Aku hanyalah sebuah goresan kecil dihatimu
goresan yang tidak akan membekas dan menyebar ke lerung hatimu
aku tak tahu mengapa hati kecilku memilih dirimu
aku juga tak tahu mengapa dirimu mampu mengisi hati dan pikiranku
aku hanya ingin kamu pergi jauh dariku
dari hidupku
dari lamunanku
dan...
dari pikiranku
rasanya sakit bila tahu semua ini hanyalah sebuah angan saja
yang hanya dapat aku rasakan seorang diri
###
Indahnya langit yang seakan mencoba menghiburku
luasnya daratan seakan mengajakku untuk melepaskan penat dihati
hampara hijau seakan mencoba menghapuskan raut sedih di mata
air murni yang jernih mengalir seakan mencoba untuk memadamkan perih dihati
namun semua itu mampu mengobati luka dihati
walau kenyataan memang pahit, aku mencoba ikhlas
aku tidak ingin menjadi penghalang bagi mereka berdua
biarlah semua rasa ini padam dengan sendirinya
biarlah rasa ini cukup sampai disini saja
" Assalamu'alaikum Farhan..................."
teriakan mang asep seakan membuatku tersedar dari lamunan ku, aku seharusnya tidak sampai terlarut dalam kesedihan ini.
aku berterima kasih atas hati yang patah ini
darinya aku akan lebih berhati hati dalam melabuhkan hati
"Wa'alaikum salam, ada apa ya mang?" tanyaku pada mang asep
"itu loh han, ente di panggil sama ustadz di masjid, saat ini juga" jawabnya sambil menghembuskan nafasnya perlahan lahan
aku hanya menggangguk saja sebagai responnya
" kalau begitu saya langsung ke masjid aja ya mang, Assalamu'alaikum"kataku mengakhiri obrolan kami.
###
sudah seminggu ini aku mengurung diri di samping danau dekat perbatasan pondok akhwat. rasanya hatiku akan terasa nyaman bila diri ini mengistirahatkan lelah dihati.
akhirnya semua rasa fitrah ini padam sewaktu pengkhitbahan dimulai, itupun belum sampai satu jam dan aku sangat terkejut bahwa kalau nissa atau lebih tepatnya lagi Qalbie adalah satu orang yang sama yang selama ini di cari oleh sahabatku.
"assalamu'alaikum ustadz" salamku setiba aku sampai di masjid. mataku sengaja mengedarkan kesegala arah. aku terpaku melihat suasana di dalam masjid yang nampak ramai ini.
"wa'alaikum salam"
" nah nak farhan duduk sini dekat ustadz" ujarnya sambil memberiku ruang untuk duduk disebelahnya.
" begini, ustadz langsung saja keintinya ya. nak farhan dari dulu ingin tahu siapa ayah dan ibu mu kan? ingin segera bertemu dengan mereka bukan?"
aku terkejut mendengar jawaban ustadz seketika air bening ini terjun dengan sendirinya tanpa memberi tahu pemiliknya. secara refleks aku menganggukan kepala sebagai jawaban, sebab rasanya aku terlalu berat mengeluarkan kata kata saking bahagia nya mendengar apa yang diucapkan ustadz.
" temuilah.. salah seorang keluargamu sedang ada disini?"
" siapa kah dia ustadz?" tanyaku sembari menelusuri siapa salah satu dari keluargaku.
"dia kakakmu" jawab ustadz sembari mengangkat jemari telunjuknya kearah seseorang yang tak lain adalah Arshad Fiqar Abqary.
" dia kakak ku? kak Arshad.... kakakku?"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Assalamu'alaikum para pembaca setia Arshad dan Qalbie
maafkan saya yang baru bisa update sekarang setelah sekiaaannnn.... lamaaanya bermeditasi.
maaf juga kalau ceritanya ga nyambung:v soalnya saya langsung di update tanpa dikoreksi.
sekali lagi mohon maaf:(
Wassalamu'alaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Permata Yang Tersembunyi✅[ Belum Revisi ]
SpiritualQalbie khoirunnisa Apakah ini takdirku? Yang harus menerima pernikahan yang hanya sebatas pekerjaan? Mungkin dengan seiring berjalan nya waktu aku mulai terbiasa dengan pernikahan ini. Tapi, aku jga seorang wanita yg menginginkan sebuah pernikahan...