Sudah dua hari ini Shasa tidak
melihat Elio. Padahal letak kelas mereka tidak jauh, hanya ditengahi oleh lab komputer. Itu jelas membuat Shasa khawatir, apalagi para murid tidak ada habis-habisnya menertawakan Elio, padahal kejadian itu sudah 3 hari yang lalu. Itu semua tentu saja karena Marsha si ratu nyinyir dengan para curut pengikutnya itu yang terus saja membahas masalah yang sudah berlalu. Ingin rasanya Shasa mengepang bibir pedas Marsha itu.Seperti biasa di jam istirahat semua murid berhambur menuju kantin, tak terkecuali Shasa dan teman-temannya. Kini temannya itu sudah bertambah, sekarang ada Karisa, Diana, Mawar, Galang, dan Banyu.
Juga banyak yang lainnya, hanya saja yang selalu bersamanya adalah mereka berlima.Mereka duduk dimeja kosong dipojok ruangan. Awalnya semua berjalan baik, sampai kegaduhan mulai terjadi.
Karisa mencoba melihat apa yang sebenarnya terjadi, ia menatap lekat kearah pintu masuk kantin. Dilihatnya Elio, Danu, Robert, dan Dicky yang sedang berjalan mencari tempat kosong. Ya, mereka adalah para pria populer sekolah yang juga merupakan anggota basket. Dan jangan lupa Shasa juga bagian dari anggota itu sekarang.Walaupun setelah kejadian Elio berkeliling memakai rok, fans nya sama sekali tak berkurang, justru malah makin bertambah. Jika saja ditanya karena apa mereka mengagumi Elio, pasti jawabannya
"Ya kan kak El tuh cute bangettt"
"Ganteng parah! "
"Ya siapa sih yang gak ngefans sama malaikat kaya kak El"
"Udah ganteng, cool, kapten basket pula... Melting dede liatnya! "
"Nikmat apalagi yang kau dustakan!! "
Dan sejenisnya.
Kebetulan saat itu meja disamping Shasa adalah meja satu-satunya yang kosong, jadi Elio dkk berjalan kearah meja itu.
Sampai kini Shasa belum menyadari kehadiran Elio yang semakin mendekat kearahnya. Itu karena posisi duduk Shasa yang membelakangi pintu masuk, juga karena ia sama sekali tak menghiraukan sorakan-sorakan para siswi yang berteriak kegirangan menyambut kedatangan Elio. Shasa tetap fokus saja menyantap bakso nya.
"Hai Sha! " panggil seorang pria sambil menepuk pelan bahu Shasa,
"Eh, hai juga Dan! " balas Shasa setelah melihat Danu yang menyapanya. Pandangan Shasa langsung beralih ke pria dibelakang Danu, ya siapa lagi kalau bukan Elio.Shasa melihat Elio berjalan melewatinya begitu saja menuju meja disebelah mejanya. Tanpa ia sadari sedari tadi Robert sibuk melambai-lambaikan tangannya dihadapan wajah Shasa yang melamun.
"Eh, ke... Kenapa Rob? " tanya Shasa setelah tersadar dari lamunannya.
"Lo mikirin apa sih Sha,,, mikirin gue ya" tuduh Robert. Shasa hanya tersenyum garing.
"Haha... Gue bercanda ko, mau gabung makan sama kita? " tawar Robert yang lengsung dibalas oleh gelengan cepat oleh Shasa.
"Gak usah, kalian makan aja! " ujar Shasa dengan senyuman.
"Oh oke... Kita duluan Sha! "Robert berjalan kemeja yang sudah ditempati Elio disusul Danu dan Dicky. Shasa juga melanjutkan kembali makan siangnya.
* * *
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 20 menit yang lalu. Kini Shasa sedang bercanda ria dengan Danu, Robert, dan Dicky. Ya, setiap pulang sekolah mereka memang selalu menyempatkan diri untuk berlatih basket.
Walaupun Shasa perempuan sendiri, ia sama sekali tak pernah merasa canggung. Baginya teman ya teman, tak peduli apa gendernya.
Sekarang mereka memang belum memulai latihan karena kak Alfa belum datang. Sebenarnya mereka bisa saja berlatih sendiri, tapi ini soal solidaritas. Karena bagi mereka kak Alfa bukan hanya seorang guru, tapi juga sahabat, bahkan mereka sudah terbiasa dengan kehadiran kak Alfa dalam tim, jadi jika mereka memulai tanpa kak Alfa, tentu akan berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
Teen Fiction.Vanessa Qiandra Devangana, seorang gadis cantik yang terjebak antara dua pria. Satu adalah pria dari masa lalunya, dan yang kedua adalah pria yang berusaha masuk kedalam masa depannya. Siapakah yang dia pilih? Masa lalu yang menyakitkan, atau masa...