MOODBOSTER 13

508 41 2
                                    

Sepulangnya Rahma dan Ayu, aku memilih untuk membereskan sisa-sisa makanan yang kami makan tadi. Sedangkan Genta, aku tidak tahu ia kemana sekarang. Yang jelas aku sedikit bisa bernapas lega karena tidak ada dia.

Disaat aku tengah asik memungut bungkus cemilan sendiri, tiba-tiba aku teringat tentang Genta. Jika dia ada disini, kenapa dia tidak memintaku untuk belajar bersamanya sekarang? Kenapa dia malah seolah tidak teringat akan pelajarannya.

Sudahlah biarkan saja, lagian tadi aku juga sudah berbicara kepadanya bahwa hari ini tidak jadi belajar bersama.

Baru saja mama memanggilku menyuruhku untuk ke ruang tamu. Sesampainya aku di ruang tamu, di sana sudah ada Tante Mira dan Genta. Tante Mira adalah Mama Genta, aku tersenyum kepada Tante Mira dan ia pun membalas senyumanku ramah.

"Embun, Tante sama Genta pulang dulu ya cantik," ucap Tante Mira ramah kepadaku.

Aku mengangguki ucapannya, "iya Tante, Hati-hati," jawabku.

Tante Mira mengangguk kemudian berjalan menuju pintu depan rumahku diikuti mama dan papaku. Aku masih terdiam di posisi semula, menatap punggung Tante Mira, Mama dan Papa yang menghilang di balik pintu.

Tanpa aku sadari, Genta masih berada di sampingku menatapku dalam diam.

"Kenapa belum pulang?" Tanyaku sinis kepadanya.

"Ini mau pamitan," jawabnya lembut,  "Gue pamit ya," lanjutnya.

Deg....

Ucapan Genta membuatku seketika teringat akan sesuatu. Membuat jantungku kembali bekerja begitu cepat. Aku megangguki ucapan Genta dan berjalan di belakangnya

Perasaanku tidak karuan, entah apa yang memenuhi pikiranku, hampir semua pikiran aneh berputar dikepalaku. Membuat aku sidikit pusing, namun sebisa mungkin aku tahan.

Genta sedikit melirikku, namun setelahnya ia kembali berjalan. Sesampainya di teras rumah, Tante Mira, Mama dan Papa melihat ke arahku dan Genta yang baru datang.

"Aduh, gini nih ya kalau Genta udah ketemu sama Embun, lama sekali kalau diajak pulang," ucap Tante Mira ditengah-tengah obrolannya dengan mama.

"Hahaha, cocok ya," lanjut mama sambil tertawa jahil kepadaku.

"Iyaa, oh iya Embun, tante bisa titip Genta sama kamu ya. Kalau dia nakal di sekolah, bandel, atau buat masalah, kamu kasih tau tante," ucap Tante Mira kepadaku.

"I-iya tante," jawabku gugup.

"Apasih ma, jadi pulang apa nggak nih?" tanya Genta kepada Mamanya.

"Hahaha, yasudah. Mbak aku sama Genta pulang dulu ya," ucap Tante Mira kepada Mama.

"Iya, hati-hati di jalanya," jawab Mama,  "Genta hati-hati bawa mobilnya ya nak," lanjut Mama saat Genta mencium punggung tangan Mama.

"Iya tante," jawab Genta.

Aku mencium punggung tangan Tante Mira, namun setelahnya aku terkejut saat Tante Mira memelukku sangat erat.

"Cantiknya anakmu mbak," ucap Tante Mira kepada mama setelah melepaskan pelukannya denganku.

"Kenapa seperti ingin berpisah jauh saja," Gumam ku.

Tapi, dengan cepat aku menpis semua pikiran aneh yang bergejolak di kepalaku. Aku tersenyum kepada Tante Mira dan ia membalasnya lembut.

Aku akui, Tante mira begitu cantik. Kulit putih dan mata coklatnya membuat siapapun yang melihatnya akan merasa nyaman. Ditambah lesung pipi yang dalam di pipi kiri nya telihat saat ia tersenyum. Sosok Ibu yang sempurna.

Setelah berbincang cukup lama, akhirnya mobil yang Genta dan Tante Mira perlahan mengilang di ujung jalan. Setelah memastikan semua tamu sudah pulang ke rumahnya masing-masing, aku memilih kembali ke kamarku untuk beristirahat.

Pusing yang aku rasakan semakin menjadi saat aku sudah berada di atas kasur. Aku menenggelamkan wajahku di balik bantal. Tidak  butuh waktu lama, aku sudah terlelelap dalam tidurku.

Tidak peduli dengan hari yang mulai gelap, aku tetap mencari kenyamanan kasur yang aku tiduri. Badanku benar-benar tidak enak sekarang ini. Aku merasakan ponsel yang berkali-kali bergetar karena notifikasi yang masuk. Entah notifikasi apa yang masuk ke ponselku.

---

Setelah merasa puas dengan tidurku, aku bangun dan berjalan menuruni anak tangga untuk menuju dapur. Mungkin saja masih ada sisa makanan.

Namun bagiku sore ini rumah terasa begitu sepi, Mama tidak ada di dapur dan papa tidak ada di depan TV. aku meneguk beberapa gelas air dari teko yang terletak di atas meja makan.

Aku meraih beberapa helai roti dan mengoleskan sedikit selai cokelat di atasnya. Sepertinya tenagaku berkurang saat tidur, yang menyebabkan perutku terasa lapar. Aku masih tidak mempedulikan rumah yang begitu sepi, hanya terdengar suara lalu-lalang kendaraan mobil dan motor di luar sana.

"Mama kemana sih? Tumben ga ngasih tau kalau mau keluar," gumamku sambil mengucah sisa roti yang masih ada di tanganku.

"Jam 6 lewat, udah mau maghrib," ucapku saat melihat jam yang menempel di dinding dapur.

Kring ... kring....

Tiba-tiba suara telepon rumah menghentikan kegiatanku. Aku berjalan menuju suara telepon yang berbunyi itu, saat sampai di meja tempat telepon itu berada,aku mengangkat gagang telepon yang berbunyi dan menempelkannya di telingaku.

"Halo," ucapku.

"...."

"Mama? Mama di mana?" tanyaku saat mendengar suara Mama di seberang sana.

"...."

"Hah ngapain mama sama papa di sana?" tanyaku heran saat mendengar ucapan mama.

"...."

"HAH," Seketika kakiku lemas saat mendengar penjelasan mama, "kenapa mama sama papa nggak ngajak Embun?kenapa ga bangun Embun sih?" lanjutku.

"Iya iya maaf sayang, kamu tunggu dirumah, papa jemput kamu sekarang," ucap mama dari dalam telepon.

"Iya cepet ya ma," jawabku dengan suara bergetar.

Tut... Tut....

Suara telepon terputus. Kakiku benar-benar lemas mendengar berita dari Mama, Aku benar-benar tidak menyangka jika akan mejadi seperti ini.

"Genta," lirihku.

Tanpa aku sadari, air mata mengalir dengan lancangnya membasahi pipiku. Aku berlari menuju kamar, dengan rambut yang ku biarkan terurai, memakai celana panjang dan sweater seadanya, meraih tas kecil, serta menyambar Handphone yang berada di atas nakas. Aku berlari kecil menuruni tangga.

Aku benar-benar cemas, aku takut mimpi itu benar-benar menjadi kenyataan. Ingin rasanya aku berada di sana dan melihat langsung apa yang sebenarnya terjadi.

"Genta," lirihku sekali lagi, dengan sesekali mengusap ujung mataku.

---

To Be Continue~
Jangan lupa vomment ya:)

Bengkulu, 15 Januari 2019
-Nn-

MOODBOSTER [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang