Makan malam tengah berlangsung nikmat di keluarga Embun. Embun adalah anak satu-satunya. Hampir semua yang Embun inginkan selalu dipenuhi oleh mama dan papanya.
Disaat Embun tengah menikmati makan malam nya. Embun dikejutkan dengan pernyataan dari sang Mama yang membuat nya tersedak.
"Embun, mama perhatikan sampai sekarang kamu belum pernah mengajak teman laki-laki kamu kerumah."Uhuk... uhuk....
"Hah?" Embun terkejut, sangat amat terkejut dengan apa yang diucapkan mamanya.
"Iya, papa juga merasa seperti itu," saut papa Embun yang duduk di hadapan nya.
"Teman Mama ada anak laki-laki, dan kebetulan dia baru pindah ke daerah sini. Dia juga mau ketemu dan ngenalin anaknya sama kamu."
"Yang benar saja ma? Maksud Mama sama Papa, Embun mau dijodohin gitu?" Tanyanya kebingungan.
"Paling tidak kamu kenalan dulu sama dia," tutur papa Embun lembut.
"Lusa dia bakal kesini, jadi dandan yang cantik ya sayang," ucap mamanya dengan lembut sambil memberikan senyum kepada putrinya yang tengah cemberut.
---
"Aaaa, gila. Masa gue mau dijodohin," geram Embun saat ia dan kedua sahabatnya tengah duduk di kantin Sekolah.
Mendengar penuturan Embun, Rahma dan Ayu melongo menatap sahabatnya yang satu itu.
"Iya, kesel deh. Cuma gara-gara gue nggak pernah ngajak temen cowok main ke rumah."
Seketika tawa pecah antara Rahma dan Ayu.
"Kok ketawa sih?" tanya Embun semakin kesal karena ditertawakan kedua teman nya.
"Lagian sih, makanya lo tuh cari pacar, hahaha," ucap Rahma.
"Untung nyokap gue nggak gitu-gitu amat deh," sambung Ayu sambil menyeruput es teh dihadapan nya.
"Ya kalian pikir aja kan, gue masih SMA, sebentar lagi ujian, masa ia disuruh mikirin jodoh, kan ga mungkin," jelas Embun dengan wajah nya yang cemberut.
Rahma dan Ayu semakin terbahak-bahak melihat ekspresi kekesalan Embun. Sedangkan Embun sendiri hanya menggeram kesal tak karuan.
Aaaaa ganteng
Iihhh ganteng banget
Siapa sih dia?
Anak baru ya?
Mendengar teriakan para siswi yang sudah berkumpul didepan ruang kepala sekolah. Membuat Embun, Rahma dan ayu penasaran.
"Ada apaan sih rame-rame gitu?" Tanya Embun penasaran."Aaa jangan-jangan Oppa Chanyeol dateng ke sekolah kitaa," teriak Ayu yang histeris membuat Rahma membekap mulut nya.
"Berisik ih, mana mungkin oppa lo itu dateng ke sini, ngapain coba," ucap Rahma.
"Siapa tau kan ihh, ngeselin," jawab Ayu sewot.
"Udah-udah berisik aja sih, yok kesana."
Setelah sampai di gerombolan siswa perempuan yang sangat heboh dan histeris itu, Embun dan kedua sahabatnya menerobos agar bisa masuk ke gerombolan tersebut agar bisa melihat apa yang sebenarnya ada disana.
Setelah berhasil menerobos, betapa terkejutnya Embun saat melihat siapa yang ada disana. Bayangan di Cafe kemarin sore kembali berputar dikepala Embun.
"Dia lagi."
Gumam Embun dalam hati saat melihat Genta yang berada disana dan menjadi penyebab kehebohan yang terjadi dikalangan siswa perempuan disini.
Tanpa Embun sadari, ia melamun cukup lama sedari tadi. Membuat Rahma dan Ayu harus menyenggol pundaknya barkali-kali agar Embun segera Sadar dari lamunan nya.
"Embun woyy Embun," ucap Ayu yang melambaikan tangan nya didepan wajah Embun.
"Embun," teriak Rahma sedikit keras yang akhirnya menyadarkan Embun dari lamunan nya.
"Suttt, jangan berisik," ucap Embun pelan karena dia tidak ingin Genta mengetahui keberadaannya di sekolah ini.
Namun, sayangnya. Genta sudah melihat Embun sedari tadi. Dengan langkah perlahan Genta berjalan menuju Embun dan kedua sahabatnya, membuat mata seluruh siswa menatap tidak suka kearah Embun.
"Lo? Kita ketemu lagi. Jadi lo sekolah disini? " tanya Genta kepada Embun yang sekarang sudah berada di hadapannya.
"Ada urusan apa kamu kesini?" Tanya Embun dengan formal dan yang pasti dengan wajah datarnya.
"Ya, sekarang gue sekolah disini," jawab Genta sambil mengangkat kedua bahunya.
"Apa tidak ada sekolah lain? Harus sekolah disini?"
"Kenapa? toh di sini gue mau nuntut ilmu. Lagian ini rekomendasi dari temen nyokap gue," jawab Genta membuat tingkat kekesalan Embun bertambah.
Mendengar itu, Embun langsung pergi meninggalkan Genta dan segerombolan siswa yang masih setia memperhatikan Genta disana.
"Dasar laki-laki aneh, bisa-bisanya sekarang gue satu sekolah sama dia, ya tuhan," omel Embun saat berada di taman sekolah
"Sial banget sih gue hari ini, aaawww"Saat sedang asik mengomel, Embun pun tidak sadar jika ada batu dihadapannya yang akhirnya menyebabkan ia tejatuh.
"Sial," gumamnya.
Disaat ia sedang membersihkan lutut nya yang kotor. Tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan tangan nya dihadapan Embun. Membuat Embun mendongak untuk bisa melihat siapa pemilik tangan itu.
"Mau gue bantu?" Ucap Genta sambil sedikit tersenyum kearah Embun
"Tidak perlu, terimakasih," jawab Embun sembari ia berdiri. "permisi," lanjutnya.
Sikap Embun yang begitu dingin, membuat Genta ingin lebih dekat dan menjadi teman Embun.
"Lo dingin, apa perlu gue kasih lo kehangatan, supaya lo nggak bersikap dingin lagi?"
Ujar Genta sambil menatap punggu Embun yang mulai menghilang diujung pengelihatan nya.
---
To Be Continue~
Jangan lupa vomment ya :)Bengkulu,25 Desember 2018
-Nn-
KAMU SEDANG MEMBACA
MOODBOSTER [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSebuah Cafe bernuansa cokelat dan dipenuhi dengan semerbak aroma Cappuccino Freddo menjadi saksi bisu pertemuan Radella Embun Pandhita dengan seseorang yang memiliki kesukaan yang sama dengannya. Aneh. Kata pertama yang muncul dalam benak Embun saa...