Chapter 9

832 179 356
                                    

       "Waktu sanggup merubah
  seseorang, termasuk perasaan."
                           -A

   "Tak banyak kata yang bisa
  ku ucapkan. Tataplah mata dan
  lihatlah senyumku maka semua
       cintaku telah ada di sana
                     untukmu. "
                          -R

****

Lelaki itu pun segera membukakan helmnya, dan betapa kagetnya ia ketika melihat seseorang dibalik helm itu.

Hatinya bersorak kegirangan, rasa tak percaya ketika melihat apa yang ia lihat sekarang.

"Ka-mu?" ucap Rara ragu.

"Agi? Itu kamu, kan?" panggil Rara memastikan.

"Naik, atau gue tinggal!" ancam lelaki itu.

Sontak membuat Rara pun melotot akibat ucapan lelaki itu.

"Eh, eh, eh, jangan dong!"

"Ya udah cepet naik!"

Rara pun langsung menaiki motor sport milik Agi.

"Nih pake," ucap Agi sambil menyodorkan sebuah helm pada Rara.

Rara mengambil sebuah helm yang ada di tangan Agi dan segera memakainya.

"Pegangan."

Rara pun langsung memegangi bahu lelaki itu.

Agi yang merasa kecewa karna Rara tidak memeluknya seperti biasa, ia pun berdecak sebal.

Emang gue tukang ojek apa! Batin Agi.

"Gue bukan tukang ojek!" dercak Agi.

Rara yang mendengarnya pun hanya terkekeh kecil. Ia langsung memeluk Agi dengan erat seperti biasanya.

Agi pun merasakan benda dingin yang melingkar di pinggangnya. Tangan dingin milik Rara, entah mengapa Agi merasa nyaman seperti ini. Bibirnya pun melengkung membentuk sebuah senyuman.

Motor Agi segera melesat di jalanan dengan kecepatan sedang.

"Gi?" panggil Rara.

"Apa?" jawab Agi yang masih fokus menyetir.

"Kamu beli helm baru?"

"Nggak. Dapet nyolong," celetuk Agi.

"Boong," ucap Rara sambil memicingkan matanya.

Agi punyanya mengangkat bahunya acuh.

"Gi, kamu beneran ga nyolong, kan?" tanya Rara yang masih tak percaya.

"Ya nggak, lah! Masa iya cowo ganteng gini nyolong helm. Ada-ada aja si lo," jawab Agi sambil terkekeh kecil.

"Yakan barang kali aja, hehe." Rara pun ikut terkekeh. Setelah mengucapkan itu Rara menyenderkan kepalanya ke punggung Agi, sambil memeluknya erat.

Rara pun kembali memikirkan helm itu, ia masih penasaran dengan helm yang di pakai Agi ini.

"Seriusan ga nyolong, kan?" tanya Rara kembali.

"Sekali lagi lo ngomong kaya gitu, gue colok idung lo pake pensil."

"Tega bener," ucap Rara sambil menutup hidungnya dengan kedua tangannya.

Rasa kantuk menyelimutinya. Rara pun mulai menutupkan matanya secara perlahan.

Agi yang sedang fokus menyetir, sesekali ia melirik ke arah kaca spion yang menampilkan wajah Rara yang tengah tertidur. Sesekali poninya pun tertiup angin membuat wajah Rara semakin terlihat jelas.

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang