HOURGLASS [END] | OngNiel

16. Anger

Moraega da tteoreojigo sigyega meomchwobeoryeodo
Ssahyeogan chueokmaneun ne gyeote gyeote

Walaupun pasirnya akan jatuh, dan jam pasir akan berhenti
Kenangan kita bersama akan selalu bersamamu

Hourglas - Wannaone (The Heal) ft. Heize - 2018

*******

Daniel memperhatikan sebuah mobil sport berwarna hitam menepi, hendak masuk ke dalam halaman rumah keluarga Ong. Pintu pengemudinya terbuka disusul sosok tinggi ramping yang dikenalinya. Mereka berdua saling menatap terkejut dan berucap bersamaan.

"Sedang apa kamu di sini?"

Yang lebih muda menjawab terelebih dahulu, dengan mata yang menyiratkan kebencian.

"Ini rumahku."

"Bagaimana mungkin ini rumahmu?"

Guanlin menjawab dengan nada menantang. "Memang ini rumahku."

Daniel menatapnya bingung. "Ini rumah keluarga Ong. Apa hubungannya denganmu?"

"Ibuku seorang Ong. Tapi apa urusannya denganmu? Sedang apa kamu di sini?" Guanlin bertanya sekali lagi.

Masih kebingungan Daniel tidak mengindahkan pertanyaan yang diajukan padanya. Matanya masih menatap penuh selidik.

"Ibumu seorang Ong?"

Daniel mengerutkan dahinya bingung.

"Apa hubunganmu dengan Ong Seongwoo?"

"Seongwoo Samchon? Kamu kenal pamanku?"

"Paman?" Daniel terhenyak. Dia ingat jelas Seongwoo memiliki kakak perempuan.

Guanlin anak dari kakak Seongwoo? Keponakannya?

Ditatapnya pemuda di depannya lekat. Itu bisa menjelaskan kemiripan yang ada diantara mereka.

Sementara yang ditatap masih menatap balik dalam kebingungan.

"Bagaimana kamu bisa kenal pamanku?"

"Kamu belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kamu ke sini?"

Daniel menghela nafas dalam sebelum menjawab. Ini akan menajadi sulit. "Aku mencari pamanmu."

"Kenapa?

Apa hubunganmu dengan pamanku?

Tentang apa ini?"

Daniel masih mencoba mencari cara menjelaskan. Tapi kelihatannya roda di otak Guanlin berputar lebih cepat. Bagaimanapun dia seorang anak yang jenius.

Sinap-sinap sarafnya menyatukan potongan teka-teki.

Sosok pria yang keluar dari mobil Daniel.

Seseorang dengan zodiac sign Virgo.

Puzzle itu mulai menampakkan wujudnya.

"Tidak!"

"Tidak mungkin."

Tanpa sadar Guanlin mengambil satu langkah ke belakang.

"Orang itu pamanku?"

"Pamanku sendiri?"

"Kamu mengkhianiatiku dengan pamanku sendiri?"