Basket

22 9 0
                                    

Sasa berjalan menuju lapangan
basket. Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu, namun tadi ia habis menemui kakaknya, Arka untuk menyampaikan bahwa ia harus latihan basket terlebih dahulu dan memintanya untuk pulang duluan, tapi Arka bersikeras untuk menunggu sampai Shasa selesai latihan. Akhirnya mereka sepakat, Arka akan menunggu Shasa dirumah Rey (teman Arka) yang letaknya tidak jauh dari sekolah.

Shasa melihat kearah lapangan, disana ada beberapa pria yang sepertinya merupakan anak-anak basket, dan satu pria lagi yang tak lain adalak Alfa.
"Maaf kak, tadi saya izin ke kakak saya dulu! " ujar Shasa setelah sampai dihadapan Alfa.

"Iya gak masalah, kita juga baru kumpul... " jawab Alfa dengan senyuman khas nya yang bisa membuat siapa saja tergila-gila.

"Ok, jadi kenalin.. Ini Shasa, dia yang akan ngegantiin Revan! " Alfa memperkenalkan Shasa pada 4 orang pria dihadapan mereka. Reaksi keempat pria itu hampir sama semuanya, mereka menganga bersamaan.

"Ka... Yang bener nih? Masa dia!?" ptotes salah satu pria yang memakai ikat kepala sambil menunjuk kearah Shasa.

"Emangnya kenapa? " tanya Alfa.
Pria yang memakai ikat kepala itu mendesah frustasi lalu berkata.
"Kak,,, dia itu cewek! " ucapnya sambil menekankan kata terakhir.

Shasa menunduk, dalam hatinya berdemo "Emang kenapa kalo cewek?  Inikan udah bukan jamannya nenek moyang, udah ada yang namanya emansipasi wanita tau,,,cowok modern ko pikirannya jadul banget... Apa mungkin dia itu kakek-kakek yang  nyerap energi manusia terus jadi muda lagi kaya cerita yang di antv.. Percuma ganteng" cibir Shasa didalam hati, ia benar-benar tak habis pikir.

"Emangnya kenapa Elio kalau dia cewek? " Tanya Alfa semakin menantang. "Ohh,,, jadi cowok otak jadul itu namanya Elio! Nama doang bagus, otaknya datar! " gerutu Shasa dalam hati.

"Cewek tuh paling kena bola aja langsung ngacir! " cibir Elio terang-terangan sambil tersenyum sinis kearah Shasa. Rasanya telinga Shasa makin panas saja, terpapar sinar matahari, ditambah lagi omongan-omongan tak berguna dari pria tak bermoral itu. Mana ada pria bermoral yang melihat segala sesuatu hanya dari cover nya saja. Ingin sekali Shasa menyumpal mulut pedas Elio dengan kaus kakinya, tapi ia harus sabar, untung saja disini ada kak Alfa, jika tidak, mungkin sudah Shasa jadikan perkedel si Elio mulut cabe itu.

"Elio, saya gak pernah ngajarin kamu buat ngerendahin orang lain kaya gini.. " ucap Alfa menahan emosinya.

"Saya gak ngerendahin kak, tapi kadang beberapa hal udah rendah sendirinya" sindir Elio, ia menatap Shasa dengan sudut matanya.
"Yaudah, gimana kalo kita tanding aja kak, saya juga mau liat... Kaya gimana sih kemampuan cewek yang kakak belain mati-matian ini" tantang Elio dengan angkuhnya. Shasa memutar bola matanya jengah "Cihh,,, ada ya, spesies kaya gini dibumi" cibir Shasa pelan.

"Berani gak lo?" tanya Elio pada Shasa, namun terkesan meremehkan.
"Berani lah! " jawab Shasa buka suara. Elio hanya membalasnya dengan senyuman sinis.
"Lo gak takut rok lo robek? " tanya Elio dengan angkuhnya.
"Gak tuh! "
"Gede juga nyali lo, kalo gue menang, lo harus ngundurin diri dari anggota basket ok"
"Ok... Tapi kalo gue menang, lo harus peke rok sambil keliling lapangan besok pas jam pelajaran olahraga... Berani? " balas Shasa sambil tersenyum sinis. Memangnya Elio kira cuma dia saja yang bisa begitu.

Elio menimbang-nimbang, sejujurnya
Ia agak takut melihat nyali Shasa yang lumayan besar, dia sudah membayangkan bagaimana jika besok ia benar-benar harus berkeliling lapangan menggunakan rok. Itu pasti akan mencoreng harga dirinya. Tapi Elio mencoba meyakinkan dirinya.
"Toh gue ini kapten tim, cewek kayak gitu gak mungkin bisa ngalahin gue " bisik Elio dalam hati.
"Ok, deal! " mereka berjabat tangan lalu mulai bermain.

* * *

Mereka berdua bermain dengan baik, saling merebut bola dan saling berusaha menjebol ring lawan. Keduanya sangat lihai. Alfa dan anggota basket yang lain hanya menjadi penonton. Mereka semua adalah saksi dari pertandingan sengit antara Elio Brady dan Vanessa Qiandra Devangana. Dimana mereka berdua sama-sama tangguh.

Sebenarnya mereka sama-sama kagum dengan Shasa, karena biasanya orang yang bermain basket dengan Elio tak butuh waktu lama pasti akan menyerah kalah, tapi Shasa seorang perempuan bisa bertahan dan melindungi ringnya dari serangan Elio, itu bisa disebut keajaiban alam.

Waktu semakin menipis, sedangkan baik Elio maupun Shasa memiliki angka yang seri, 2-2. Entah siapa yang akan berhasil membobol dimenit terakhir, itu jelas membuat mereka yang menonton ikut tegang.

Shasa melesat dengan lincahnya mendrible bola kearah ring Elio, namun bola itu berhasil direbut dengan Elio. Sisa waktu tinggal satu menit lagi, semua orang berfikir jika Elio akan memenangkannya, tapi mereka salah, didetik-detik terakhir Shasa berhasil merebut bola kembali lalu dengan posisinya yang terbilang lumayan jauh dari letak tiang ring, Shasa langsung menembaknya ditempat, karena tak ada waktu untuk mendekat pada ring.

Awalnya orang-orang meragukan Shasa, mereka melihat Shasa menembak dengan jarak yang sangat jauh, jadi kemungkinan masuknya sangat sedikit. Tapi dalam sekejap Shasa bisa membuat keraguan itu hilang, bolanya masuk dengan mulus dan sempurna, membuat semua orang terperangah tak terkecuali Elio. Ia membuka mulutnya lebar seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya, bagaimana mungkin Shasa bisa melakukan itu. Semua orang berdiri memberikan tepuk tangan untuk Shasa. Itu sangat mengagumkan. Sedangkan Elio si mulut cabe itu hanya diam terduduk dibawah.
"Gue kalah?? Gak mungkin, apalagi kalah sama dia! " ujar Elio dalam hati.

Shasa berjalan kearah Elio yang masih terlihat shock.
"Jangan lupa sama perjanjian kita, besok pake rok keliling lapangan di jam olahraga! " Ujar Shasa dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya.
"Ini pelajaran buat lo... Lain kali, jangan mandang orang lain cuma dari fisik" lanjut Shasa, lalu pergi meninggalkan si raja angkuh itu.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang