Aksi kabur berujung petaka

689 79 3
                                    

Tengah malam pun tiba. Saat-saat yang sangat ditunggu oleh Guntara dan teman-temannya. Mereka yang sudah siap dengan segala perlengkapan langsung berkumpul membuat lingkaran di dalam kamar.

"Gue gak tau ini bakal berhasil atau enggak. Yang jelas kalau kita sama-sama, gue yakin gak ada yang bisa mencegah kita!" Ucap Jeri dengan penuh keseriusan.

Mereka semua mengangguk.

"Sekarang kita kabur!"

Mereka berempat akan keluar lewat jendela. Karena jika dari depan itu akan sangat berbahaya. Bisa saja Angel akan lewat dan memergoki mereka.

Guntara dan Jeri berusaha keras untuk menjebol jendela kayu tanpa suara. Agar Angel tidak mengetahui aksi kabur mereka.

Dan keberuntungan kini memihak kepada mereka. Jendela tersebut berhasil terbuka tanpa mengeluarkan suara keras.

Guntara menyuruh Caitlin dan Ana untuk keluar terlebih dahulu. Kemudian disusul oleh Jeri dan Guntara.

Mereka berjalan merangkak dari samping rumah. Guntara yang berada di posisi paling depan melihat situasi.

Dan situasi sudah cukup aman. Tidak ada siapapun di luar. Guntara memberi kode kepada teman-temannya kalau situasi sudah aman.

Sedetik kemudian mereka lari sekencang dan sekuat tenaga menjauh dari rumah tua itu. Tempat yang nyaris merenggut nyawa mereka semua.

Mereka terus berlari tanpa henti. Mereka harus segera menjauh dari rumah itu. Dan ketika dirasa sudah cukup jauh, mereka kemudian berhenti untuk mengistirahatkan kaki mereka sejenak.

Napas mereka terengah-engah. Mereka berempat terlalu cepat berlari.

"Gue capek!" Keluh Caitlin dengan keringat yang sudah membanjiri wajahnya. Jaket yang dia kenakan juga meresap keringatnya.

"Gue juga, tapi kita harus segera kabur sebelum ada yang tahu!"

"Ayo!"

Mereka pun kembali berlari. Menelusuri hutan belantara yang sangat gelap. Entah ke mana mereka arah mereka. Mereka hanya mengikuti ke mana kaki mereka membawa mereka.

Mereka berempat berhenti di sebuah pertigaan. Mereka sangat kebingungan ke mana mereka harus melangkah.

"Sekarang ke mana?" Tanya Ana. Dia juga sangat bingung memilih jalan.

"Kata buyut gue, kalau kita gak tau jalan. Kita ikuti ke mana arah angin berhembus," jawab Jeri.

"Lurus!"

Mereka pun kembali melanjutkan langkah. Mereka mengambil jalan lurus. Mereka berempat tidak lagi berlari karena sudah tidak sanggup.

Namun tanpa mereka sadari. Mereka telah memilih jalan yang salah.

Jurang!!!

.
.
.
.
.

Mereka berempat terus berjalan menelusuri hutan. Dalam keadaan gelap, mereka hanya di bekali senter yang sewaktu-waktu akan habis baterai.

Di tengah-tengah perjalanan mereka. Tiba-tiba saja terdengar suara semak belukar bergerak.

Mereka berempat saling mendekat. Mereka takut sekali dengan suara yang sangat mencekam di tengah malam ini.

"Itu suara apa?" Tanya Caitlin dengan nada sangat ketakutan.

Guntara, Jeri, Ana, dan Caitlin saling memperhatikan sekitar. Celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri. Berharap kalau itu bukan binatang buas.

Namun saat Jeri menatap ke belakang Caitlin. Tiba-tiba matanya membelalak. Dia melihat sesuatu yang sangat mematikan ada di belakang Caitlin.

"Itu apa?" Tanya Jeri dengan bibir yang gemetar sambil menunjuk ke arah belakang Caitlin.

Plak!

"Jangan nakut-nakuti gue PANJUL!!" pekik Caitlin sambil menarik-narik kerah baju Jeri.

Ana dan Guntara turut membelalak saat melihat sesuatu di belakang Caitlin. Dan tiba-tiba....

Wraungg!!!

"AAAAAA!!!"

"CAITLIN!!!"

Yang ada di belakang Caitlin ternyata adalah seekor serigala. Dan serigala menarik dan menggigit kaki Caitlin.

"TOLONG!!!!"

Caitlin menjerit minta tolong. Dia sudah sangat merasakan sakit di bagian kakinya. Caitlin terus menunjang tenggorokan serigala itu berharap dia melepaskan Caitlin.

Tetapi aksi Caitlin tidak membuahkan hasil. Serigala itu lebih kuat menggigit kakinya sampai kakinya tidak bisa digerakkan.

"ARGHHH!!!!"

"Kita harus tolongin Caitlin!" Seru Ana yang sangat kepanikan.

"Tapi gimana? Gue gak tau cara ngehadapi serigala!" Balas Guntara tak kalah panik.

Ana mengingat sesuatu. Dia pernah ikut pramuka dan dia tahu cara membuat binatang kabur. Termasuk serigala.

"RENTANGKAN TANGAN KALIAN LEBAR-LEBAR!"

Teriak Ana memberi instruksi kepada teman-temannya. Guntara dan Jeri pun mengikuti perintah Ana.

"TATAP SERIGALA ITU DAN JANGAN BERKEDIP! ANGGAP SERIGALA ITU MUSUH!!"

Guntara dan Jeri pun menatap serigala itu seperti perintah Ana.

"BUAT SUARA GADUH! TERIAK! TAPI JANGAN MEMBUAT SUARA LOLONGAN SERIGALA!"

Mereka bertiga pun berteriak sekuat-kuatnya sambil terus menatap serigala itu.

"AAAA!!"

"BBBB!!"

"CCCC!!"

"WAKAKAKA!! AAAAA!!! OLEHOOOO!! WUHUUU!! WAYAAAWWWW!!! ARGHHHH!!!

Mereka bertiga sekuat tenaga berusaha untuk menghentikan aksi serigala itu menggigit kaki Caitlin.

Caitlin sendiri sudah tidak sanggup lagi untuk berteriak. Kakinya sudah terasa sangat perih.

Guntara, Jeri, dan Ana tak henti-hentinya berteriak. Mereka semakin mengeraskan suara mereka hingga serigala itu menghentikan aksinya.

Dan keberuntungan memihak terhadap mereka. Serigala itu melepaskan mulutnya dari kaki Caitlin.

"PURA-PURA MATI CAITLIN!!" teriak Ana menginstruksikan Caitlin. Caitlin pun melakukannya dengan segera.

"AAA!! IIII!!! ARRHHH!! HUAAA!!"

"BRAAAA!! AAAA!! PERGI LO TAI!!!"

Sedangkan mereka masih terus berteriak dengan keras sambil terus menatap serigala itu dengan tatapan mematikan.

Dan keberuntungan kembali kepada mereka. Serigala itu pun perlahan melangkah mundur dan kemudian berlari meninggalkan mereka semua.

Mereka bertiga terduduk lemas di tanah. Tenggorokan mereka sangat sakit karena berteriak sangat kencang. Juga mata mereka sudah merah padam karena tidak berkedip.

Ana pun bangkit dan menghampiri Caitlin yang terkulai lemah di tanah. Guntara dan Jeri pun menyusul Ana.

"Sa.. kit.." Caitlin meringis kesakitan sambil menangis. Gigitan serigala itu mampu merobek kakinya.

"Tenang, kita akan bantu kamu!" Ucap Ana sambil mengusap air mata Caitlin.

"Bawa Caitlin, kita harus mengobati kakinya." Lanjut Ana memerintah Jeri untuk menggendong Caitlin. Karena Caitlin tidak mungkin berjalan sendiri dengan kondisi kaki yang terluka.

Jeri pun langsung berjongkok dan mencoba untuk mengangkat Caitlin. Membawanya ke tempat yang lebih aman dan jauh dari binatang buas lainnya.



















Heloo semua

Terima kasih sudah mampir

❤️

Teror telaga kematian [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang