Camping

8 7 0
                                    

"Jaket udah, selimut udah, senter udah, mukenah udah, swallow juga udah..." Shasa bergumam sendiri sambil mengecek ulang barang yang baru saja ia masukan kedalam ransel.

Sekolahnya memang akan mengadakan kegiatan camping yang  selalu diadakan setiap tahun oleh pihak sekolah, untuk melatih kemandirian siswa katanya. Untuk satu minggu kedepan Shasa harus bertahan diluar rumah dan jauh dari jangkauan mama dan papanya. Maka dari itu, persiapannya harus matang, tak boleh ada barang yang tertinggal satupun.

Dan setelah semua dirasa lengkap Shasa segera keluar dari kamarnya menuju kamar Arka.

Tok tok tok.. 

"Masuk! " teriak Arka dari dalam kamar. Shasa membuka pintu kamar kakaknya perlahan, ia bisa melihat Arka yang tengah memasukan beberapa benda kedalam ranselnya.

Shasa melirik ransel milik Arka yang masih setengah kosong.

"Jaket! " seru Shasa mengingatkan.

Arka menepuk jidatnya "Oh iya! " lalu segera berlari menuju lemari dan mengeluarkan jaket berwarna hitam dari sana. Shasa menghela nafas malas, ia tahu betul bagaimana pelupanya pria satu ini, jadi Shasa harus memastikan jika Arka tak meninggalkan apapun.

"Apa lagi ya Sha? " tanya Arka.

"Sendal"

"Oh iya! "

Dan begitulah seterusnya sampai semuanya lengkap. Arka menghela nafas lega, untunglah persiapannya sudah usai. Ia memeluk tubuh Shasa gemas.

"Makasih adikku tercinta! " ujarnya tanpa melepas pelukannya.

Shasa yang merasa risih dengan pelukan itu menggeliatkan tubuhnya agar bisa terlepas dari pelukan Arka.

"Ihh... Kak Arka lepasin, Shasa udah bukan anak kecil tau! " ketus Shasa.

Arka melepaskan pelukannya.
"Iya deh, adiknya kakak yang udah gede!!!" cibir Arka.

* * *

Shasa celingak-celinguk mencari keberadaan teman-temannya. Sudah ada 5 buah bus berukuran besar yang terparkir di jalan depan sekolah, Shasa bingung, bus mana yang akan ia naiki.

"Shaaaa!!! " suara cempreng nan nyaring menusuk gendang telinga Shasa membuatnya terpekik kaget.
Shasa mulai mencari sumber suara yang terdengar seperti toak masjid itu. Dilihatnya Karisa yang berada di depan bus diujung jalan tengah melambaikan tangannya kearah Shasa, ia pun menghampirinya.

"Suara lo nyaring banget sih, udah kek toak masjid.. " cibir Shasa setelah sampai dihadapan Karisa. Gadis itu hanya nyengir kuda menanggapinya.

"Hello baby!!! " sapa Galang yang entah datang dari mana sambil merangkul Karisa dan Shasa.

Shasa dan Karisa hanya menatap sekilas kearah Galang lalu kembali fokus pada ponsel mereka masing-masing.

"Woww... Senangnya dalam hati... Bila beristri dua,,," sambar Banyu yang baru saja datang sambil menyanyikan lagu dengan suara fals nya.

"Yu... Lo ganteng deh! " puji Karisa pada Banyu sambil tersenyum manis.

Banyu yang dipuji seperti itu langsung membenarkan rambutnya dengan gerakan sok cool.

"Udah banyak kok yang bilang gitu..." sahut Banyu sambil berpura-pura malu-malu.

"Tapi lebih ganteng lagi kalo lo diem!!! " ujar Karisa dengan nada yang berbeda dari sebelumnya, matanya pun ikut melotot kearah Banyu.

Galang dan Shasa sontak tertawa.
"Kasian banget jadi lo Yu... Masih pagi udah dikasih sarapan cabe.. " ejek Galang.

"Sabar Yu,,, lain kali lo banyak amal aja ya.. Biar gak apes mulu idup lo" sambung Shasa.

Banyu merengut sebal.
"Eh si Mawar kemana sih? Daritadi gak muncul-muncul! " tanya Galang setelah berhenti dari tawanya.

Tak lama setelah pertanyaan itu terlontar, sesosok Mawar muncul dengan anggunnya melewati mereka.

"Lo pada ngapain disitu..." tanyanya acuh lalu melenggang pergi memasuki bus.

Shasa, Galang, Karisa, dan Banyu hanya melongo melihat Mawar yang berjalan begitu saja, padahal mereka masih berdiri sampai sekarang karna menunggu gadis itu.

"Wahh,,, kebangetan tuh curut.. Udah ditungguin malah ninggalin! " umpat Banyu.

"Tau gini ngapain kita cape-cape nunggu dia" sambung Karisa. Semuanya segera beranjak memasuki bus dengan umpatan-umpatan mereka untuk Mawar.

Shasa duduk disebelah Mawar dengan tatapan membunuh.
"Kenapa lo ngeliatin gue kaya gitu? " tanya Mawar sambil bergidik ngeri.

Belum sempat Shasa menjawab, Banyu sudah lebih dulu menoyor kepala Mawar.

"Enak banget ya jadi lo,,, kita udah nungguin capek-capek... Eh lo malah nyelonong tanpa dosa!!! " gerutu Banyu yang duduk didepan Mawar.

"Oh... Jadi lo pada nungguin gue? " sahut Mawar sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Bukan, setan!! " tegas Shasa dan Banyu bersamaan.

Mawar terkekeh pelan melihat wajah kesal dari kedua sahabatnya ini.
"Ya sorry... Gue kira lo pada lagi nunggu sumbangan" kekeh Mawar.

Shasa dan Banyu mendengus kesal lalu kembali pada kegiatan mereka masing-masing mengabaikan Mawar yang masih saja terkekeh.

Bus yang mereka tumpangi pun mulai melaju membelah jalanan kota Bandung yang terlihat senggang. Inilah yang membuat Shasa betah tinggal di Bandung, tak ada macet seperti di Jakarta, apalagi sekarang masih pukul 05:07 pagi, jadi belum banyak kendaraan yang berlalu lalang.

* * *

Shasa menghirup dalam-dalam udara yang terasa sangat segar. Setelah perjalanan yang entah berapa lama, kini mereka sudah sampai di Bogor. Tepatnya di lapangan besar yang akan menjadi tempat camping mereka.

"Shasa sayang, ayo! " seru Karisa sambil merangkul bahu Shasa lalu menuntunnya menuju rombongan.

Semua siswa membentuk barisan sesuai perintah Alfa dan Osis. Alfa memang menjadi penanggung jawab dari acara ini. Bukan hanya karena dia adalah guru olahraga, tapi juga karena dia adalah anak dari pemilik sekolah.

"Ok... Saya akan menjelaskan beberapa peraturan untuk kalian. " seru Alfa ketika barisannya sudah rapih. Semua mata siswa tertuju padanya, apalagi siswi perempuan, mereka fokus memandang pria dihadapan mereka, bukan fokus dengan ucapannya, tapi fokus pada wajah tampannya.

Alfa memberikan beberapa pengarahan tentang apa saja yang harus mereka lakukan setelah ini. Ia juga membacakan nama-nama kelompok untuk setiap tenda.

Satu persatu nama mereka disebut, Shasa masih saja fokus untuk mendengarkan pembagian kelompok. Dalam hatinya berdoa, semoga ia satu kelompok dengan orang-orang yang ia kenal. Karena Shasa masih murid baru, jadi dia tak mengenal banyak siswa.

"Kelompok 8, Erika, Putri Maharani, Mawar Estandira, dan Vanessa Qiandra. " Akhirnya nama Shasa terdengar juga dari mulut Alfa, dan Shasa beruntung karena satu kelompok dengan teman dekatnya, Mawar.

"Yahh,,, ko gue gak sekelompok sama kalian sih!! " keluh Karisa sambil memonyongkan bibirnya.

"Udah nasib! " ujar Shasa sambil tersenyum jahil dan menepuk-nepuk bahu Karisa.

"Yaudah yuk Sha, kita gabung sama yang lain buat bikin tenda!" ajak Mawar. Shasa hanya manggut-manggut mengekori gadis itu.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang