Ana Louisiana

833 80 7
                                    

Ana Louisiana. Gadis cantik itu kini sedang duduk manis di kantin kampus sambil membaca buku fisikanya. Pelajaran yang sangat dia sukai sejak sekolah menengah pertama.

Ada ungkapan berbunyi, "Fisika adalah Raja dari Segala Ilmu Pengetahuan". Seluas apa jagat raya ini, seluas itulah ilmu fisika.

Oleh karena itu, studi fisika tidak pernah berhenti, termasuk yang terkait dengan studi astronomi. Setiap tahun, di berbagai negara, jurusan ini tetap diminati oleh generasi mudanya, termasuk Indonesia.

Termasuk Ana. Karena kecintaannya dengan dunia fisika dia pun memutuskan untuk masuk jurusan geofisika.

Program studi Geofisika mempelajari seluk beluk bumi dan lingkungannya dengan memanfaatkan kaidah-kaidah fisika dan metode matematika.

Ilmu Geofisika berusaha mencari tahu dan menjelaskan fenomena fisika yang terjadi di bumi dan lingkungannya sekarang dan masa lalu untuk bisa memproyeksikan fenomena yang akan terjadi pada masa depan. Fenomena fisika tersebut dinyatakan dalam bentuk parameter fisis yang terukur.

Ana sangat mencintai bumi kelahirannya. Sehingga dia menekuni bidang itu dan akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.

Tempat favorit Ana adalah perpustakaan. Sebab di sana dia bisa menemukan buku-buku yang berkaitan dengan mata perkuliahannya. Membaca salah satu hal yang membuatnya bahagia.

Sehingga hidupnya terkesan monoton. Selama ini dia hanya belajar tetapi tidak pernah pergi weekend atau hangout bersama teman-temannya atau keluarganya.

Ana sebenarnya bukan tidak suka pergi hangout bersama teman-teman seperti kebanyakan orang. Tetapi karena Ana tidak memiliki teman yang hobi seperti itu. Orang-orang yang dia temani cenderung sama seperti dirinya. Terlalu serius dengan belajar.

Sebab Ana berasal dari keluarga yang tekun belajar. Kakeknya adalah seorang profesor fisika. Kedua orangtuanya juga bekerja sebagai dosen mata perkuliahan fisika di kampus yang berbeda. Jadi jangan heran kalau Ana akan kecipratan fanatik dengan mata pelajaran tersebut.

Ana juga memiliki pribadi yang tertutup. Dia susah bersosialisasi terhadap lingkungan baru. Butuh waktu lama untuk dia menyesuaikan diri.

Sejak dia masuk ke dunia sekolah. Ana selalu minder pada siapapun. Dia sangat tidak nyaman dengan lingkungan di luar rumahnya. Dia merasa asing. Sehingga dia lebih banyak diam dan sering menjauh dari keramaian.

Ana selalu berpenampilan tertutup dan tidak fashionable. Dia selalu memakai celana panjang dan baju lengan panjang. Rambutnya juga tidak pernah tergerai, dia selalu mengikat satu di belakang. Juga kacamata yang selalu bertengger manis di hidung mancungnya.

Buku-buku tentang seluk-beluk bumi tidak pernah absen ada di tasnya. Meskipun itu bukan buku pembelajaran, tetapi Ana suka membacanya. Bahkan setiap hari dia bisa membeli buku baru karena dalam sehari dia bisa habis membaca buku setebal 700 halaman.

Untuk menuju ke kelasnya. Ana selalu berjalan melewati lapangan basket. Karena letak lorong kelasnya berada di sebrang lapangan itu. Meskipun kelasnya lebih jauh lagi ke dalam.

Hari ini Ana mendapat jadwal kuliah siang hari. Ana berangkat ke kampus dengan penampilan seperti biasa. Monoton dan tidak bergaya. Buku-buku fisika juga selalu berada di tangannya.

Dia berangkat ke kampus selalu menaiki angkutan umum atau memesan ojek online. Sebab tidak ada yang mengantarnya karena orangtuanya sibuk bekerja

Dan hari ini Ana memilih untuk naik ojek online. Karena dia tidak ingin berbaur dengan orang-orang yang sama dengannya di angkutan umum. Dia merasa risih walau tidak berbicara atau saling pandang.

Butuh waktu sekitar 20 menit dari rumah Ana untuk sampai ke kampusnya. Di sepanjang perjalanannya dia hanya diam di boncengan sambil melihat sekeliling jalan raya.

Tak lama Ana pun sampai di depan kampusnya. Dia kemudian turun dan memberikan helm yang dia pakai. Lalu dia merogoh kantongnya dan memberikan uang kepada driver.

Setelah Ana membayar semua dan mendapat kembalian. Ana kemudian melangkah masuk ke dalam kampusnya.

Kampusnya kini terlihat ramai oleh mahasiswa yang berlalu-lalang keluar masuk ke kampusnya. Ana hanya menundukkan pandangan di sepanjang perjalanan.

Namun saat Ana berjalan dari pinggir lapangan, kesialan menimpa dirinya. Tiba-tiba sebuah bola basket melayang dan dengan keras terlempar ke kepalanya.

"Argh!!"

Ana meringis kesakitan sambil terduduk memegangi kepalanya. Dia pun langsung dihampiri oleh kelompok pemain basket yang tadi bermain di lapangan.

"Lo gak papa?" Tanya seorang lelaki yang tadi tanpa sengaja melempar bola ke Ana.

Ana menatap cowok itu dengan tajam. Ia menyipitkan mata dan mengerucutkan bibirnya. Dia sangat geram karena dia sudah berjalan baik-baik tetapi tiba-tiba ditimpuk oleh bola.

"Saya sedang jalan bagus-bagus dan tiba-tiba anda melempar bola ke kepala saya, menurut anda itu tidak apa-apa?!" Pekik Ana dengan bahasa sangat baku.

Para mahasiswa yang bermain bola basket itu sedikit aneh dengan cara bicara Ana yang sangat baku. Memanggil dirinya dengan saya dan anda.

"Ehm, maaf. Gue gak sengaja, gue terlalu gencar main jadi.."

Ucapan cowok yang memukul bola basket ke kepala Ana terhenti. Ana sudah lebih dulu menyela ucapannya dengan menusuk.

"Bermain?" Ana menampilkan ekspresi terperangah. "Anda bilang anda di sini sedang bermain?"

Cowok itu berusaha untuk menjelaskan kepada Ana kalau ini semua hanyalah kecelakaan. Tetapi sepertinya Ana sangat gencar untuk menyudutkan cowok itu.

"Ini adalah kampus. Seharusnya anda belajar untuk meraih cita-cita anda. Bukannya bermain dan sampai mencelakai orang lain. Bermain basket hanya membuang-buang waktu dan tidak berguna! Sama seperti dosen olahraga,"

Mereka semua terperangah dengan segala ucapan Ana. Tidak menyangka dia akan membawa nama dosen olahraga bahkan merendahkannya.

Namun tiba-tiba Ana terdiam dan menunduk ke bawah. Karena seseorang mendengar semua perkataan dirinya yang menghina dosen olahraga.

"Maaf," ucapnya sambil menunduk. Dia sangat merasa bersalah karena telah salah berbicara. Ana pun sudah bisa menebak kalau dirinya akan mendapatkan hukuman.

Dosen olahraga itu melangkah mendekati Ana yang masih setia menunduk.

"Tadinya saya ingin meminta maaf denganmu. Tetapi karena saya mendengar kamu menghina profesi saya, kamu akan saya laporkan ke kepala universitas agar mendapat hukuman." Terang seorang dosen olahraga yang sedang praktek bersama mahasiswanya tadi. Kemudian dia mengajak anak didiknya untuk kembali ke lapangan.

Ana menghela napas kasar. Hari ini sangat sial baginya. Ibarat kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itu yang sedang Ana alami.

Selama dia kuliah di sini, baru kali ini dia membuat masalah dan mendapat hukuman. Sebelumnya dia adalah mahasiswi yang paling berprestasi. Nilai-nilai yang diperolehnya selalu A. Mungkin setelah ini nilainya akan menjadi C.

Ia pun kembali meneruskan langkah menuju kelasnya sebelum dia dipanggil untuk menghadap ke ruangan kepala universitas.














Kasian Ana😌

Ikutin terus cerita ini ya guyss

Jangan lupa vomennya

❤️

Teror telaga kematian [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang