Chapter 21

695 94 478
                                    

Hello, aku kembaliii....

Aku hadir membawa cerita yang amat sangat garing kek hidup author:'v hh😭

---------

"Kadang aku berpikir, apakah cinta patut di perjuangkan ketika kesetiaan di balas dengan kekecewaan?"

✨✨✨

Satu Minggu kemudian...

Rara berjalan menuju ke arah meja miliknya, sambil menampilkan wajah murung.

Teri yang melihat Rara dengan wajah seperti itu pun ikut menghampiri meja Rara yang di susul dengan Naya.

"Napa lo? Pagi-pagi muka udah lecek aja, kaya baju yang belum di setrika," cibir Teri yang berdiri di depan meja Rara.

Naya pun duduk di samping Rara. 

Dengan cepat, Rara langsung menghambur ke pelukan Naya.

"Ada apa si, Ra? Pagi-pagi udah acara peluk-pelukan aja," ucap Naya.

Vino yang baru saja memasuki kelas pun mengerutkan dahinya melihat muka Rara yang begitu murung.

Rara lagi ada masalah? Batin Vino.

Dengan rasa penasaran Vino pun ikut mendekati meja Rara.

"Rara kenapa? Lagi sakit?" tanya Vino dengan hati-hati.

Rara pun melepaskan pelukannya.

"Dia lagi galau, Vin. Lo ke meja lo aja gih, ini masalah perempuan, ga papa kan?" usir Naya dengan halus.

"Oh gitu, ga papa kok," ucap Vino sambil tersenyum.

"Ra kalo ada apa-apa hubungin gue aja ya?" ucap Vino pada Rara.

Rara pun mengangguk sambil tersenyum seadanya.

Vino pun membalas dengan senyuman manis miliknya.

Vino pun berjalan meninggalkan meja Rara dan segera menuju meja miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vino pun berjalan meninggalkan meja Rara dan segera menuju meja miliknya. Tepatnya di belakang meja Rara.

Vino duduk di bangku miliknya sambil menguping pembicaraan tiga gadis yang ada di depannya.

"Ada apa? Why?" tanya Naya.

"Agi gak ada kabar, Nay, Ter. Udah satu minggu dia gak ngabarin gue," lirih Rara.

"Ya ampun, lo berantem lagi?" tanya Teri dengan nada sedikit meninggi.

"Rara berantem sama siapa?" sahut Vino spontan.

Mereka bertiga pun menoleh ke arah Vino.

"Lo nguping ya?!" ucap Teri.

Vino pun menyengir kuda.

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang