Part 22

600 43 0
                                    

Yeonsoo kira sikap Wonwoo yang dingin itu akan tetap sama saat mereka mulai berpacaran, mengingat Wonwoo itu memang acuh pada orang lain terlebih lagi pada perempuan. Namun nyatanya pikiran itu hilang seketika begitu melihat betapa pedulinya Wonwoo.

"Woo, nanti aku ada bimbingan dulu buat olimpiade, gimana?" Wonwoo yang sedang fokus pada buku di depannya sontak mengalihkan pandangannya pada Yeonsoo.

"Ya udah, aku duluan." Yeonsoo setengah merengut mendengar jawabannya, padahal dia pikir Wonwoo akan menunggunya. Dasar tidak peka!

"Ya udah." Wonwoo yang melihat ekspresi menggemaskan Yeonsoo harus menahan sekuat tenaga tawanya yang hampir saja keluar.

"Aku tungguin." Ucap Wonwoo dengan nada datar guna menahan tawanya tanpa menatap Yeonsoo.

Bibirnya yang sempat turun beranjak naik mendengar ucapan Wonwoo itu. Benarkan jika Wonwoo yang saat ini memang berbeda. Walau terkesan dingin tapi mimik wajahnya tak bisa membohongi Yeonsoo kalau Wonwoo itu memang peduli padanya.

Mingyu yang baru saja datang ke kelas Wonwoo hanya bisa menatap jengah kedua sejoli ini. Aneh juga sebenarnya melihat Wonwoo yang sudah tidak jomblo lagi. Dia jadi sedikit menyesal telah menceritakan tentang Yeonsoo dulu.

Bukannya cemburu karena sahabatnya kini telah punya pacar, hanya saja dia tidak tahan dengan sikap Wonwoo yang kalem-kalem minta ditabok itu. Wonwoo itu memang tipe laki-laki yang tidak bisa—jarang—mengekspresikan perasaannya, baik itu pada orang lain bahkan Mingyu maupun Yeonsoo sekaligus yang notabenenya orang terdekat Wonwoo.

"Won, bisa gak sih pake ekspresi dikit?" Tanya Mingyu mengalihkan atensi Yeonsoo dan beberapa siswa lain yang menyadari kehadiran Mingyu tak terkecuali Wonwoo.

"Perlu banget?"

See, baru saja dirinya bicara tapi Wonwoo dengan acuhnya menjawab dengan pertanyaan yang memang tak perlu dijawab lagi. Ngomong-ngomong, sebenarnya apa alasannya dulu dia bisa dan mau berteman dengan Wonwoo?

Kalau diingat lagi, sebenarnya dulu yang pertama mengajaknya berteman itu bukanlah dirinya. Justru Wonwoo sendiri yang melakukannya. Dia tiba-tiba datang, berkenalan, dan mengobrol seadanya dengan Mingyu yang saat itu sedang senang-senangnya karena bisa menempuh ilmu di sekolah impiannya. Dan dari obrolan seadanya itulah yang lambat laun membuat hubungan diantara keduanya tak terpisahkan.

Tapi kembali lagi pada keadaan sekarang dimana dia melihat kesal Wonwoo dengan sifat yang tidak pernah berubah itu. Membuat orang salah paham dengan menganggap dirinyalah yang ingin berteman dengan Wonwoo dulu.

"Igeo bwa! Aigoo, aku berharap sekali sifat acuhnya itu hilang dan tak kembali lagi." (Lihat itu! Astaga)

Yeonsoo hanya tertawa melihat Mingyu yang selalu kesal dengan sikap dan sifat Wonwoo itu. "Aku setuju." Ujar Yeonsoo menambahkan.

Tatapan tajam langsung mengarah pada Mingyu dan Yeonsoo yang terkesan menggodanya, sebelum akhirnya Wonwoo hanya bisa menghela nafas dalam tak bisa berkutip.

Mingyu menduduki bangku kosong di depan Yeonsoo yang entah sedang kemana Sera sebagai penghuni bangku tersebut.

"Btw, Yeonsoo kalau dilihat dari dekat manis ya. Pantas aja pangeran es dari kutub selatan ini bisa luluh." Mingyu hampir saja menyemburkan tawanya melihat tatapan tajam Wonwoo dan wajah merah padam Yeonsoo yang menggelikan untuknya.

"Kim Mingyu, sebaiknya kau pergi saja dari sini jika tidak ada keperluan lagi." Sinis Wonwoo penuh penekanan memgusir Mingyu yang mengganggu ketenangannya.

"Jangan gitulah, Won. Kita kan sahabatan itu gak sehari dua hari, kita itu sahabatan hampir tiga tahun. Masa iya tega ngusir sahabatmu ini yang gantengnya tak perlu diragukan lagi." Siswa yang mendengar candaan Mingyu itu hanya tersenyum kikuk tanpa niat membantah maupun menyanggah ucapannya.

Jika mengingat Mingyu yang memang adalah satu most wanted boy yang memang juga ketampanannya itu patut diakui. Tapi terlepas dari itu semua, hal itu akan terdengar sangat aneh jika Mingyu yang mengatakannya sendiri.

Punya temen kok kayak gini?

••••

"Woo, kamu itu deket banget ya sama Mingyu?" Tanya Yeonsoo di perjalanan pulang bersama Wonwoo begitu dirinya selesai bimbingan olimpiade untuk yang terakhir kalinya.

"Bisa dibilang, iya. Mingyu itu satu-satunya orang yang bisa aku percaya setelah keluarga aku. Walaupun emang sifat dan sikap kita itu jauh berbeda, tapi di satu sisi Mingyu bisa jadi orang dewasa yang mengerti semua keluh kesah yang sedang ku alami." Mendengar penjelasan Wonwok itu membuat Yeonsoo sadar betapa Mingyu penting untuknya. Sama halnya dengan sahabat-sahabatnya yang juga pernting untuk dirinya.

"Oh iya, Mingyu itu kok tinggi bnget ya. Bikin minder tahu." Wonwoo mendengus mendengah keluhan Yeonsoo yang tidak berfaedah itu.

"Aku juga tinggi."

"Tapi lebih tinggi Mingyu."

Wonwoo yang sedikitnya tersulut amarah itu pun membalasnya.

"Aku lebih ganteng."

"Tapi lebih ganteng Min--gyu…"

Wonwoo menghentikan langkahnya membuat Yeonsoo yang tadi keceplosan menatapnya takut.

"Oh, jadi lebih gantengan dia. Ya udah, kamu pacaran aja sama Mingyu sana." Marah Wonwoo yang menurut Yeonsoo sangat menggemaskan jika dilihat.

"Bu-kan gitu maksud aku. Lagipula ngapain aku pacaran sama Mingyu cuma gara-gara dia lebih ganteng dari kamu. Hati aku itu milihnya kamu bukan Mjngyu." Ucap Yeonsoo malu-malu sebelum akhirnya dia melanjutkan langkahnya meninggalkan Wonwoi di belakang sana yang sedang mematung dengan debaran yang semakin lama kian cepat seakan menyadari kebahagiaannya.

__TBC__

Annyeong yeoreobun...
Gimana ceritanya, suka gak???

Aku berharap banget kalian suka sama cerita ini. Kalo ada salah, kritik and saran, aku pengen kalian bilang biar buat ke depannya mungkin bisa lebih baik lagi.

Gomaseubnida<3

Jangan lupa vote+comment-nya chingudeul.

[END] On Bus (SVT Wonwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang