s e p u l u h

1.9K 330 154
                                    

TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!

"THIS IS JUST FANFICTION YUPSSS. Baca baik-baik kalimatnya."

○○○○

Jungkook membuka pintu hotel yang telah ia pesan. Membawa diri masuk kedalam ruangan yang cukup mewah itu bersama sosok Yerin dibelakangnya. Jungkook memaksa Yerin untuk mengikutinya agar lelaki itu lebih leluasa menjelaskan semua masalah yang telah terjadi.

Tanpa disuruh Yerin langsung duduk disofa, mengamati ruangan bernuasa gold itu dengan seksama hingga Yerin menyadari sesuatu. "Kau sudah lama menempati kamar ini?" Tanya Yerin.

Jungkook mengangguk, dan berlalu menuju pantry kecil. Mengambil dua cangkir, mengisinya dengan bubuk coklat dan menuangkan air hangat didalamnya. Yerin terus mengamati semua pergerakan Jungkook, rasa penasaran menggunung dalam hatinya. Jika, Jungkook sudah lama menghuni kamar dihotel itu lalu dimana Eunha?

Kaki panjang milik Jeon itu melangkah menghampiri Yerin. Duduk disamping gadis itu lalu meletakkan dua cangkir coklat panas untuk mereka. Jungkook meniup pelan minuman itu sebelum menyeruputnya. Pun Yerin melakukan hal yang sama.

"Papa ...," Kata Jungkook memulai pembicaraan mereka. "Terkena serangan jatung saat menerima telfon." Yerin menahan nafasnya sesaat mendengar penjelasan Jungkook.

Jungkook meletakkan cangkir miliknya diatas meja, beralih menatap Yerin yang menunggu kelanjutan penjelasannya. Jungkook tersenyum tipis melihat wajah Yerin, gadis yang hingga saat ini masih ia cintai.

"Saat itu, aku sudah berada dalam perjalanan menuju gedung pernikahan kita. Mama menelfonku, tanpa pikir panjang aku mengangkatnya dan mendengar isakan pilu dari mama. Aku bertanya apa yang terjadi, dan mama mengatakan bahwa Papa masuk kerumah sakit. Tanpa memikirkan apapun aku langsung berputar arah. Sejenak melupakan pernikahan kita, maafkan aku sayang." Lirih Jungkook.

Yerin diam, masih setia mendengar kelanjutan cerita Jungkook. Tak berniat untuk memotong pembicaraan lelaki itu. Yerin memilih mengamati wajah Jungkook, yang mulai memerah. Entah emosi apa yang dipendam Jungkook selama ini, tapi Yerin dapat merasakan perasaan marah dan dendam dalam diri Jungkook.

"Saat aku tiba dirumah sakit, Papa sudah sadar. Papa tersenyum kearahku, menggengam jemariku dengan erat, papa menatapku penuh rasa sayang dan itu untuk terakhir kalinya." Jungkook mulai terisak, membuat Yerin beringsut maju, menarik kepala Jungkook untuk bersandar dibahunya.

Jungkook menarik nafas menenangkan diri, "Kau tahu Yerin, apa yang Papa katakan padaku saat itu? Papa memintaku untuk menikahi gadis lain, Papa memintaku untuk meninggalkanmu dan menikah dengan Eunha." Geram Jungkook. Yerin terkejut, tidak menyangka bahwa papa Jeon mengatakan hal itu pada Jungkook.

Yerin mengenal betul bagaimana keluarga Jeon. Tidak mungkin papa Jeon melakukan itu tanpa didasari sebuah alasan yang kuat dan logis. Bahkan, saat kali pertama Jungkook mengatakan akan menikahi Yerin papa Jeon sangat bahagia hingga menangis haru. Rasanya, Yerin sulit untuk mempercayai itu.

Jungkook menatap setiap perubahan air muka gadis tercantik dalam hidupnya itu, tangan besarnya meraih jemari Yerin. Mengusapnya dengan lembut lalu mencium punggung tangan itu, membuat si empu terkejut. Dengan cepat Yerin menarik jemarinya. Jungkook tersenyum kecut melihat respon Yerin.

"Awalnya aku sangat marah pada Papa, bagaimana mungkin Papa menyuruhku menikahi gadis yang bahkan tak aku kenal." Kata Jungkook kembali melanjutkan ceritanya. "Papa diancam."

"Apa?" Yerin terkejut. Cerita Jungkook layaknya sebuah drama.

Jungkook menatap mata Yerin dalam, menyelami indahnya kedua bola mata milik gadis Jung itu. Mata lembut penuh ketulusan yang selalu membuat lawannya jatuh cinta lagi dan lagi. Wajah polos bak bayi itu sangat menggemaskan dimata Jungkook, dan lagi Jungkook jatuh cinta pada gadis yang sama.

FAKE LOVE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang