|2

522 53 2
                                    

                                 []

  Shone sedang bermain bola bersama teman-temannya hingga pelatih fotografi datang. Ia membawa poster tentang tentang lomba fotografi yang akan di ikuti oleh Shone. Ayahnya yang sedang beres-beres toko memandangi memandang Shone dari jauh.

"Dia selalu main sepak bola bersama teman-temannya tapi tak pernah mau ikut klub sepak bola sekolah."ujar ayahnya Shone.

Ibu Shone yang ternyata seorang bule berkata"biarkan saja. Dia bermain sepak bola untuk bersenang-senang,bukan untuk bertanding."

Ayah Shone mengusap wajahnya. "Andai saja aku berhasil melakukan penalti.."

Ibu Shone menghela nafas."Nah,lagi-lagi kau bicara seperti itu. Shone tak bermain serius bukan karenamu. Kalaupun dia trauma,suatu saat ia akan melewatinya. Lihat,orang yang nyata berdiri di depanku. Sudah melewati hari buruk itu hingga bertahan sampai sekarang bukan?"

Ayah Shone tersenyum.

***

Pagi harinya Nam datang dengan penampilan baru. Ia memasang kawat gigi. Sementara Gie bilang ia aneh dengan kawat gigi tersebut,Nam bersikeras kalau kawat gigi itu kelihatan cantik indah.

Cheer tak mempedulikan Nam,ia menatap kai yang duduk jauh di depannya.kemudian bergumam."Makan..makan nasinya..yes!dia makan nasinya." Nim meledek cheer,"tentu saja,karena dia sedang makan."

"Apa yang sedang kalian lakukan?"tanya gie heran.

Nim menunjukkan lagi buku 9 metode cinta...

Metode kedua (dari Maya):

"Pusatkan pikiranmu dan tataplah orang yang kau suka. Usahakan kau menguasai pikirannya,kemudian suruh dia melakukan sesuatu. Jika berhasil,maka dia pasangan jiwamu.."sebelum Nim selesai bicara,Nam sudah memandangi Shone. Sambil memusatkan pikirannya ia bergumam, "menolehlah padaku...menolehlah padaku..."

Usaha Nam di lihat oleh teman Shone yang kemudian memanfaatkan keadaan itu untuk menoleh hingga bisa mencuri bakso milik Shone. Shone menoleh.Nam menjerit kecil,"Shone menoleh padaku!"

"Siapa yang menoleh Nam?" Tanya Cheer yang duduk di samping Nam.

Nam membetulkan kacamatanya gugup."tidak.bukan siapa-siapa. "

"Kau mencoba menghipnotis Shone ya?" Tanya Cheer curiga.

"Apa kau gila?!tentu saja tidak!" Elak Nam. Meskipun ia ketahuan juga berbohong.

"Lalu kenapa kau bilang buku ini tidak masuk akal?"sindir Nim.

Nam tersipu,"Aku takut kalian akan meledekku..."

Cheer menepuk bahu Nam." Tenang saja Nam..."

"...kami pasti akan meledekmu!" Lanjut teman-temannya sambil tertawa.
.
.
Di tempat lain,Guru Inn sedang bahagia karena di berikan sekotak telur asin oleh guru Phol.

"Sepanjang perjalananmu kau pasti memikirkan aku karena membeli telur ini."ucap guru Inn tersipu malu. Guru Phol hanya tersenyum.

Sepanjang jalan guru Inn bernyanyi gembira dan memamerkan telur telur asin yang di berikan guru Phol. Namun nyanyiannya terhenti ketika di kantor guru,masing-masing meja juga penuh dengan kotak telur asin dengan merek yang sama. Bahkan banyak yang lebih dari satu kotak.
.
.
.

Metode ketiga (dari skotlandia):

"Berikan sesuatu yang berlambang hati kepada pujaanmu."

Kali ini Nam di bantu teman-temannya hendak memberikan Shone hadiah coklat berbentuk hati. Mereka menyingkirkan hadiah-hadiah lain yang ada di atas sepeda motor Shone dan menaruh coklat Nam di atas sepeda motor Shone.

A Crazy Little Thing Called Love (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang