6

95 20 2
                                    

Bagian ini aku susah banget ngerangkai kata katanya biar pas dan mikirnya lama biar momen menegangkannya dapet.

Selamat membaca ;)

****

"Gue gak ada urusan sama lo, gue cuman ada urusan sama temen lo ini" seru sartika menunjuk zahra.

"Kalian ada urusan sama zahra berarti ada urusan juga sama kita berdua" seru anisa berdiri.

"Bocah ingusan aja belaga" seru hana mendorong anisa sampai jatuh.

"Anisa! Lo gak papakan" seru zahra sedikit khawatir anisa hanya menggelengang dan langsung berdiri.

"Baru di dorong aja udah jaloh belaga mau lawan kita" seru sartika sembari senyum iblisnya.

"Eh lo" ucap dian sembari melihat nama yang ada di baju zahra " zahra pulang sekolah gue tunggu di belakang sekolah nyampe lo gak dateng pengecut lo" lanjutnya lalu berlalu meninggalkan kantin.

Setelah kakak kelas itu pergi zahra langsung menundukkan kepalanya ia sedang berfikir apa ia harus menuruti kakak kelas itu atau tidak.

"Ra lo ada masalah apa sama mereka?" tanya aul pindah posisi jadi duduk di samping zahra.

"Gue juga gak tau" seru zahra lemah.

"Ra lo bakal pergi ke belakang sekolah juga?" tanya anisa.

"Gue gak tau harus pegi atau engga"

"Apa perlu gue kasih tau sama kak andrian?" tanya aul memberi saran.

"Gak usah"

"Kenapa gak usah?"

"Gue gak mau ngerepotin dia"

"Yak elah dia kan kakak lo ya gak merasa di repotkan lah" seru atauran.

"Kelas yuk bentar lagi masuk" seru zahra.

"Ya udah ayo ke kelas aja" seru aul dan mereka berlalu meninggalkan kantin.

****

**andrian**

Andrian jika istirahat jarang ke kanrin ia lebih memilih nongkrong di tempat rahasia dan berkumpul dengan teman temannya.

Gak usah di tanya mereka ngapain aja kalian udah tau kan anak berandal ngapain aja ya ngeroko dan membicarakan taktik untuk tauran.

tapi andrian gak ngeroko walaupun dia ketua geng bukan berarti dia ngeroko andrian bukan peroko ia lebih memilih permen dari pada roko.

jadi selama andrian berkagung dengan gengnya ia mengemut permen saja dan gak berani menyentuh roko.

"Eh kantin sana lepernih gue" seru andrian ke salah satu anak yang memang sudah terbiasa di suruh suruh oleh mereka.

"Nah petul tuh" seru raka jedanya sesaat sambil merogoh kantong celananya " nih duitnya" lanjutnya memberi selembar uang berwarna biru.

"Beli apa aja ini?" tanya pria yang akan berangkat ke kantin.

"Terserah yang penting perut gue kenyang" seru andrian sembari membaringkan tubuhnya di kursi yang sudah di sejajarkan dan menutup matanya.

Zahra And ArkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang