Chapter 1

1.9K 314 839
                                    

"Aku ingin memejam
di hadapanmu dan membiarkan
detak jantungku bicara apa saja,
selain kehilangan."

-R-

****

Sinar matahari perlahan masuk ke celah-celah kamar seorang gadis yang tengah tertidur pulas.

06.30

Gadis itu pun belum juga terbangun dari tidur pulasnya. Sampai ada gedoran pintu yang ke dua kalinya ia baru terbangun.

Tok.. Tok.. Tok..

"Non bangun non, udah siang. Nanti non terlambat ke sekolah," ucap wanita itu yang sering di panggil bi Minah.

"Enghhhh---"

"Non," panggilnya sekali lagi.

"Iya bi, Rara udah bangun," ucap Rara dengan suara khas orang bangun tidur.

Rara pun bangun dari tidurnya dengan malasnya. Ia langsung meraih sebuah ponsel yang tergeletak miris di bawah kasurnya.

Rara pun kemudian membuka room chat Agi, tak ada satu pesan pun yang Agi kirimkan untuknya. Sungguh amat menyedihkan. Ia hanya menghela nafas gusar sambil menatap ponselnya itu.

Akhirnya ia memberanikan diri untuk mengirimkan pesan kepada Agi. Jari-jarinya yang imut pun mulai menari-nari di atas benda pipih itu.

Rara : lo dimana?

Satu menit...

Dua menit...

Lima menit...

Bahkan sampai sepuluh menit rara menunggu, masih tak ada balasan apa pun dari Agi.

Rara sudah menyerah, ia langsung bersiap-siap untuk berangkat sekolah dan menjumpai kekasihnya itu.

Setelah semuanya sudah siap, Rara langsung turun ke bawah, dan di lihatnya dari kejauhan meja makan yang sudah penuh dengan sarapan untuknya. Setiap hari tanpa ada kedua orang tuanya di sana, yang ada hanya bi Minah yang selalu menemaninya sarapan.

Perlahan-lahan Rara menuruni anak tangga dengan malas dan menuju meja makan.

"Eh non, sini sarapan dulu non," tawar bi Minah.

"Papa sama mama ga pulang lagi, bi?"

"Ngga non, mungkin lusa pulangnya. Kenapa atuh non? Kangen ya sama tuan dan nyonya?" goda bi Minah.

"Mmm... Gimana ya, bi. Kangen dikit, rindu dikit, eh sama aja ya? Hehe." Rara terkekeh pelan dengan jawabannya yang sedikit konyol itu.

"Ih, si non mah bisa aja, di makan non."

Setelah beberapa menit menyantap sarapan paginya, Rara pun kini beranjak dari tempat duduk dan segera menyambar tas yang kini berada di samping tempat duduknya.

"Makasih ya bi, ya udah kalo gitu Rara berangkat sekolah dulu ya, bi. Bibi hati-hati di rumah," ucap Rara sambil menyalimi bi Minah.

"Hati-hati, non."

"Siap!"

Rara kini tengah menunggu taksi yang tak kunjung datang, berhubung mobilnya sedang di perbaiki di bengkel, dan Agi pun tak menjemputnya, terpaksa ia harus menaiki taksi hari ini.

Brum... Brumm... Tin... Tin...

Sebuah deruman mobil mendekati nya dan terlihatlah dua sahabat gilanya itu, Naya dan Teri. Sahabat masa kecilnya.

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang