Chapter 5

940 225 483
                                    

" I'AM BACK!"

-F

****

Rara tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Mulai dari Mengecek barang-barang yang akan ia bawa, seperti membereskan buku-buku pelajaran, dan lainnya.

Ketika ia hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk. Rara pun segera mengeceknya.

Rara pun menyalakan ponselnya, terpampamg jelas nama Agi di layar ponsel Rara.

Agi: Ra, hari ini gue ga bisa jemput lo, lo naik taksi aja ya. Gue ada urusan sama temen gue.

Rara: iya gak papa.

Rara mematikan ponselnya kembali.

"Urusan sama temen mulu! Kapan sama guenya?" Rara mendengus sebal.

Rara segera menuruni anak tangga satu persatu, ketika ia melihat ke arah meja makan, betapa kagetnya dia ketika melihat kedua orang tuanya duduk akur di sana. Dengan senyuman manis yang tercetak dari bibir mereka berdua.

"Papa! Mama!" pekik Rara dengan antusias. Rara langsung menghampiri kedua orang tuanya.

"Pagiii anak kesayangan Mama," ucap Merrie, Mama Rara.

"Hallo sayangg, gimana sekolah kamu?" tanya Andri, Papa Rara.

"Kalian pulang kapan?" tanya Rara.

"Tadi malam," jawab Andri.

"Pa, Ma. Rara seneng banget akhirnya Mama sama Papa pulang. Rara di sini kesepian Ma, Pa. Rara ngga ada temen ngobrol," ucap Rara sambil bergelayut manja di lengan Mamanya.

"Kan ada bi Minah sayangg," ucap Merrie.

"Kalo bi Minah sih beda lagii," rengak Rara.

"Ya udah, ya udahhh, Papa sama Mama minta maaf dehhhh," rajuk Andri.

"Ngga ah! Ngga Rara maaffin!"

"Loh ko gitu?"

"Maaffin ya, anak Mama, kan baik hatii."

Tiba-tiba satu ide konyol terlintas di benak Rara.

"Oke-oke, Rara bakal maafin kalian berdua. Tapi, ada syaratnya."

"Apa?" ucap mereka bersamaan.

"Buatin dedek bayi."

"Uhuk! Uhukkk!!"

"Ini minum dulu, Ma." Andri menyodorkan minumannya pada Merrie.

"Ada yang salah, ya?" tanya Rara polos.

"Kalo Papa sih ayo aja," goda Andri.

"Tuh, kan Papanya juga mau! Mau ya, Maa," rayu Rara.

"Heh enak aja, enak di Papa ngga enak di Mama," protes Merrie.

"Kamu pikir bikin adek bayi itu gampang apa?" tambahnya.

"Harus jalanin beberapa proses dulu!" tambahnya lagi.

"Emang gimana caranya?" tanya Rara polos.

"Mau Papa jelasin?" tawar sang Papa.

"Eh, nggak, nggak! Rara cuma bercanda! Udah ah, dari pada Rara di sini nanti takut otak Rara ternodai," ucap Rara sambil bergidik ngeri.

"Rara berangkat aja, dah Maa, Paa. Rara berangkat dulu," ucap Rara sambil menyalimi kedua orang tuanya.

****

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang