Benci

22 10 1
                                    

Saat ini adalah jam pelajaran yang selalu dinanti-nanti oleh semua muridnya, terutama oleh para siswi. Karena selain mereka tidak usah belajar dikelas yang sumpek, tentu saja karena mereka bisa bertemu dengan gurunya yang kelewat tampan, siapa lagi jika bukan kak Alfa.

Ya, saat ini adalah jam olahraga. Ada beberapa kelas yang disatukan dilapangan ini, diantaranya kelas 11 Ipa 2 (kelas Shasa) dan kelas 11 Ips 5 (kelas Elio). Shasa sudah tahu jika jam olahraganya digabung dengan kelas Elio, karena itu kemarin ia menantang Elio untuk berkeliling lapangan sambil memakai rok.

Membayangkannya saja bulu kuduk Shasa sudah meremang, bagaimana jika benar-benar Elio lakukan? Elio pasti sangat malu. Apalagi dilapangan ini juga terdapat Marsha and the genk. Sebenarnya Shasa tidak begitu mengenali mereka, ia hanya mendengar dari teman-teman sekelasnya jika Marsha and the genk adalah kumpulan siswi nyinyir dan centil. Ya tentu saja sesuai namanya genk itu diketuai oleh Marsha, tapi orang lain lebih suka memanggilnya ratu nyinyir.

Shasa menengok kesana kemari mencari keberadaan si mulut cabe itu. "Apa dia gak masuk ya? Pengecut ternyata! " bisik Shasa dalam hati.

"Hai Sha! " sapa Danu, salah satu anggota basket.
"Hai! " balas Shasa ramah. Danu duduk disebelah Shasa.
"Oh iya Dan... Si Elio gak masuk ya? " tanya Shasa.
"Masuk tuh, dia lagi ditoilet... Masih mikir-mikir mau keluar pake rok atau nggak... " jelas Danu sambil tertawa renyah.
"Hah! Lo serius? Elio beneran mau pake rok???" tanya Shasa sedikit terkejut, ia sama sekali tak menyangka jika Elio benar-benar akan melakukan itu.
"Lho,,, bukannya lo yang nyuruh? " Danu balik bertanya.
"Iya sih, tapi gua gak nyangka dia bakal ngelakuin itu beneran... Nanti dia pasti malu banget" ujar Shasa, entah mengapa ia jadi sedikit cemas, ya walaupun si Elio mulut cabe itu memang menyebalkan, tapi Shasa masih punya hati, jika Elio sampai benar-benar melakukannya, bukankah sama saja jika Shasa membully Elio.

Shasa berlari menuju toilet untuk menghampiri Elio.

Digerbang toilet terdapat tanda 🚹 yang berarti khusus untuk laki-laki namun Shasa tidak peduli, ia tetap masuk.

"Elio! " panggil Shasa setelah menemukan Elio yang tengah memegang sebuah rok wanita. Elio nampak kaget dengan kehadiran Shasa.
"Ngapain lo disini? Ini toilet cowok! " ujar Elio setengah berteriak.
"Gue cabut perjanjian kemarin, lo gak usah keliling lapangan sambil pake rok! " ujar Shasa tak menghiraukan pertanyaan Elio.

Elio terdiam, "Apa maksudnya? " bisik Elio dalam hati.
"Maksud lo apa? " tanya Elio dengan nada tidak enak.
"Huhh! Lo tuli ya? Gue bilang gue cabut perjanjian kemarin, perjanjiannya batal, jadi... " belum sempat Shasa menyelesaikan kalimatnya, Elio langsung memotong.
"Lo pikir gue gak berani nepatin janji gue sendiri hah? "

Shasa melongo mendengar ucapan Elio, bisa bisanya ada orang yang pikirannya negatif melulu sama orang lain kaya gini, keluh Shasa entah pada siapa.
"Lo tuh kenapa sih, lagi PMS ya lo... Bawaannya negatif terus sama orang, gue cuma gak mau bikin lo malu didepan semua orang" ujar Shasa.
"Gue gak butuh belas kasian dari lo, gue bakal tunjukin sama lo kalo gue ini bukan pengecut yang cuma bisa lari" keukeuh Elio lalu pergi begitu saja meninggalkan Shasa yang masih melongo tak percaya.

* * *

Shasa berdiam diri di meja baca paling pojok perpustakaan. Matanya menatap buku dihadapannya tapi entahlah sedang pergi kemana fikirannya sekarang.

Sejak kejadian pagi tadi entah mengapa ia sama sekali tak bisa tenang. Ya, tadi pagi Elio benar-benar melakukannya, berkeliling lapangan yang sangat ramai menggunakan rok.

Itu jelas membuat semua murid menertawakannya, dan yang paling puas disana adalah Marsha and the genk tentunya, karena mereka mendapatkan mangsa baru untuk di nyinyir kan.

Hal yang paling membuat Shasa kepikiran adalah perkataan Elio padanya setelah melakukan aksi nekatnya itu.
Elio berkata "Puas lo sekarang!!! ".

Shasa sama sekali tak mengerti dengan Elio. Jelas-jelas tadi Shasa sudah membatalkan perjanjiannya dan Elio sendiri yang ingin melakukan aksi gila yang jelas akan membuatnya malu, tapi Kenapa Elio masih menyalahkannya?. Dan kenapa Shasa merasa bersalah?

Semua murid menganggap hal tadi adalah hiburan. Mereka merekamnya untuk sekedar dilihat, dan tak sedikit pula yang menjadikannya status whatsapp atau insta story.

"Kenapa? Padahal kan gue udah ngabatalin semuanya, kenapa lo masih aja nekat sih? Kenapa lo malah bikin malu diri lo sendiri? Dan kenapa gue malah merasa bersalah? Kalo aja gue tau lo orang yang seserius ini, gue gak mungkin ngomong kaya gitu kemarin" ujar Shasa dalam hati.

Karisa yang melihat Shasa murung sedari tadi hanya membuang nafasnya kasar.
"Sha, udahlah... Toh itu bukan salah lo juga, lo udah ngebatalin perjanjiannya,,, si Elio aja yang keras kepala.. " ucap Karisa menenangkan Shasa. Ya, kini Karisa dan Diana sedang menemani Shasa di perpustakaan. Mereka adalah teman baru Shasa, ya walaupun belum mandapat banyak teman, tapi Shasa sudah bersyukur karena kehadiran mereka disini.

"Iya Sha, semua orang juga tau kalo Elio itu kepala batu, jadi ini bukan salah lo" Diana turut menenangkan Shasa. Mereka sengaja mengambil posisi paling pojok agar mereka bisa sepuasnya berbicara tanpa ada yang marah. Lagipula sekarang jam istirahat, jadi perpustakaan sepi karena hampir semuanya stay dikantin kecuali mereka tentunya.

Shasa menghela napas panjang. Sebenarnya apa yang dikatakan Karisa dan Diana itu ada benarnya, tapi tetap saja ia tak bisa tenang.
"Apa setelah ini Elio akan benci sama gue? " bisik Shasa dalam hati.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang