Hantu ruang bawah tanah

701 81 5
                                    

Guntara, Caitlin, Jeri dan Ana kini tengah melangkah masuk ke dalam rumah tua itu. Mereka hendak menanyakan tentang jeruk kepada Angel.

Mereka celingukan ke kanan dan ke kiri. Memeriksa ruangan tapi tidak ada Angel. Mereka heran, pagi ini Angel tidak ada di rumah.

"Ketemu?" Tanya Guntara.

Mereka semua menggeleng. Guntara menghela napas panjang. Jika begini, mereka akan semakin lama bekerja dan akan semakin lama tertahan di sini.

"Yaudah balik ke sana,"

Namun saat mereka semua berbalik. Tiba-tiba saja Angel sudah ada di hadapan mereka sambil membawa lilin. Membuat mereka memekik kaget.

"SETAN!!"

Angel tertawa mendengar teriakan mereka yang meneriaki dirinya setan.

Guntara beserta yang lain menetralkan degup jantungnya dan deru napasnya. Lama-lama seperti ini mereka bisa terkena serangan jantung.

"Maaf sudah mengagetkan. Saya habis menyiram tanaman." Ucap Angel menjelaskan ke mana dia pergi tadi.

"Tidak apa," jawab Guntara singkat.

"Untuk apa kalian mencariku?" Tanya Angel.

Guntara pun memberi kode ke Ana untuk menjelaskan maksud mereka memanggil Angel.

"Kami membutuhkan buah jeruk. Untuk bahan utama kami,"

Angel langsung paham dengan perkataan Ana. Dia pun mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ikut saya ke dapur. Ada banyak buah yang saya simpan di sana,"

Mereka semua pun mengangguk. Mereka mulai melangkah menuju dapur. Mencari buah yang dicari oleh kelompok hukuman itu.
.
.
.
.
.

Angel membawa mereka ke dapur. Angel menyimpan sayur dan buah-buahan di sana. Angel membuka lemari tempat di mana dia menyimpan buah-buahan itu.

"Saya menyimpan jeruk, apel, pir, stroberi. Pilih saja yang kalian mau,"

Ana menyerngitkan alisnya bingung. Buah yang ditunjukkan Angel masih segar semua. Seperti baru dipetik dari pohonya.

Tetapi di sini tidak ada kulkas. Listrik saja masih mau dibuat oleh mereka. Jadi, bagaimana bisa buah yang hanya di simpan di lemari sangat segar seperti di lemari es?

Sangat tidak masuk akal.

"Dari mana anda membelinya?" Tanya Ana. Angel menyerngit bingung. "Oh, maksud saya. Saya tidak melihat ada pasar, jadi dari mana buah ini?"

"Saya punya kebunnya. Ada di belakang rumah." Jawab Angel dengan masih tersenyum.

"Kalau begitu bagus. Tunjukan kami pohon jeruknya,"

"Lo mau makan pohonnya?" Celetuk Caitlin ngasal. Membuat Jeri menoyor kepala Caitlin.

"Aw, kasar!"

"Lo goblok banget! Ya pohonnya yang mau kita kerjain,"

"Yaudah biasa aja dong! Gak usah pake noyot juga kali," gerutu Caitlin kesal sambil melipat tangan di dada.

"Serah lo!"

Caitlin sangat kesal dengan Jeri. Dia pun pergi dari samping Jeri dan berpaling ke samping Angel. Dia sangat tergiur dengan buah-buahan yang ada di sana.

"Kalau kalian ingin ke kebun, ayo. Akan saya tunjukkan,"

Angel melangkah lebih dulu di depan. Memandu mereka untuk menunjukkan letak kebunnya.

Namun di saat mereka semua melangkah pergi dari dapur. Caitlin malah sibuk memakan buah-buahan yang diberikan oleh Angel.

Melihat itu, Jeri pun berteriak agar Caitlin mengikuti mereka. Bukan malah asik makan sendiri.

"PANJUL CEPAT!"

Caitlin menghela napas kasar. Anak itu selalu saja mengganggu kesenangannya.

Caitlin pun mengambil beberapa buah di tangannya. Agar dia tetap bisa memakan saat bekerja nanti.

Namun buah yang dibawa dia sangat banyak. Sampai tangannya tidak cukup untuk menampungnya.

Alhasil semua jatuh dan berserakan. Caitlin pun jadi panik dan harus mengutip lagi buahnya yang jatuh.

"Yah, eh jangan jatuh dong!"

Buah jeruk yang juga ikut terjatuh, menggelinding menjauhi Caitlin. Caitlin terkejut dan langsung mengejar jeruk itu.

"Eh mau ke mana? Jangan kabur dong!"

Caitlin terus mengejar jeruk itu dan berusaha meraihnya. Tetapi tidak dapat. Entah mengapa jeruk itu sangat cepat menggelinding. Seakan ada yang memengaruhinya.

Jeruk itu menggelinding ke arah yang tidak Caitlin ketahui di mana. Yang jelas dia seperti mengarah ke bawah tanah.

Terdapat tangga curam di depan mata Caitlin. Caitlin sedikit ragu untuk turun. Tapi jeruknya menggelinding ke arah sana. Dan dia harus mendapatkannya.

Caitlin pun memutuskan untuk turun ke tangga yang curam itu. Hanya demi jeruknya.

Caitlin menuruni satu-persatu anak tangga dengan hati-hati. Takut terpeleset dan membuatnya jatuh.

Dan akhirnya Caitlin sampai di lantai paling dasar. Caitlin menatap sekeliling. Sangat aneh suasananya.

Di setiap sisi terdapat lilin bertingkat. Dan hidup. Caitlin berpikir mungkin karena tempat ini gelap makanya lilin terus hidup.

Bulu kuduk Caitlin mendadak berdiri saat memantau situasi ruangan ini. Ruangan yang sangat menyeramkan. Tetapi terkesan seperti tempat tinggal seseorang.

Sebab tempat ini rapi. Terdapat rak buku besar di depan matanya. Juga ada sofa duduk untuk satu orang.

Hal itu membuat Caitlin sangat penasaran. Dia pun mencoba untuk menelusuri ruangan bawah tanah itu.

Caitlin pun mengambil salah satu lilin dan di bawanya untuk melangkah. Mencari jeruknya yang hilang itu.

Dengan hati-hati Caitlin melangkah. Dia juga takut jika di sini ada hantu seperti di film-film. Apalagi rumah ini sudah tua dan usang.

"Serem banget sih!" Gumam Caitlin ketakutan.

"Jangan ganggu gue ya? Gue sendiri," ucap Caitlin entah kepada siapa. Mungkin ke penunggu yang ada di tempat ini.

Tiba-tiba sepasang bola mata Caitlin menangkap buah jeruk yang dia cari-cari. Senyumnya merekah sempurna. Dengan cekatan dia pun langsung berjongkok dan mengambil jeruk itu.

"Hah! Dapat juga kau akhirnya. Jangan coba-coba kabur dari Caitlin ferguso!"

Caitlin pun bangkit dengan senyum masih terlukis di bibirnya. Namun seketika senyumnya meluntur saat mendengar sebuah suara menusuk ke telinganya.

"Caitlin..."

Suara itu langsung membuat jantung Caitlin mendadak terhenti. Dia kembali diserang rasa takut. Ini kedua kali dia mendengar suara orang yang memanggil namanya.

Caitlin menoleh ke kanan. Namun tidak ada orang. Dia beralih menoleh ke kiri. Namun tidak ada orang juga. Jadi siapa yang memanggilnya?

"Aku di belakangmu...."

Caitlin perlahan berbalik ke belakang. Dengan sisa keberanian yang dia punya. Dia melihat sosok yang sangat aneh. Dan membuatnya menjerit histeris.

"AAAAAAA!!!!!!!"

Caitlin langsung jatuh lemas di lantai. Kesadarannya hilang sepenuhnya saat itu juga.












Terima kasih sudah mampir

❤️

Teror telaga kematian [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang