18. it's nice to see your fams

3.8K 776 61
                                    

Poin kedua : Bertemu orang tua Zibran!

"Mamah lo galak ga?"

"Engga, baik."

"Ayah lo?"

"Baik kalo sama anaknya, gak tau kalo yang lain."

"Eh, katanya lo punya kakak perempuan ya?"

"Iya, Mba Nadine."

Felix mengangguk paham. Ternyata Changbin tipe orang yang manggil kakaknya dengan sebutan Mba bukannya Kak, itu sedikit mengingatkan Felix pada Jisung yang juga memanggil kakak perempuannya dengan sebutan Mba.

Di hari minggu yang cerah ini, Changbin mengajak Felix untuk main ke rumahnya. Setelah poin pertama di daftar keinginan Felix terpenuhi, kini beralih pada poin ke dua dimana Felix yang ingin bertemu dengan keluarga Changbin. Jujur, Felix belum pernah berkenalan secara resmi dengan keluarga Prabata. Hanya sering mendengar cerita dari Changbin yang terkadang tentang Ibunya yang ingin bertemu Felix. Seseorang yang telah mempunyai tempat khusus di hati anak bungsu keluarga Prabata itu.

Felix agak sedikit gugup sih, terbukti dari sedari tadi dia memegang lehernya terus. Kebiasaan Felix dari kecil ketika anak itu sedang gugup.

"Turun duluan Fe, gue mau masukin dulu mobil ke garasi."

Felix mengangguk patuh, dia turun dari mobil hitam Changbin dan berdiri di samping motor Changbin yang terparkir selagi menunggu cowok bersurai kelam itu. Di tangannya ada sebuah bingkisan berisi kue hasil buatannya sendiri, dengan bantuan Ibu serta pacarnya Jeno tentu saja. Felix mana becus kalau soal urusan dapur, sedari tadi Ibunya memarahinya terus gara-gara adonan kuenya kurang kental.

Untung ada Jaemin, setidaknya ada manfaatnya juga Jeno membawa Jaemin tadi pagi ke rumahnya.

"Ayo," tangan Felix di tarik lembut oleh Changbin, di bawanya Felix masuk kedalam rumah setelah mengganti sepatunya menggunakan sendal rumahan.

Felix spontan terkekeh kecil ketika melihat bandul koala yang tersemat apik diatas sendal rumahan itu, dia melirik sedikit kearah Changbin yang sekarang pura-pura sibuk menata sepatunya.

"Ini sendalnya sengaja beli dulu apa emang udah ada disini?"

"Sengaja beli."

Ow, pipinya langsung memerah setelah Changbin berkata seperti itu.

"Makasih." Kata Felix, yang hanya di balas usapan lembut oleh Changbin di puncak kepalanya.

Changbin langsung mengajak Felix ke ruang keluarga, serius, dia baru tahu kalau rumah Changbin ternyata sebesar ini. Ternyata Minho tidak berbohong soal rumah Changbin yang luasnya melebihi rumah Chan, Felix pernah ke rumah Chan dan berakhir dia yang sempat kesasar saking luasnya rumah keluarga Dawala itu.

Dan sekarang, Felix berada di rumah Changbin yang luasnya melebihi rumah Chan. Pantas saja ada satpam di depan gerbang rumahnya, wong rumahnya seluas lapangan futsal.

"Ada peta rumah lo ga?"

"Hah?" Changbin bingung, mana wajah Felix terlihat serius ketika bertanya barusan.

"Gue takut kesasar Bran, ke rumah Chandra aja gue malah nyasar ke gudangnya." Ujarnya kemudian, bibirnya sedikit mengerucut ketika Felix tahu masih harus berjalan lagi untuk sampai di ruang keluarga. "Gede banget, yakin deh, gue bisa main futsal disini bareng yang lain."

Figur di sampingnya hanya tertawa kecil, "berarti kalo lo kerumah nenek gue auto ilang dong ya,"

"Rumah nenek lo lebih gede dari ini? Serius?"

Shoot! [changlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang