Ending

809 76 10
                                    

Guntara melepaskan bibirnya yang melekat dengan bibir Susan. Mata mereka beradu dengan sangat dekat. Merasakan bahwa pertemuan mereka sangat singkat dan cepat.

"Aku mencintaimu dengan setulus hatiku,"ucap Guntara sambil menatap lekat mata Susan.

Susan semakin memperderas air matanya. Dia tak kuasa mendengar semuanya dari mulut Guntara. Sangat menyakitkan untuknya.

"Aku berharap ada keajaiban dari Tuhan setelah ini," lanjut Susan sambil menyentuh pipi Guntara.

Guntara tersenyum penuh arti. Dia membelai rambut Susan yang secara keseluruhan berwarna putih itu. Kemudian dia membawanya ke pelukannya.

"Jangan sedih, semua akan baik-baik saja." Lanjutnya.

Susan mengangguk-anggukkan kepalanya. Guntara segera melepas pelukan agar tidak membuang waktu lebih lama lagi.

Guntara menjauh dari Susan. Dengan berat hati, dia harus merelakan segalanya. Demi menyelamatkan Susan dari jerat kutukannya.

"Aku sudah siap," ucapnya sambil menatap mantap Ratu albino.

Ratu albino tersenyum sangat senang. Karena Guntara melakukan segalanya dengan ketulusan hatinya.

"Ketulusanmu akan berbuah manis Guntara," gumam Ratu tersebut dengan senyumannya yang sangat mengembang.

Rekan-rekan Guntara yang lain menitikkan air mata kepedihan mereka. Tak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Dan mereka sangat belum bisa jika harus kehilangan Guntara.

Caitlin langsung berlari memeluk Guntara begitu erat. Seakan sangat tidak rela jika Guntara mengorbankan dirinya. Ana dan Jeri turut menyusul Caitlin dan bersama-sama memeluk Guntara. Sebagai salam perpisahan sebelum mereka tak lagi berjumpa.

"Gue gak mau lo pergi," ucap Caitlin diiringi isak tangis. "Kita harus pulang bareng-bareng Gun!!!" Pekik Caitlin dengan perasaan sangat tidak rela.

Guntara menitikkan air mata kesedihannya. Dia juga tidak ingin melakukannya. Tetapi dia harus melakukannya.

Guntara melerai pelukan mereka. Bagaimana pun juga mereka harus kuat kehilangan dirinya.

"Gue harus ngelakuin semuanya. Lo pasti bisa tanpa gue," ucap Guntara menatap mereka dengan tulus.

"Gue pergi,.."

Guntara menjauh dari rekan-rekannya. Dia kembali menghadap Ratu. Dia sudah siap mengorbankan segalanya.

Caitlin semakin tersedu-sedu melihat punggung Guntara yang semakin menjauh. Jeri langsung menangkup tubuh Caitlin yang hampir jatuh ke tanah.

"GUNTARA!!!" pekik Caitlin histeris. Dia sangat tidak ingin kehilangan Guntara. Sama seperti yang lainnya.

Susan bersama rekan-rekannya menatap Caitlin tak tega. Mereka turut merasa terpukul atas apa yang dialami oleh mereka.

"Aku siap Ratu," ucap Guntara dengan nada lantang dan mantap.

Ratu albino tersenyum senang. Dia sangat bahagia karena Guntara bisa dengan tulus menolong Susan. Guntara memang sangat cocok dan pantas menjadi cinta sejati Susan.

Ratu albino mengangkat Guntara dengan jari telunjuknya. Dia menerbangkan Guntara untuk mendekat dengan posisinya.

Ratu mulai untuk mengambil jantung Guntara dari dalam tubuhnya. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mencabut jantung Guntara.

Caitlin, Susan, bersama dengan rekan-rekan mereka yang lain menangis sejadi-jadinya. Mereka sangat tak kuasa melihat Guntara yang menjadi korban. Mereka benar-benar kehilangan Guntara.

Teror telaga kematian [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang