Bagian Satu- Awal

122 26 17
                                    

Hari senin adalah hari yang tidak disukai oleh kebanyakan orang. Berbeda dengan gadis yang sedang berlari sekuat tenaga itu, bukan karna dia terlalu bersemangat senin pagi ini, melainkan karena hujan yang mulai turun ke bumi. Ia mendekap tas nya seolah nyawanya bergantung pada tas itu. Jarak halte dengan sekolah nya lumayan jauh, ia harus berjalan sekitar 500 meter agar sampai sekolah.

Ia memutuskan untuk berteduh karna hujan semakin deras saja turunnya. Setelah menemukan tempat yang pas untuk berteduh, ia segera melihat keadaan kue-kue di dalam tas nya.. Syukurlah semua kuenya aman. Tapi, Seolah ini adalah hari sialnya, sebuah mobil melaju cepat melewatinya, menyebabkan genangan air keruh itu mengotori bajunya, juga kue-kue di dalam tas nya yang belum sempat ia tutup. Gadis itu ingin menangis rasanya, di hari senin, bajunya sudah sekotor ini. kalaupun ia mencucinya, ia tidak yakin akan kering esok pagi. Hujan di bulan Desember terlalu sering mengunjungi bumi. Ia juga harus kesekolah dengan baju yang kotor juga basah. Andai ia mampu membeli seragam lebih dari satu. Ia mendesah pasrah karena Kue-kue nya juga tidak mungkin lagi bisa ia jual, kue yang dia buat dari pagi buta, harus berakhir sia-sia di tempat sampah. Besok ia harus mengambil tabungannya lagi untuk modal membuat kue.

Gadis itu tertunduk lesu, duduk di warung kopi yang buka siang nanti. Menunggu hujan reda untuk sekolah, ia yakin tidak ada upacara pagi ini, iya juga tau sekolah memaklumi kalau siswa-siswi nya telat kalau hujan seperti ini.

Sekitar 30 menit menunggu, hujan mulai reda, ia bergegas ke sekolah dengan suasana hati yang tidak begitu baik.

Karena tidak terlalu memerhatikan jalannya, sesuatu menghantamnya dengan kuat sampai ia terlempar beberapa meter.

Sekujur tubuhnya ngilu, seperti tulangnya dipaksa lepas dari tempatnya. Nafasnya tersengal, menarik nafas dalam-dalam, tidak ada perubahan, hanya bau anyir yang ia baui.

Tubuhnya terasa melayang saat seorang lelaki membopongnya masuk ke mobil, mengatakan sesuatu tapi hanya dengungan yang ia dengar. Sudah tidak tahan, ia membiarkan hanya gelap menemani.

Mama, Reina sakit.

Ya, gadis malang itu bernama Reina. Reina Senja.

THE FIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang