The Heat

17.8K 2K 321
                                    


Angin berhembus pelan, menerbangkan helai-helai rambut berwarna blonde honey milik Haechan. Ia melangkah pelan menelusuri jalan yang masih basah akibat hujan yang mengguyur tadi malam, Haechan sungguh menyukai suasana seperti ini; aroma petrichor yang kuat dan juga sejuknya udara sehabis hujan.

Lelaki tersebut akhirnya sampai di halte bus tepat ketika gerimis hujan kembali mengguyur bumi. Haechan duduk dan menatap ke sekelilingnya, ada dua orang lain yang juga ada di halte tersebut. Seorang lelaki paruh baya—yang Haechan yakini merupakan seorang pekerja kantoran— dan seorang wanita muda yang sedang menyesap kopinya.

Keduanya Beta.

Haechan mengkonfirmasi hal tersebut setelah mencium pheromone kedua orang tersebut, dia merilekskan dirinya dan merasa lega, setidaknya dia tidak harus berurusan dengan para Alpha yang menyebalkan tersebut pagi ini.

Sekolah sudah ramai ketika Haechan tiba, koridor sudah dipenuhi oleh para siswa yang berlalu lalang. Haechan terus berjalan menuju kelasnya dan tersenyum miring ketika melihat siapa yang sudah menantinya di depan kelas.

"Mark Lee." Desis Haechan pelan.

Di sana, bersender seorang Alpha yang menatap Haechan dengan intens dan tajam. Dengan satu tangan yang ia masukan ke kantong celana Mark berjalan mendekati sang Omega.

"Morning, cutie pie." ucap Mark dengan suaranya yang terdengar berat dan dalam. Haechan hanya menatap sinis Mark dan berkata dengan suara sedingin es,

"Minggir bodoh, kau menghalangi jalan."

Mark tersenyum miring dan alih-alih menuruti kata-kata sang Omega ia malah mengangkat tangan kanannya dan mengelus pipi si lelaki mungil. Haechan dengan segera menampik tangan tersebut dan menatap tajam sang Alpha, ia segera mendorong badan Mark dan masuk ke dalam kelasnya.

Akan tetapi, belum juga ia berhasil memasuki kelas, sebuah lengan kekar menarik tangannya dan memeluk pinggangnya dengan erat. Wajahnya berhadapan dengan leher sang Alpha, dan ia bisa merasakan hembusan napas panas di telinganya.

"Aku tidak suka ketika kau berurusan dengan Alpha-alpha rendahan itu sayang, berhentilah membuat masalah." Ucapan tersebut diucapkan dengan nada yang tegas dan tak terbantahkan; khas Alpha. Tapi bukan Haechan namanya jika ia menurut begitu saja.

"Bukan urusanmu brengsek." Sahut Haechan tajam dan kembali mendorong Mark untuk kedua kalinya. Ia segera memasuki ruang kelas tanpa mempedulikan siswa lain yang menyaksikan kejadian tersebut.

Mark Lee. Satu-satunya penerus dari Lee Corp— salah satu dari tiga perusahaan real estate terbesar di Korea Selatan. Ditambah statusnya yang merupakan seorang Alpha membuat ia sangat disegani dan dikagumi oleh para kaum Beta dan Omega. Bahkan tak sedikit juga ada Alpha yang segan padanya.

Lalu kenapa seorang yang sempurna seperti Mark Lee, mau repot-repot berurusan dengan Omega pemberontak macam Haechan? Si Omega sendiri tidak mengerti. Biasanya Alpha seperti Mark kan suka Omega penurut dan manis—tipe yang sangat dibenci Haechan.

Kepala Haechan terasa pening ketika memikirkan hal tersebut, ia menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangannya dan memutuskan untuk tidur sebentar sebelum pelajaran dimulai. Mungkin dengan begitu, pening di kepalanya akan hilang.

Suara gaduh di depan kelas Haechan membuat sang Omega terganggu, ia menggeram halus dan melihat siapa yang membuat suara keributan pagi-pagi begini, sungguh, kepalanya terasa sangat pusing dan dia hanya ingin beristirahat.

BUAGH!

Suara pukulan tersebut terdengar sangat jelas dan kini ditambah suara rintihan kecil—yang ia yakini sebagai suara rintihan seorang Omega— hal tersebut membuat Haechan segera bangkit dan menuju ke sumber keributan.

BUAGH!

Suara pukulan tersebut kembali terdengar, samar-samar ia bisa mendengar suara isak tangis diantara keributan tersebut. Haechan menerobos para siswa yang memenuhi koridor untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Dasar Omega bodoh, apa kau tidak tahu caranya berjalan huh?" itu adalah —Alpha yang kemarin mengejar Haechan— tangan sang Alpha mencengkram kerah kemeja sang Omega yang kini sudah terlihat sangat menyedihkan.

".. Ma—maaf." Ucap sang Omega dengan suara yang lirih dan bergetar menahan takut—karena Roy sedang mengeluarkan aura Alphanya. Roy terlihat tidak puas dan akan memukul wajah pria satunya lagi sebelum sebuah suara menghentikannya

"Berhenti. Dasar pengecut." Ucap Haechan tajam dan berhasil menarik atensi Roy sepenuhnya. Roy tersenyum miring dan melepaskan gengamannya dari Omega lainnya—yang diketahui bernama Jaemin.

"Aw, look, who is this? Little Haechan finally come huh? Mau jadi pahlawan kesiangan sayangku?" ucap Roy dengan remeh. Haechan semakin geram dan dia merasa kepalanya makin pening. Udara disekitarnya terasa makin panas dan bulir-bulir keringat mulai berjatuhan dari dahinya.

"Berisik. Jangan hanya berani sama yang lemah brengsek." Haechan berusaha berucap diantara pusing yang melandanya. Roy yang mendengar hal tersebut menjadi geram dan segera mendekati Haechan.

Sebelum Roy sempat menarik kerah kemeja Haechan, sang Omega jatuh bersimpuh. Ia merasa perutnya seolah diaduk-aduk dan pandangannya semakin kabur. Roy menatap bingung Haechan dan sesaat setelahnya ia mencium aroma manis peach yang membuat sosok Alpha dalam dirinya bergejolak.

Milikku.

Haechan menatap ngeri kearah Roy yang sudah terlihat akan segera melahapnya hidup-hidup, bola mata sang Alpha berubah menjadi semerah darah. Dan saat ini Haechan baru sadar akan sesuatu.

"Shit. Heat sialan." Umpat Haechan lirih dengan pandangan yang semakin kabur—karena sosok Omega dalam dirinya yang mulai mengambil alih. Ia tidak bisa memberontak ketika Roy mulai mengendus lehernya dan menggeram rendah disana.

Haechan melenguh pelan ketika tangan sang Alpha meremas pinggulnya kuat. Matanya tertutup rapat ketika dia bisa merasakan lidah pria di depannya mulai membasahi perpotongan lehernya.

"Jangan sentuh dia keparat."

—END OF CHAPTER 1—

Ini apa? Saya juga tidak tau :')

Maafkeun karna alur yang gak jelas dan segala kekurangannya, saya bingung sebenernya harus dimana menghentikan menulis chapter 1 ini :')

anyway, ku lupa juga ngasih warning kalo bakal sering make kata-kata kasar di fict ini, dan juga karna ini abo, gak mungkin juga adegannya polos2 fluffy gitu kan HAHAHA *ketawa setan

oh iya, terimakasih banyak juga buat yang udah komen di prolog sebelumnya dan juga yang sudah memberikan vote. terimakasih banyak ya *bow*

Vote, kritik, dan saran sangat diterima :')

With love, littlesunhyuck

Yes, Alpha. [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang