Tell Me Why?

820 10 1
                                    


"Aku nggak tau , apa yang membuat kita menjadi seperti ini.
Saling diam, bersikap dingin satu sama lain. Kenapa? Apa salahku sampai kamu mendiamkanku seperti ini?"

Begitulah isi pesannya yang ia kirim padaku beberapa menit yang lalu.
Aku hanya membacanya, tidak berniat untuk membalasnya. Karena akupun sejujurnya tak mengerti mengapa aku begini. Aku tak tau harus menjawab apa.

Sesaat kemudian, ia menyapaku yang kubalas dengan senyum saja.
Dia bercengkrama dengan temannya yang lain.

"Hey, kamu kenapa? Wajahmu kusut begitu?"tanya seseorang padanya, aku mendengarnya meskipun aku terlihat sibuk dengan ponselku.

"Kamu terlihat bad mood hari ini? Kenapa?"

"Iya, aku bad mood."

"Kenapa? Ceritakan saja padaku."

"Nggak ada apa-apa kok."

Hm.. Aku tau dia seperti itu karena aku. Aku berpura-pura tidak mendengarkan mereka, lalu fokus dengan game yang aku mainkan.

Lalu ia menghampiriku dan duduk di sampingku, berbicara dengan teman-temanku yang lain. Namun aku sama sekali tak menghiraukan keberadaannya.

"Hey. Sini aku mau bicara!" seru seseorang di depan pintu.
Aku menghampiri orang itu , melewati dia yang di sampingku. Dapat kulihat dari sudut mataku dia menatapku sedih. Ah, maaf. Kenapa aku begini?
Aku berjalan tanpa menoleh sedikitpun padanya. Apa yang membuatku seperti ini? Kenapa rasanya sulit sekali untuk berbicara dengannya?

"Dia kenapa?Kalian berantem ya?"
Tanya temanku yang tadi berseru ke arahku.

"aku tidak tahu." jawabku tersenyum sendu.

"apa yang membuat kalian seperti ini? Biasanya kalian sangat dekat dan kemanapun selalu berdua."

"Iya. Aku juga tidak tahu, apa alasannya hingga kami jauh seperti ini?"

"Hm.. Dua hari yang lalu, kalian terlihat baik-baik saja."

Aish, temanku ini. Aku bingung bagaimana menjelaskannya.
Aku melihatnya tidak bersemangat, dia menoleh ke arahku dengan tatapan sedih. Pandangan kami bertemu cukup lama hingga seseorang di sampingku ini mengibaskan tangannya di depan wajahku.

"Hei, kamu dengerin aku nggak?"

"Ah.. Sorry sorry. Kamu ngomong apa tadi?"

"Ceritakan padaku, ada apa dengan kalian dua hari yang lalu. Nggak boleh lho saling diam lebih dari tiga hari. Aku nggak suka melihat teman-temanku tidak saling menyapa satu sama lain."

Hufht...
Aku menari napas dalam, dan mulai bercerita kejadian dua hari yang lalu. Di mana dia selalu membawa seseorang yang aku tidak tau namanya siapa ke dorm kami.
Sejak melihat mereka terlihat begitu dekat, aku tidak berani untuk ikut mengobrol dengan mereka.
Aku hanya diam di kamarku, mendengarkan obrolan mereka dibalik dinding.

Sejak saat itu aku dan dia terasa sangat jauh, meskipun kami berdua di sebuah ruang yang sama, menghirup udara yang sama dan atmosfirnya terasa berbeda dari biasanya.

"Ah, begitu ya?"
Temanku ini mengangguk, mendengarkan ceritaku dengan saksama.

"Lalu ,apa dia tidak menegurmu setelah itu? Maksudku setelah orang yang bersamanya tadi sudah pulang?"

"Tidak. Dia menyapaku sambil tersenyum. Dan banyak bertanya padaku, tapi aku menjawabnya singkat dan cuek."

Plak!
Dia menjitak kepalaku. "Kenapa kamu memukulku bodoh!" aku mengelus kepalaku yang terasa berdenyut.

"Bodoh! Kenapa kamu cuekin dia ogeb?"

"Aku nggak tau ogeb! Aku bingung dengan perasaanku."

"Itu artinya kamu cemburu! Bodoh!!"

Dia terus memukul kepalaku dengan gulungan kertas tebal. Aku mengabaikan rasa sakitnya.

"Cemburu? Kenapa aku harus cemburu?"

"Pikirkan saja sendiri! Dasar bodoh!"
Temanku itu terlihat sangat kesal, lalu meninggalkanku yang terpaku memikirkan ucapannya barusan. Dia bergabung dengannya di sana.

"Cemburu? Buat apa? Aku ini kenapa sih?"

BRAAKK.....!

Aku menendang meja di depanku dan mengacak rambutku frustasi. Lalu keluar dari sana. Masa bodoh dengan keterkejutan mereka saat melihatku.

"ARGGHH...!!"

Aku mengerang kesal. Kesal dengan diriku sendiri, kenapa aku begini. Sebenarnya apa yang kurasain ini?







????

ABSURD QUOTES ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang