Epilog

6.6K 435 34
                                    

Jongin mengendurkan dasinya pekerjaan hari ini begitu menyiksanya. Sudah hampir 3 bulan ia berada di posisi CEO menggantikan ayahnya dan semejak itu pula ia semakin pulang larut malam.

Semakin sibuk Jongin semakin pula waktunya untuk keluarga kecilnya tidak ada. Beruntung Jongin memiliki istri sebaik dan sepengertian Soojung.

"permisi sajang-nim" ucap seorang gadis yang kini tengah berdiri didepan pintu ruangan. Membuat Jongin kini menatapnya tak suka.

"aku sudah mengetuk berkali-kali namun tidak ada jawaban" jelas gadis itu yang tau jika saat ini bos-nya tengah kesal.

"ada apa?" ketus Jongin, tidak Jongin tidak sedingin itu namun ia hanya bersikap tegas dan professional saat berasa di wilayah kantor.

"ada berkas yang harus anda tanda tangani saat ini sajang-nim" gadis itu memberikan beberapa map berisikan sesuatu yang harus Jongin tanda tangani saat ini.

Namun Jongin tidak menyadari selama ia sibuk membaca semua berkas itu. Gadis yang kini dihadapannya tengah menatapnya dengan tatapan kagum.

Tentu saja, siapa yang tidak kagum dengan seorang Kim Jongin saat ini. Seorang CEO perusahaan terbesar belum lagi wajah tampannya yang selalu menghiasa berbagai macam surat kabar. Namun dibalik semua itu Jongin benar-benar menutup rapat kehidupan pribadinya.

"Hyena-ssi ini berkasnya" tegur Jongin membuat gadis bernama Hyena itu terkejut. Gadis itu segera membungkukan badannya seraya pamit menghindar dari atasannya.

Jongin hanya bisa berdecak sebal, bukan sekali atau dua kali sekretaris itu menatap penuh minat terhadap dirinya bukan hanya sekretaris namun beberapa kolega wanitanya juga. Bahkan ada yang terang-terangan menyatakan ia tertarik dengan Jongin yang berakhir dengan Jongin memutus kontrak kerja sama diantara mereka.

Jongin menatap jam cartier dipergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul 6 dan sudah saatnya Jongin kembali bersama keluarganya.

"Hyena, aku pulang duluan. Jika tidak ada lagi yang kau kerjakan segeralah pulang" ucap Jongin kepada sekretarisnya dan pergi begitu saja.

Membuat gadis itu mendesah kecewa.

Soojung terus memperhatikan jam yang menunjukkan pukul 7 malam. Sudah seharusnya Jongin kembali dari satu jam yang lalu, namun nihil. Lelaki itu sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya.

"ck, selalu saja ponselnya mati" Soojung bergumam seraya terus mencoba untuk menghubungi suaminya.

Entah akhir-akhir ini, dirinya selalu dilanda rasa curiga akan Jongin dengan sekretarisnya. Pernah sekali dirinya tidak sengaja mendengar bahwa sekretaris suaminya itu menyukai sang suami. Bahkan sekretaris itu tidak malu untuk mengucapkan 'selamat pagi' ataupun 'selamat malam' di ponsel suaminya.

Semua pemikiran buruk Soojung untuk suaminya langsung buyar karna suara tangis anaknya yang baru saja bangun. Soojung segera menghampiri putra kesayangannya.

"ibu disini nak, sshhh jangan menangis lagi" ucap Soojung menenangkan putranya kini. Soojung segera memberikan ASI pada Taeoh dan ia tersenyum senang saat putranya kini tengah asyik dengan kegiatannya.

"ternyata kau disini" Soojung terkejut saat seseorang memeluknya dari belakang. Siapalagi jika bukan suaminya, ingin rasanya Soojung menanyakan sang suami dari mana namun semuanya buyar saat ia melihat sebuket mawar putih ditangan Jongin.

"aku mampir membelinya dulu tadi" ucap Jongin yang menyadari keterdiaman istrinya melihat bunga itu.

"untuk apa?" tanya Soojung berbisik karna saat ini Taeoh tengah tertidur pulas.

Tears [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang