersemangat membawanya kembali untuk mencari tempat untuk makan.
"Tidak apa-apa, Jaehyun. Kau akan melaluinya."
xXx
A/N: End.
Sebenernya 127ghouls bilang:
"if y'all thought that was the end.....lol, joke's on you ;-) see you on the next part!"
Jadi bisa ada kemungkinan ff ini bakal dilanjut tAPI!!! belum ada konfirmasi lagi hahaha. Jadi it's an open ending for you guys. Gue nih suka banget ff ini karena betapa bagusnya ide, karakterisasi, dan tata bahasanya dalam Bahasa Inggris dan gue ended up ruined it. I'm so sorry but yeah, give me some credit too.
Jangan lupa mampir ke ao3-nya 127ghouls dan kasih kudos!
KAMU SEDANG MEMBACA
(zero) beats per minute
Fanfictionditengah perang antara manusia dan mesin, taeyong hidup dengan jantung baja. ¬JaeYong ¬Taeyong-centric ¬BxB