t i g a

2.1K 414 57
                                    

TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!
Playsong pas bagian akhir biar lebih mantul. Adele - Dont You Remember.

○○○○

Mentari menyinari belahan bumi London. Yerin bangun dari tidurnya. Semalam setelah selesai makan mereka langsung bergegas pulang kerumah Taehyung. Saat pertama kali melihat rumah Taehyung, gadis itu berdecak kagum karena interior yang sangat memukau. Belum lagi pekarangan rumah yang ditumbuhi pagar rumbut hijau, sangat indah.

Taehyung bilang rumah yang ia tempati selama lima tahun lamanya itu berjenis rumah tua jaman Victoria. Model rumah tua yang berbentuk istana, walaupun beberapa kali melakukan renovasi tapi bangunan itu masih sangat pantas dihuni. Taehyung juga sedikit menjelaskan bahwa bangunan rumahnya ini sudah mulai jarang di London, mungkin pengaruh zaman yang semakin modern.

Saat pertama kali masuk kedalam rumah Taehyung, Yerin merasa sangat terpana. Keadaan dalam rumah yang sangat rapi dengan barang-barang yang tersusun sesuai dengan tempatnya. Belum lagi, dominan rumah itu berwarna coklat kayu membuat gadis itu merasa nyaman dan tenang didalamnya. Serta dinding-dinding rumah Taehyung begitu banyak hasil potret dan lukisan.

Sedikit Taehyung bercerita bahwa ia membeli salah satu lukisannya itu di Kettle Art Galery yang berada di Dallas, Texas. Ia membeli lukisan itu dari seorang pelukis bernama Marc Dominus yang berusia lebih dari setengah abad. Sejujurnya, Yerin tidak terlalu paham dengan lukisan tapi melihat Taehyung dengan antusias menjelaskan apa arti lukisan itu Yerin hanya mengangguk memahami. Lelaki tinggi pemilik mata monolid itu berkata dia sangat menyukai fotografi dan Yerin melihat itu semua. Bahkan lelaki itu memiliki etalase khusus untuk bermacam jenis kameranya.

Fakta yang baru Yerin ketahui bahwa Taehyung adalah pecinta seni.

Yerin bangkit dari tidurnya, ia mengambil ikat rambut dan mencepol asal rambutnya. Gadis itu mencuci wajah dan menggosok giginya, setelah itu ia keluar dari kamar menuju dapur. Yerin melihat punggung Taehyung yang sepertinya tengah berkutat dengan sesuatu. Yerin menyapa Taehyung lalu mengambil gelas kaca setelah itu menuangkan air dan langsung meneguknya. Menyalurkan air itu pada kerongkongannya.

Taehyung membalikan tubuh lalu meletakkan sepiring sarapan untuk Yerin dan untuk dirinya. Lelaki itu termenung kala melihat wajah Yerin yang begitu polos, sungguh Taehyung mempertanyakan usia gadis itu. Wajah tanpa polesan make up itu sungguh menipu usia Yerin.

"Kenapa? Apa aku terlihat aneh?" Tanya Yerin menyadari Taehyung.

Dengan cepat ia menggeleng, "Cantik ..." Ujar Taehyung tak sadar yang membuat dirinya salah tingkah sendiri. "Maksudku ..., ah, lupakan. Makanlah." Katanya yang sukses membuat Yerin tersenyum.

Jika biasanya seorang gadis akan tersipu saat dipuji maka Yerin merasa biasa saja. Tapi, yang membuat ia tersenyum adalah tingkah Taehyung. Wajah lelaki itu memerah karena ucapannya sendiri. Menggemaskan, pikir Yerin.

"Kau yang memasaknya?" Tanya Yerin mulai mencicipi sarapannya.

"Bukan. Aku delivery." Jawab Taehyung. Mendengar itu Yerin mengernyitkan dahinya, merasa tak enak pada Taehyung.

"Maafkan aku, aku sangat merepotkanmu."

"Oh come on, girls." Kata Taehyung menatap Yerin, menghentikan sejenak acara sarapannya. "Aku tidak merasa seperti itu, mengerti?" Kata Taehyung dengan nada tak terbantahkan.

"Tapi Taehyung ...."

"Nikmati sarapanmu, Jung Yerin."

Yerin bungkam, seharusnya Yerin ingat bahwa buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya dan berarti menandakan bahwa buah-buah lainnya itu sama. Sowon seorang yang keras kepala berarti lelaki Kim itu juga. Jika sudah seperti ini, Yerin tidak bisa menentang. Gadis itu, gadis yang penurut.

FAKE LOVE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang