--bagaimana kita tahu jatuh cinta pada orang yang benar?--
Alesha mengumpat dalam batinnya, jika saja ia tak menuruti perutnya untuk memakan martabak ia tak akan berada ditempat yang mencengkam ini. Sangat sepi, bahkan hanya ada satu atau dua kendaraan saja yang berlalu lalang.
Mungkin karena kebanyakan orang memilih diam dirumah dengan bersantai menyeruput kopi dan menonton tv.
“ mau pulang ?” tanya laki laki yang baru saja duduk disamping Alesha setelah menghentikan sepeda motornya beberapa menit yang lalu.
Tanpa menoleh kearahnya Alesha hanya mengangguk seraya mengepalkan kedua tangannya, hujan yang turun tak mau berhenti sehingga membuat suasana menjadi sangat dingin.
Terpaksa Alesha harus terjebak ditempat ini bersama orang asing yang menambah suasana terasa menakutkan. Alesha terus melirik jam tangannya dan saat ini tepat menunjukan jarum pendek ke angka 5 dan jarum panjangnya berada diangka yang disebut twelve dalam bahasa inggris itu.
Langit merah yang seharusnya indah kini hanya ada awan hitam dan hembusan angin serta rintikan derasnya hujan. Seakan air itu seperti kesedihan yang malah semakin menjadi.
“ kapan hujan akan berhenti? “ tanya Alesha pada dirinya sendiri dan sampai saat ini diantara Alesha dan cowok itu hanya diam dan membisu menatap setiap air yang jatuh ketanah.
“ udah mau malam lo nggak pulang?”
Cowok itu bertanya lagi pada Alesha meski pertanyaannya yang pertama tadi belum terjawab, Alesha tetap diam sambil melirik jam tangannya yang kini jarum pendeknya bukan lagi diangka lima.
Alesha menghela nafas panjang menatap cowok itu dengan sedikit ragu.
Sekejab Alesha merasa terbius dengan menatapnya.
‘Tuhan tampan sekali makhlukmu ini’.
Sorot mata yang tajam, alis yang tebal, hidung yang mancung dan bibirnya yang merah mampu membuat aliran darah Alesha seakan berhenti seketika. Rambutnya yang sedikit basah membuat Dia semakin sempurna, apalagi ketika air yang menetes dari rambutnya membasahi pipinya rasanya Alesha seperti berhenti bernafas saat itu.
Bukannya aku berlebihan memujinya namun itulah yang sebenarnya, batin Alisha meyakinkan dirinya sendiri.
“ rumah lo dimana? Aku anter pulang sekalian. Hujan hujan gini gak akan ada taxi yang lewat “. Dia mulai memakai jaketnya dan mengambil tasnya.
“ di perumahan GOLD II, jalan Cempaka No. 5 “ jawab Alesha memberikan alamat yang selemgkap lengkapnya.
“ ya udah ayo naik , aku antar “
Perfect Boy lalu memakai helmnya dan menghidupkan motornya.Shitt... sejak kapan aku memanggilnya Perfect Boy?
Alesha tersenyum menepuk jidatnya
sendiri lalu naik keboncengan motornya, untungnya Alesha memakai celana hari ini atau akan sulit jika memakai rok pendek yang sering Alesha pakai sehari hari itu.Dug,..dug,..dug,..
Jujur ini first time, kok jantung gue kayak mau copot gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Boyfriend
Teen Fiction" gue sayang sama lo " " gue lebih sayang sama lo " " nggak perlu pacaran kan?" " tapi kenapa? Lo bilang lo sayang kenapa gue nggak bisa jadi pacar lo?" " karna lo temen gue " " lo nganggep gue temen tapi lo sayang?" " karna gue sayang lah gue nggak...