Part 2

1.5K 149 6
                                    

Setelah kejadian di bus tadi, Yerin terus saja membanjiriku dengan berbagai pertanyaan. Mulai dari keadaanku sampai yang paling parah bertanya mengenai laki-laki tadi.

"Tapi Soo-ya kau benar baik-baik saja kan?" Tanya Yerin.

"Ini sudah lebih dari 32 kalinya kau bertanya hal yang sama Yerin-ah." Jawabku jengah akan pertanyaannya.

"Kan aku hanya memastikan. Tapi, tadi Wonwoo keren sekali." Racaunya tidak jelas dangan wajah sumringah.

"Wonwoo? Nuguji?" Tanyaku dengan wajah bingung yang kentara. "Ahh, apakah dia orang yang kau ceritakan padaku?" Terusku. (Siapa dia?)

"Yak! Tentu saja bukan. Wonwoo adalah orang yang tadi menahan tasmu." Kesalnya.

"Menah...ahh, jadi nama laki-laki itu Wonwoo." Seruku ecxited karena mengetahui nama laki-laki itu. Berbeda dengan Yerin yang kini mentap tajam akan ketidaktahuanku.

"Apa?"

"Wonwoo, kau tak mengenalnya?" Yerin bertanya dengan sedikit meningkatkan nada suaranya. Apakah ada yang salah dengan kata-kataku? Memangnya siapa Wonwoo itu?

"Ani, memangnya siapa dia?"

"Heol, daebak. Ternyata ada juga orang yang tidak mengenalnya. Dia adalah salah satu most wanted boy di sekolah yang tergabung dalam grup SVT. Dia juga mendapat beasiswa sepertimu. Jadi, tidak bisa dipungkiri kalau dia itu pintar." Jelas Yerin masih dengan nada suara tingginya membuatku sedikit malu karena beberapa siswa yang lewat menatap aneh ke arah kami.

"Oh. Lalu apa itu SVT?" Kulihat Yerin memegang lehernya dengan wajah kesal, mungkin.

"Wah, kau benar-benar seorang nerd sejati." Ujarnya tidak jelas dengan mengacungkan kedua jempolnya. Apa urusannya pertanyaanku dengan nerd?

_____________________

Sekarang sudah waktunya pulang sekolah. Karena Yerin ada kumpulan dengan klub dancenya, aku harus pulang sendiri.

Saat kakiku sudah hampir menuju halte bus, aku melihat bus yang kunaiki sudah mulai menyalakan mesinnya bersiap meninggalkan halte.

Dengan susah payah aku berteriak dan berlari menuju bus berharap supir bus itu mendengar teriakanku. Dan untungnya supir bus itu mendengar teriakanku.

Setelah menempelkan bus card ku, aku berjalan mencari tempat duduk yang kosong. Tapi dari sekian banyaknya kursi, hanya ada satu kursi kosong dengan siswa laki-laki yang wajahnya tertutup di sisi kursi itu.

Aku pun berjalan menuju kursi itu mengingat betapa pegalnya kakiku karena berlari tadi.

Aku terkejut begitu melihat orang yang duduk di sisiku ini. Sama seperti sebelumnya, aku merasakan keadaan menjadi sedikit gerah dan aneh. Tapi perasaan itu coba ku tutupi mengingat aku harus berterima kasih padanya.

Siapa lagi orang ku maksud selain laki-laki yang menarik atau menahan tasku tadi pagi.

"Bukankah kau orang yang tadi pagi?" Kulihat dia bingung mendengar pertanyaanku. Tidak mungkinkan dia melupakanku secepat itu. Diakan orang pintar.

"Itu...kau yang tadi pagi menarik eh bukan-bukan menahan tasku bukan?" Ralatku.

"Ne."

Aku sedikit terkesima ketika mendengar suaranya. Memang terdengar dingin, tapi juga terdengar kharismatik.

"Aku ingin berterima kasih karena kau telah menahan tasku, jika tidak mungkin aku sudah jatuh tadi." Ucapku sedikit menundukan kepalaku berterima kasih.

"Tak masalah." Jawabnya singkat.

Aku tersenyum mendengar tuturan katanya yang singkat itu. Akhirnya setelah sekian lama, aku bisa mengenalnya bahkan bicara dengannya.

Ah, senangnya.

_TBC_

[END] On Bus (SVT Wonwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang