--Cinta itu nggak buta, dia akan kembali ke tempatnya jika memang sudah saatnya--
Azka merasa tidak suka melihat wanita itu berada dikamarnya dan menyentuh barang barangnya.
Kebenciannya terhadap wanita itu tak menyisakan sedikitpun rasa kasihan atau hormat pada wanita yang telah melahirkannya itu.
“ ngapain lo disini ?” wanita itu tersenyum ketika menyadari kedatangan Azka.
“ mama cuman bersihin kamar kamu sayang “ Azka merasa kesal saat wanita itu memegang sebuah pigura foto dirinya yang hendak dilap.
“ gue nggak punya mama! Dan jangan pegang barang barang gue!”
Hati wanita itu terasa bak dihantam beribu jarum ketika mendengar anak laki lakinya membentaknya dengan kasar. Walau ini bukan kali pertama sikap Azka begitu padanya. Jadi ia harus mulai terbiasa dengan sikap anak laki lakinya itu.
“ Azka nggak boleh ngomong gitu sama mama !” emosi Azka bertambah level ketika melihat seorang laki laki yang merupakan suami wanita itu mencampuri urusannya.
“ lo nggak usah ikut campur! “ laki laki itu mencoba bersabar ketika Azka mulai menggunakan telunjuk jarinya menunjuk tepat didepan wajahnya.
“ Azka kenapa kamu menjadi seperti ini “ suara wanita itu terdengar memelas menatap Azka dengan mata yang berkaca kaca.
“ lo seharusnya bisa jawab itu sendiri! “
Tes..Air mata yang coba ditahan sedari tadi tak kuasa lagi ditahannya, wanita itu memegangi sebagian kepalanya dan duduk lemas diranjang king size milik Azka melihat Azka yang pergi begitu saja.
“ jelaskan semuanya pada nya!!” sebuah tangan kini meengusap lembut puncak ubun ubun istrinya itu dan mendaratkan kecupan singkat disana.
************
“ sial gegara kakak kelas kurang ajar itu gue harus bersihin kamar mandi!”
“ maksutlo kakak kelas?” tanya Kavita tak mengerti.
“ tadi pas bel istirahat keedua Pak Suyudi samperin kita, dan tahu kalau Kak Dhista dihukum. Eh malah dikasih hukuman tambahan suruh bersihin kamar mandi. Cuman gegara Kak Dhista itu ketua osis dan seharusnya dia menjadi panutan yang baik. Tahu gitu gue ikut Azka langsung lari nggak usah nunggu sampek bel bunyi “ Alesha dan kavita tampak bersemangat mendengar cerita Rere.
Saat ini mereka berada diruang tamu rumahnya Alesha sudah dari beberapa menit yang lalu dan si pencerita masih tetap Rere dengan kegiatan hariannya saat ini. Mendapat dua hukuman sekaligus.
“ buahnya kok malah dimakan sendiri, itukan buat Alesha” Dovan terhenti dari aktivitasnya mengupas apel ketika ucapan Kavita melewati indra pendengarannya.
“ Habisin aja rotinya ! “ kali ini sindiran Rere tak mempengaruhi Feri yang masih menikmati roti bakar selai blubery itu dengan lahap.
Mereka berempat memang sepakat untuk menjenguk Alesha malam ini tak terkecuali Azka. Bahkan kedua temannya yang doyan makan itu juga terpaksa ikut karna Azka memaksanya tapi sekarang malah Azka yang tidak terlihat batang hidungnya.
Namun berawal dari obrolan singkat diruang tamu itu menjadikan empat anak dari dua jurusan yang berbeda itu menjadi saling mengenal satu sama lain.dan tentunya hal ini baik.
“ udah nggak papa dihabisin aja! Lagipun aku nggak nafsu makan”
“ lo nggak bisa gitu dong Sa, biar cepet sembuh lo juga harus teratur makannya. Emang masih doyan minum obat sama pisang? “ goda Rere yang sudah tahu jika Alesha sama sekali tidak menyukai buah pisang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Boyfriend
Teen Fiction" gue sayang sama lo " " gue lebih sayang sama lo " " nggak perlu pacaran kan?" " tapi kenapa? Lo bilang lo sayang kenapa gue nggak bisa jadi pacar lo?" " karna lo temen gue " " lo nganggep gue temen tapi lo sayang?" " karna gue sayang lah gue nggak...