Senyuman yang indah terukur di bibir mungil Caca. Hening di perjalanan menuju ruang bk membuat suasana nya menjadi Awkard dengan Arsen.
"ehhhmm." deham Caca memecah keheningan.
"rafi itu kelas 12 ya?" tanya Arsen tiba-tiba.
"ehh lo tau dari mana si Rafi?" tanya balik Caca. Memang kebiasaan caca ketika ditanya ia malah nanya balik.
"tau lah gue, ada sesuatu dimana semua orang belum boleh tau termasuk lo." ucap nya dengan cuek.
"yew, kalo belum berarti akan kan? Yaudah gue bakal tungguin kapan mau lo cerita nya." balas caca.
"heh kalian yang disana! Cepat sedikit kalau jalan, Jalan kok kayak siput." teriak Bu Soraya dari kejauhan.
Caca langsung berlari di koridor menyusul Bu Soraya sedangkan Arsen tetap jalan biasa saja mungkin karena dia belum tahu seberapa galak nya Bu Soraya.
Cklekk
Pintu ruang bk terbuka dengan lebar memperlihatkan dua orang wanita di dalam nya.
"masuk." ujar Bu Ratna. Caca dan Arsen mengangguk lalu menempati tempat duduk yang telah disiapkan.
"kenapa kalian telat?" tanya Bu Soraya.
"emm-- em anu bu," jawab Caca terbata bata.
"anu anu, ibu butuh jawaban yang jelas bukan anu anu!" bentak Bu Soraya.
"saya telat karena tadi ada kereta di jalan bu." jawab Arsen mendului.
"iya bu saya juga." jawab Caca mengikuti Arsen.
"kalian pacaran?" tanya Bu Ratna.
"ehh... Gak kok bu." tolak Caca dengan cepat.
"kok bisa barengan?" tanya Bu Ratna lagi.
"kebetulan rumah kami satu jalur bu." jawab Arsen dengan cepat.
"kalian ibu hukum lari keliling lapangan 10 putaran dimulai dari sekarang." perintah Bu Soraya.
"tapi bu.." ucapan caca terpotong, "gak pake tapi - tapian sekarang cepat kalian lari keliling lapangan.
"sen, ini putaran ke berapa?" tanya caca yang sudah mulai lelah.
"putaran ke 5." jawab Arsen tanpa menoleh ke belakang.
"sen, gue cape, gu-- gue sus--susah napas," kata caca sambil mengatur kembali napasnya. Mendengar suara Caca yang mulai parah, Arsen menoleh kebelakang dan menemukan kondisi caca sekarang yang sudah tidak beraturan. Hidung Caca mulai mengeluarkan darah dan wajah nya terlihat sangat pucat serta deru napas nya yang tidak beraturan lagi.
"astaga caca, lo kenapa?" tanya arsen yang tengah berusaha menggendong nya.
"ca, bertahan bentar, gue bawa lo ke UKS bentar lagi." ucap Arsen dengan khawatir.
Wangi UKS mulai tercium sekarang. Arsen tengah menelpon Ambulance karena pihak sekolah meminta Caca untuk segera dilarikan ke rumah sakit. Arsen telah menghubungi pihak rumah sakit, sekarang tinggal menunggu Ambulance datang ke sekolah.
"sen, kok caca bisa gini?" tanya manda
"gak tau Man, tadi kami dihukum karena telat, kami disuruh lari keliling lapangan sepuluh putaran." jelas Arsen.
"ahh sial, malah tadi cuaca nya panas banget. Gue harus gimana ini?" tanya manda bingung.
"lo telpon Rafi pake ponsel caca aja." usul Arsen sambil mengambil ponsel caca di atas meja UKS.
"halo fi,"
"halo, kenapa ca?"
"ini gue Amanda. Caca tadi pingsan sekarang mau dibawa ke rumah sakit."
"kok bisa nda? Rumah sakit mana?"
"cerita nya nanti aja, rumah sakit Nusa Sakti yang deket taman kota."
"oke, gue kesana, kabarin gue ya kalo udah nyampe."
"iya fi, itu pasti."
Sambungan telpon terputus lalu Arsen mendapatkan telpon bahwa Ambulance sudah ada di depan mereka pun langsung membawa Caca masuk ke dalam Ambulance.
~~~
#catatanauthor
HEIYYO GENGS :)
Akhirnya aku update hari ini wkwk sebenarnya ini part masih ngegantung ye wkwk nanti aku buat part selanjutnya oke see you geng:)Salam hangat
Shesasya💕

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Reason
Novela Juvenil"karena lo adalah alasan gue bertahan selama ini." "Gue bakalan tetap ada buat lo sampe kapanpun tapi tidak untuk sekarang." . . . . ⚠️Bahasa non baku⚠️