27. Renungan hatiku

3.3K 170 17
                                    


Aku hanyalah sebuah goresan kecil dihatimu 

goresan yang tidak akan membekas dan menyebar ke lerung hatimu 

aku tak tahu mengapa hati kecilku memilih dirimu

aku juga tak tahu mengapa dirimu mampu mengisi hati dan pikiranku

aku hanya ingin kamu pergi jauh dariku 

dari hidupku

dari lamunanku

dan...

dari pikiranku 

rasanya sakit bila tahu semua ini hanyalah sebuah angan saja

yang hanya dapat aku rasakan seorang diri


###



Indahnya langit yang seakan mencoba menghiburku 

luasnya daratan seakan mengajakku untuk melepaskan penat dihati

hampara hijau seakan mencoba menghapuskan raut sedih di mata

air murni yang jernih mengalir seakan mencoba untuk memadamkan perih dihati

namun semua itu mampu  mengobati luka dihati 

walau kenyataan memang pahit, aku mencoba ikhlas 

aku tidak ingin menjadi penghalang bagi mereka berdua

biarlah semua rasa ini padam dengan sendirinya

biarlah rasa ini cukup sampai disini saja

" Assalamu'alaikum Farhan..................."

teriakan mang asep seakan membuatku tersedar dari lamunan ku, aku seharusnya tidak sampai terlarut dalam kesedihan ini.

aku berterima kasih atas hati yang patah ini

darinya aku akan lebih berhati hati dalam melabuhkan hati

 "Wa'alaikum salam, ada apa ya mang?" tanyaku pada mang asep

"itu loh han, ente di panggil sama ustadz di masjid, saat ini juga" jawabnya sambil menghembuskan nafasnya perlahan lahan

aku hanya menggangguk saja sebagai responnya 

" kalau begitu saya langsung ke masjid aja ya mang, Assalamu'alaikum"kataku mengakhiri obrolan kami.

###

sudah seminggu ini aku mengurung diri di samping danau dekat perbatasan pondok akhwat. rasanya hatiku akan terasa nyaman bila diri ini mengistirahatkan lelah dihati.

akhirnya semua rasa fitrah ini padam sewaktu pengkhitbahan dimulai, itupun belum sampai satu jam dan aku sangat terkejut bahwa kalau nissa atau lebih tepatnya lagi Qalbie adalah satu orang yang sama yang selama ini di cari oleh sahabatku.

"assalamu'alaikum ustadz" salamku setiba aku sampai di masjid. mataku sengaja mengedarkan kesegala arah. aku terpaku melihat suasana di dalam masjid yang nampak ramai ini.

"wa'alaikum salam"

" nah nak farhan duduk sini dekat ustadz" ujarnya sambil memberiku ruang untuk duduk disebelahnya.

" begini, ustadz langsung saja keintinya ya. nak farhan dari dulu ingin tahu siapa ayah dan ibu mu kan? ingin segera bertemu dengan mereka bukan?"

aku terkejut mendengar jawaban ustadz seketika air bening ini terjun dengan sendirinya tanpa memberi tahu pemiliknya. secara refleks aku menganggukan kepala sebagai jawaban, sebab rasanya aku terlalu berat mengeluarkan kata kata saking bahagia nya mendengar apa yang diucapkan ustadz.

" temuilah.. salah seorang keluargamu sedang ada disini?"

" siapa kah dia ustadz?" tanyaku sembari menelusuri siapa salah satu dari keluargaku.

"dia kakakmu" jawab ustadz sembari mengangkat jemari telunjuknya kearah seseorang yang tak lain adalah Arshad Fiqar Abqary.

" dia kakak ku? kak Arshad.... kakakku?"




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Assalamu'alaikum para pembaca setia Arshad dan Qalbie

maafkan saya yang baru bisa update sekarang setelah sekiaaannnn.... lamaaanya bermeditasi.

maaf juga kalau ceritanya ga nyambung:v soalnya saya langsung di update tanpa dikoreksi.

sekali lagi mohon maaf:(

Wassalamu'alaikum


Permata Yang Tersembunyi✅[ Belum Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang