19. its okay, you've worked hard

5.5K 796 75
                                    

Poin ketiga : Semangat! Juara satu di POPDA!

Felix akui, minggu-minggu ini untuk berbincang dengan Changbin rasanya susah sekali. Pasti anak itu selalu ada jadwal latihan rutin yang di adakan pelatihnya khusus untuk Changbin dan empat orang perwakilan sekolahnya yang akan bertanding di POPDA nanti. Felix juga sama, latihan memanahnya menjadi setiap hari, pengecualian untuk hari sabtu serta minggu pelatih memberi keringanan membiarkan anak didiknya untuk beristirahat setelah lima hari penuh di paksa latihan rutin.

Senin, selasa dan rabu jadwal latihan fisik. Kamis dan Jumat latihan menembak di sisi lapang bersamaan dengan anak Taekwondo yang tanding satu persatu. Tubuh Felix yang terkadang tidak bisa membiasakan diri dengan beratnya latihan sering kali mimisan kalau stamina Felix sedang menurun drastis. Changbin tahu soal ini? Jawabannya tidak. Felix selalu mendapat alasan logis untuk menutupi noda darah yang terkadang menempel di baju bagian depannya.

"Latihan buat sekarang segini dulu, kalian bisa pulang sekarang."

Felix bersorak dalam hati ketika pelatih berkata demikian, dia mengambil tas sekolahnya yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya kemudian berjalan kearah gerombolan anak Taekwondo setelah pamit pulang pada temannya yang lain.

Anak-anak berbaju seragam putih-putih itu terlihat fokus ketika Felix sampai di sana, bahkan Jira tampak tidak sadar saat Felix sudah duduk di samping gadis itu dan ikut menonton dua orang yang sedang bertarung di depan.

"Pake kaki lo-- Yap! Tendang!-- Oke, bagus!"

Felix masih tidak paham dengan keadaannya sekarang, dia masih tidak tahu siapa yang sedang bertanding sekarang, serta tidak paham dengan semua jurus serta tendangan maut yang di layangkan anak bersurai kehitaman itu pada anak lelaki yang lebih tinggi darinya.

"Itu siapa?" Tanya Felix, yang mampu membuat Jira langsung menoleh padanya dan memberikan senyuman hangatnya seperti biasa.

"Pacar lo tuh, trus yang tinggi itu si Gendeng." Balas Jira sambil merapikan poni pendeknya yang menusuk mata.

"Si Gendeng? Siapa si Gendeng?

"Si Lucas,"

Felix tertawa kecil. "Kenapa di sebut si Gendeng?"

"Kelakuannya emang Gendeng, Lix."

Felix hanya tertawa kecil (lagi), sebelum memfokuskan pandangannya pada Changbin yang sekarang tengah bersiap untuk bertanding kembali. Seragam Taekwondo miliknya terlihat acak-acakan, bahkan sudah menampilkan baju tanpa lengan miliknya yang sering di pakai sebagai dalaman.

Felix tidak mengerti saat Changbin mulai menyerang sisi tubuh Lucas dan mencoba merubuhkan pertahanan dari cowok jangkung itu, hingga pada detik terakhir dimana Changbin melayangkan tendangan miliknya dan membuat tubuhnya sedikit melayang, Felix tidak bisa untuk tidak kagum pada Changbin karena tubuh besar Lucas langsung ambruk dengan dada yang mendarat lebih dulu.

"Auh..." bukan hanya Felix yang meringis, melainkan hampir semua yang ada disana meringis ngilu ketika tubuh Lucas terjatuh. "Sakit gak sih kalo jatoh pas posisi gitu?"

"Yang namanya jatoh mah sakit semua, Lix." Balas Jira, sedikit geli mendengar pertanyaan polos yang di layangkan Felix barusan. "Apalagi kalo di tambah dapet tendangannya Zibran, beuuh, sakitnya ganda."

"Emang sakit banget ya?"

"Sakit, pipi gue sampe bonyok pas dapet hadiah gitu dari Zibran."

Shoot! [changlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang