Dream

11.4K 1.5K 197
                                    

Yes, Alpha

By: littlesunhyuck.






Lari, Haechan!

Kaki mungil itu terus berlari tanpa henti. Tidak peduli dengan kasarnya jalanan yang menggores telapak kakinya yang telanjang.

Jantungnya berdetak keras dan tidak teratur. Kakinya sudah lelah karena ia paksa berlari tanpa henti.

Air mata terus mengalir di pipi tembam yang tergoreskan oleh beberapa luka kecil. Sesekali ia menoleh kebelakang, seolah memastikan bahwa orang yang mengejarnya telah hilang.

Pandangan Haechan mengabur dan ia merasakan pusing yang sangat, hingga membuat ia melambatkan langkahnya.

Tepat sesaat sebelum Haechan terjatuh, ia merasakan sepasang lengan yang merengkuh badannya kuat.

Hal terakhir yang Haechan ingat sebelum kehilangan kesadarannya adalah aroma pheromone yang sangat kuat dan memabukan menyelimuti dirinya.

Gelap.

Haechan mengerjapkan matanya berkali-kali, tapi tetap saja yang dia lihat adalah kegelapan. Pria itu melihat sekelilingnya yang tidak menampakan pemandangan apapun.

Uh, dimana aku sekarang?

Ia bisa merasakan hawa dingin menusuk ke dalam kulitnya serta suara gemericik air. Jujur saja, Haechan sedikit takut karena, demi Neptunus, dia benar-benar buta sekarang.

Tapi walau tidak bisa melihat apapun, pria itu mulai melangkah secara perlahan. Entah kenapa, instingnya berkata kalau dia harus berjalan mengikuti suara gemericik air tersebut.

Semakin dekat. Suara airnya semakin dekat.

Tepat setelah dia merasa semakin dekat dengan sumber air, setitik cahaya mulai terlihat diujung pengelihatannya. Sang Omega tersenyum senang dan mempercepat langkahnya untuk menuju sumber cahaya tersebut.

Setitik cahaya itu semakin terang dan melebar, serta suara air yang jatuh itu semakin terdengar keras.

Uh? Pheromone ini?

Mengernyitkan dahi, ia melambatkan lajunya dan kembali mencoba mencium aroma yang menurutnya sangat familiar tersebut.

Cedar wood.

Tersentak, matanya melebar karena terkejut. Pada saat itu, ia melihat sebuah punggung yang berdiri di ujung cahaya itu, membelakangi dirinya. Berbalutkan kemeja hitam yang membuat ia sangat terlihat kontras diantara cahaya yang menyelimuti dirinya.

Mark?

Untuk sesaat punggung tegap itu berbalik memperlihatkan wajah Alpha yang sangat dikenalnya. Sebelum akhirnya, sang Alpha segera berbalik lagi dan mulai berjalan meninggalkan dirinya.

Spontan, Haechan segera berlari mengejar langkah Mark dan berusaha menyusulnya, tapi entah kenapa semakin lama jarak mereka semakin melebar.

Tangan Haechan menjulur, berusaha menggapai punggung sang Alpha yang semakin lama semakin jauh. Pelupuk matanya terasa sangat berat dan hatinya berdenyut menyakitkan.

Entah kenapa, ia sangat merasa ketakutan sekarang.

Tidak, tidak, tidak!


Kelopak mata itu terbuka dengan cepat, menampakan iris kuning keemasan yang berpendar terang. Bulir-bulir keringat mengalir di pelipis sang Omega, membasahi rambut blonde honey miliknya.

Yes, Alpha. [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang